~ Happy Reading ~Langkah kakinya begituh cepat ingin segera masuk kedalam ruangan yang pintunya bertuliskan Ceo Adalson bahkan beberapa karyawan yang memberi hormat padanya tidak dihiraukannya. Setelah dari rapat paginya bersama rekan kerja, baru dia melihat pesan itu membuatnya mengerang kesal sambil memegang ponselnya erat.
" Sial " umpatnya ketika dia sudah didalam ruangan itu menghempaskan dirinya disofa.
" Apa yang stella janjikan pada si brengsek itu . Apa aku harus menanyakannya langsung " pikir axcel tapi itu tidak mungkin, bagaimana di akan bertanya bahkan gadis itu tidak tau kalau alexi menyadap ponsel miliknya bisa-bisa dia yang disadap oleh stella.
Dia juga tidak ingin terburu-buru membuat rencananya semua rusak, tapi kita tau alexi bukan orang yang begituh sabar dan keinginan tahunya itu tinggi. Dan semenjak mengenal stella dia sangat proktektif terhadap gadis itu untuk selalu menjaganya dan tidak membiarkan siapapun menyentuh gadisnya itu jika hal itu terjadi maka dia tidak akan segan-segan melakukan hal tidak menyenangkan kepada orang itu.
Lama bergulat dengan pikirannya hingga dia tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, yaitu waktu yang tepat untuk makan siang tentunya, dan tidak lama ponselnya berdering.
" Halo tuan " ucap orang diseberang telfon.
" Ada apa? " tanya alexi.
" Nona lee keluar bersama manajernya "
" Benarkah? Ikuti kemana pun dia pergi "
" Baik tuan " ucap orang itu.
Setelah mendapat telfon itu alexi melanjutkan pekerjaannya.
Sedangkan stella akhirnya bisa keluar dari apartement itu yah setidaknya dibutuh udara segar. Dan disinilah dia berada disebuah salon bersama manajernya.
" Kau bilang tidak usah datang " ucap manajernya.
" Jika kakiku tidak sakit aku tidak akan menelfonmu tau " ucap stella.
" Kau yakin kakimu baik-baik saja? "
" Tentu, kenapa kau cerewat sekali "
" Dasar gadis nakal, kau ingin ku pukul. Aku ini sahabat mu bodoh "
" Mana ada sahabat mengatai sahabatnya bodoh "
" Aku "
Sebenarnya gadis yang menjadi manajernya adalah sahabatnya sendiri. Stella tidak memiliki banyak teman karna sebuah alasan tertentu dan satu-satunya temannya adalah cristen.
" Jika bukan karna kau, aku sudah mengundurkan diri jadi manajermu " ucap cris.
" Jangan begituh cris, nanti kau cepat tua. Lihat lah keriput diwajahmu itu "
" Bagaimana aku tidak keriput jika kau selalu membuat ku kesal. Dan kau apakan lagi ponselmu itu "
" Aku tidak sengaja menjatuhkannya "
" Lagi? "
Cris sudah terbiasa dengan alasan itu, entah berapa kali sahabatnya itu menjatuhkan ponselnya sendiri dengan kurung waktu sebulan sekali, apa itu sebuah hobi stella.
" Ayolah, cris itu hanya sebuah ponsel. Aku bisa membelinya lagi "
" Aku tau. Tapi kenapa tadi wajahmu begituh pucat, apa alexi tidak memberimu makan " ucap cris, tapi itu tidak mungkin pikirnya.
Setelah mendapat pesan itu wajahnya memang wajah stella sedikit pucat, dan setelah membanting ponselnya dia harus menghubungi sahabatnya melalui telfon apartement alexi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Non-Fiction" Jangan pernah memakai pakaian itu lagi " " Hey, itu bukan urusan " " Aku sudah memperingatkanmu " " i dont care " " If you wish " " Yak, what are you doing? " " make you unable to wear any clothes " "what? Are you crazy? " " Ya. im c...