Paris, 2019.
Orang-orang menganggap paris adalah kota teromantis didunia. Aku bahkan tidak tau kenapa orang mengatakan itu. Apa karna menara effiel itu? Yang berkelap kelip jika matahari terbenam. Aku bahkan tidak peduli. Bahkan orang-orang disekelilingku selalu saja bilang wahhhh paris sangat indah. Iya sangat indah sampa-sampai aku ingin merobohkannya.
Dimana dia? Apa dia mengerjaiku lagi? Dasar brengsek.
Harusnya aku tak mempercayai perkataaannya.
Astaga sudah sejam aku menunggunya, aku hampir mati kepanasan sekarang. Diparis lagi musim panas dan bahkan kuliatku sudah memerah.
Awas saja kalau dia tidak datang dalam lima menit lagi, akan ku hancurkan mobil kesayanganya yang bernama momo itu.
Beberapa menit kemudian.....
Titt... Titt... Titt...
Orang itu keluar dari mobilnya, melangkahkan kakinya kearahku.
" Maaf meetingnya lebih lama dari yang ku kira " ucapnya sambil terseyum seakan-akan tak punya dosa sama sekali.
Ingin sekali aku menonjok mukanya itu.
Aku bahkan malas melihatnya, dan langsung masuk kedalam mobilnya.
Dan tentu saja dia mengikutiku.
" Kau tidak sopan nona "
" Aku bahkan belum mempersilahkanmu masuk kedalam mobilku " ucapnya lagi sambil membuka pintu mobilnya.
Baiklah, kau menguji kesabaranku. Sekali lagi kau bicara aku akan benar-benar menonjokmu.
Aku menatapnya kesal dan dia malah balik menatap dengan seyuman.
" oke baiklah, aku akan mengantarmu pulang "
" atau makan dulu? " tanyanya melihatku sambil menjalankan mobilnya.
" Pulang " ucapku tanpa melihatnya.
" Kau yakin? Aku tau kau belum makan. "
Aku hanya mengendus.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Non-Fiction" Jangan pernah memakai pakaian itu lagi " " Hey, itu bukan urusan " " Aku sudah memperingatkanmu " " i dont care " " If you wish " " Yak, what are you doing? " " make you unable to wear any clothes " "what? Are you crazy? " " Ya. im c...