Beam POV
Orang-orang mulai mengatakan jika aku berhati dingin.
Orang-orang terus bertanya kemana perginya Beam yang jahil itu.
Orang-orang terus bertanya kapan aku akan mulai bermain-main dan bersenang-senang lagi.Tapi jika mereka benar-benar mengenal dan peduli padaku, maka mereka akan memperhatikan.
Di balik senyum jahilku terdapat kesedihan.
Di balik kekonyolanku terdapat kekosongan.Aku tidak berhati dingin.
Aku hanya mengistirahatkan hatiku.
Hatiku sedang beristirahat sementara.
Aku perlu menyembuhkannya.Phana ...
Bajingan Brengsek.
Sepotong sampah bodoh!
Aku tidak butuh dia!
Persetan dengan persahabatan kami!
Persetan dengan apa pun yang pernah kami lalui!Aku meluapkan semuanya.
Tapi ..... Ini masih menyakitkan.Wayo?
Jangan membuat aku memulai.
Potongan sampah yang menjengkelkan dan bodoh!
Bajingan kurang ajar sialan.
Perusak hubungan orang!
Perebut pria orang lain!Aku menumpahkan semuanya.
Tapi tetap, dia memiliki apa yang tidak aku miliki...Cinta.
Hidupku sangat menyedihkan.
Aku memiliki orang tua yang tidak menginginkanku.
Kakek-nenek yang meninggalkanku sendiri.
Seorang sahabat yang berubah menjadi kekasih yang mungkin menginginkanku hanya untuk seks (beruntung kami tidak melakukannya).Tidak ada seorangpun yang menginginkanku.
Tidak ada yang mau mencintaiku.Jadi....
Kenapa pria itu berusaha keras untuk mendekatiku.Dan apa ini?
Hanya dengan melihat gantungan kunci jelek ini saja membuatku tertawa.Sekarang istirahat makan siang.
Aku mungkin harus pergi dan makan sesuatu.****
Saat aku sedang menikmati makan siangku...
"Hei, Beam."
Aku mengalihkan perhatianku dari makananku.
"Apa yang kau inginkan, Phana?"
"Kita teman, bukan? Semua kursi penuh. Boleh kita duduk di sini?"
Kita?
Aku melihat Wayo di belakang Phana."Terima kasih." Kata Phana.
"Hei! Aku tidak mengatakan 'ya'."
"Bahkan jika kau bilang tidak, aku tetap akan duduk di sini." Kata Phana.
"Lalu kenapa bertanya?"
"Karena aku ingin menguji seberapa getir kau nantinya."
"Jika kau di sini untuk membuat masalah, lebih baik kau pergi."
"Hei! Kami hanya ingin duduk di sini. Kaulah yang memulai drama!" Sela Wayo.
Aku bersumpah aku ingin memukul wajahnya.
"Kalau begitu, aku akan pergi." Kataku akhirnya.
"Kenapa? Kau takut akan cemburu melihat kami bermesraan?" Wayo berkata dengan seringaian di bibirnya.
Bajingan ini!!
"Tidak." Ucapku tegas.
"Jika kau masih memiliki perasaan untukku, maka aku tidak keberatan untuk threesome." Kata Phana.
Aku mendengus.
"Jangan berpikir terlalu tinggi, brengsek." Kataku.
"Kata orang yang merasa getir." Balas Phana.
"Aku tidak merasa getir dan tidak cemburu. Kenapa aku harus cemburu pada sepotong kotoran menjengkelkan ini?" Kataku sambil menunjuk Wayo.
"Berani sekali kau!" Teriak Phana.
Semua perhatian seluruh kantin tiba-tiba tertuju pada kami.
"Apa ini? Pertengkaran?"
"Omg! Apakah ini cinta segitiga?"
"Tunggu, Phana mendua!"
"Mungkin Beam sedang mencoba memisahkan PhaYo?"Orang-orang mulai berbisik.
Aku frustrasi.
Aku merasa sangat bodoh dan malu.Aku ingin melarikan diri, tapi kakiku tidak mau bergerak.
"Baby! Maaf aku terlambat."
Aku menoleh.
Kemudian aku merasakan bibirnya menempel di bibirku.
Mataku melebar.
"Kau sudah lama menunggu?"
Aku hanya berkedip.
"Siapa mereka, baby?"
Aku terus berkedip.
"Beam? Baby?"
"Hah?" Aku bertanya dengan bingung.
"Siapa orang-orang ini." Forth bertanya padaku.
"Bukan siapa-siapa." Jawabku.
"Bagaimana kalau kita pergi dan makan di luar?"
Aku melihat sekeliling..
Aku merasa sangat tidak nyaman di sini.Lalu aku menatap Forth.
Aku tersenyum dan mengangguk.
"Oke, ayo kita pergi."
Forth meraih tanganku dan membawaku ke motornya.
Aku bisa melihat Phana dan Wayo tertegun saat aku berjalan pergi.
Aku duduk di motor Forth.
Forth menjalankan motornya.
Aku tertawa.
"Ada apa?" Forth bertanya padaku.
"Kau tahu, kalau ini sebuah dongeng, kau akan menjadi pangeran yang hebat. Dan motormu ini akan menjadi kuda putihmu."
"Dan kau akan menjadi apa?"
"Aku tidak tahu. Gadismu atau seorang putri, ku rasa."
"Bagaimana kalau menjadi ratuku."
Aku tertawa.
"Bagaimana kalau menjadi kekasih dulu?" Jawabku.Ciiiitttt!
Forth menghentikan motornya tiba-tiba."Apa-apaan kau!" Aku berteriak.
"Kau bilang apa?"
"Apa?"
"Kau ingin kita menjadi kekasih?" Forth bertanya padaku.
"Kenapa? Kau tidak mau?" Aku balas bertanya.
"Tentu saja aku mau!" Dia berteriak.
"Kalau begitu, kurasa sekarang kita sepasang kekasih." Kataku kemudian.
Aku bisa melihat wajahnya memerah.
Imut.
Mungkin kaulah yang akan meluluhkan dan membantuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORROW (Bahasa Translate)
FanfictionTerjemahan dari Ff ForthBeam "SORROW" Title : SORROW Author : lilgrandmama Indo Trans : tunglingcha Thanks to : xryelx