BERUSAHA

136 10 1
                                    

Semenjak kejadian 1 minggu yang lalu dikantin, tidak membuat shea patang menyerah untuk berusaha mendekati Gara. Bahkan sekarang shea sudah mulai lebih berani dari sebelumnya,mulai membawankan gara bekal,mengikuti kemana saja selama disekolah,stalking medsos gara, shea lebih dari penguntit menurut gara. Dan sudah membuat gara jerah melihat kelakuan shea.

"gw enggak habis pikir shea segitu demannya sama lu"

"tapi kalau gw jadi gara,ntu shea langsung gw GAS cuy"

Gara yang mendengar itu langsung menengok ke arah Mario dan kevin.

"berisik lu pada ,gw enggk fokus ni" suara langit dengan ketus yang sedang bermain games dengan anton.

"anjirrr... gw kalah" anton marah-marah karena kalah main games dengan langit

"Hahahahhaha" mereka serempak

Hanya gara yang Cuma diem sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya.

<<<<<

Disisi lain kelas shea sedang ada mata pelajaranya olahraga. Gadis berponi itu hanya cemberut saja karena seperti biasanya bekalnya ditolak oleh gara.

"senyum dong shea" nika memberi semangat

"cisss" shea menunjukan deretan giginya sambil tersenyum.

"nah gitu dong, yuk kita kelapangan" ajak nika sambil menyeret tangan shea.

Setiba dilapangan murid-murid kelas IPA X-3 melakukan pemanasan dengan senam ringan dan lari ditempat. Sebelum melakukan olahraga basket, untuk mengambil nilai mereka.

"aku takut gagal lagi bell" shea dengan nada cemas

"gw yakin kali ini lu bisa shea" bales bella dengan gaya tangan kaya popey.

"anak-anak kita mulai saja, untuk mengambil nilai olahraga basket, bapak mulai dari no urut absen" ujar pak david.

Satu-satu anak sudah dipanggil dan kali ini giliran shea .

"sheandara maharani wijaya" panggil pak david

Shea maju kedepan dan bersiap untuk memasukan bola ke dalam ring, lemparan pertama gagal. Shea berusaha lagi untuk lemparan kedua ternyata gagal lagi.. sampai 2 menit shea enggk berhasil memasukan bola ke ring. Shea hanya mengambil nafas panjang lalu membuangnya "huffs" lalu pergi kepinggir lapangan.

"enggk papa2 shea masih ada minggu besok" dara mengelus punggung shea

"iya benar kaya dara,, semangat shea" ujar bella dan nika

"baik anak2nya pelajaran hari ini sudah selesai, saya harap yang hari ini belum lulus ujian. Untuk bersiapkan diri untuk minggu besok, kalau masih gagal lagi jangan harap saya kasih nilai. Terima kasih" ucap pak david dan langsung meninggalkan lapangan.

Rey menghampirkan shea yang masih dipinggir lapangan.

"mau gw ajarin shea"

Shea yang merasa ada orang disampingnya langsung menengok kesamping.

"shea belajar sendiri aja ray, makasih iya" tolak shea dengan ramah dan shea bangkit menyusul temannya yang sudah pergi ke kantin.

Ray yang melihat punggung shea hanya tersenyum kecil.

Dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat mereka berdua dengan tatapan yang dingin.

Kringg...kringg..kringg..

Murid-murid SMA ANGKASA bersorak ria karena saatnya jam pulang.

"Gw duluan iya" pamit nika

"itu bocah gercep banget"ucap bella sambil memasukan buku2nya ke tas.

"gw duluan ya,supir gw udh nunggu..dadah.."pamit dara melambaikan tangannya.

"pulang barang yuk"ajak bella

"makasih bell aku pulang sendiri aja lagi masih ada urusan aku"

"ywdh gw tinggal iya,, hati-hati dijalan shea" pamit bella

Suasan sekolah sudah sepi sudah banyak murid-murid yang pulang ke rumahnya atau main.

Saatnya shea untuk latihan basket, untuk mendapat nilai ujian minggu besok. Shea enggak mau nilai olahraganya anjlok,bisa-bisa mamanya bisa ceramah 7 malam melihat nilai shea yang jelek.

"sebel..sebel..sebel" ujar shea sambil menghentakan kakinya .

Shea sudah berulang kali jajal untuk memasukin bola ke ring tapi gagal terus. Dan saat melempat bolanya ke ring..

"aw..." rintih kesakitan seseorang

Shea yang melihat itu langsung menghampirin untuk meminta maaf, dan saat orang itu menghadap kearah shea.

"maaf kak"ucap shea sambil membentuk huruf V dijarinya.

"lu itu..argh sial banget selama ketemu lu" bentaknya sambil menatap sinis ke arah shea.

Shea hanya menunduk dan meremas ujung roknya kencang hingga kukunya berubah warna putih.

"aku enggak sengaja kk, biar shea bersihin kepala kk"shea mengangkat kepalanya dan mengambil sapu tangan dikantung seragamnya untuk membersihkan sisa tanah yang ada dirambut kakelnya.

Jarak mereka cukup dekat shea bisa mendengar hembusan nafasnya, dan membuat jantungnya berjoget ria. "enggak sehat untuk jantung shea"gumamnya dalam hati.

"jangan sentuh muka gw" tangan shea ditepis dengan kasar.

"ta..ppii.. mmu..." belum sempat melanjutkan sudah dipotong pembicaraan shea

"lu budeg eh.."dengan suara tegas dan tatapan yang tajam shea hanya bisa menunduk menahan sesak, karena selama ini orang tuanya belum pernah membentak atau berkata kasar denganya.

Setalah berhasil membuat shea diam tak berkituk Gara pergi meninggalkan shea sendiri yang masih diam ditempat. Bola yang dilempar shea mengenai kepala gara yang hendak berjalan pulang.

<<<<<

Setelah mengantar buku keruang guru, gara langsung pergi keluar untuk pulang. Pintu gerbang sekolah harus melewati lapangan. Saat berjalan dikoridor gara menangkap sosok seseorang yang sedang bermain basket dengan wajah yang kelelahan. Tanpa orang itu sadari gara memperhatikannya dan mengangkat bibirnya berucap "payah".

Lucu saat melihatnya sedang memasukin bola ke ring tidak berhasil malah marah-marah sendiri. Saat gara memutarkan badannya. "aw..." rintih gara yang kesakitan kepalanya terkena bola.

"maaf kak"ucapnya sambil membentuk huruf V dijarinya.

"lu itu..argh sial banget selama ketemu lu" bentak gara sambil menatap sinis ke arah shea.

Shea hanya menunduk dan meremas ujung roknya saat gara membentuknya.

"aku enggak sengaja kk, biar shea bersihin kepala kk" balesnya dengan mengangkat kepala lalu mengambil sapu tangan dikantung seragamnya.

Jarak mereka cukup dekat gara bisa mendengar suara jantung shea yang berdetak lebih cepat. Saat tangan shea ingin membersihkan rambut gara.

"jangan sentuh muka gw" tangan shea ditepis dengan kasar.

"ta..ppii.. mmu..." belum sempat melanjutkan gara sudah memotong.

"lu budeg eh.."dengan suara tegas dan tatapan yang tajam ke arah shea.

Setelah itu gara pergi meninggalkan shea yang masih diem sambil menunduk kebawah, gara tahu kalau ucapannya kasar. Tapi gara enggak peduli dengan semua itu, bagi gara semenjak shea hadir disekolahnya membuat kepalas gara pusing melihat kelakuannya yang terkadang keterlaluan.

SHEANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang