Chapter tiga

618 68 2
                                    

       Mungkin tidak ada jawabannya,
       bahkan hanya untuk mencintai
       diri sendiri.
                         Kim Taehyung
                                 👑

Jennie perlu ekstra sabar saat menghadapi Taehyung di kelas bimbingan. Setiap Jennie menerangkan materi bukannya memperhatikan, cowok itu justru sibuk sendiri. Ada saja yang di kerjakan cowok itu seperti membuat gambar seorang anak lelaki sedang tidur atau bersiul-siul tidak jelas.

Sebenarnya tadi Taehyung tidak masuk kelas, sampai akhirnya pak Juna yang turun tangan dan mencari keberadaan cowok itu.

Jennie menarik napas panjang. "Coba kerjain soal ini"

Jennie menunjuk sebuah soal di buku cetak lalu ia sodorkan ke depan Taehyung. Jangankan berhenti untuk menggambar, melirik ke buku yang di sodorkan Jennie saja tidak.

"Taehyung!"

Cowok itu tidak menggubris teriakan Jennie. Menganggapnya seperti angin lalu.

Bibir Jennie sudah gatal ingin mengeluarkan kata makian. Ia mengambil buku yang ada di atas meja kemudian menggulung buku itu dan memukul punggung Taehyung dengan buku tersebut.

Taehyung mengaduh. "Apa-apan sih lo?!"

"Niat belajar gak sih?!"

"Nggak" balas Taehyung enteng.

Jennie menarik napas lagi, dia harus bisa bersabar. Dengan terpaksa cewek itu tersenyum. "Mana yang kamu ngga tahu? Biar aku bantu"

"Semuanya"

Jennie menatap Taehyung dengan kekesalan tertahan. "Kita mulai dari nomor satu"

Dengan sabar, Jennie menjabarkan rumus demi rumus yang gampang di tangkap otak.

Seperti guru sungguhan, Jennie mengulangi beberapa bagian yang sulit. Berharap Taehyung mengerti.

"Udah, sekarang kerjakan soal itu. Caranya sama yang tadi aku ajarin"

"Kalo gue bisa jawab dengan benar, gue dapat apa?"

Jennie mengangkat alisnya. "Ya---kamu menjadi pintar"

"Gimana kalau kita taruhan?"

Jennie sedikit tertarik mendengarkan usul Taehyung. "Taruhan apa?"

Taehyung memperhatikan soal di depan meja. "Ada sepuluh soal, kalau gue jawab bener. Lo harus nurutin tiga permintaan gue"

"Mana boleh"

Taehyung mengangkat bahunya. "Yaudah gue gak mau ngerjain soal itu"

Jennie menghela napas. "Yaudah deh"

Taehyung menunduk, mulai mengerjakan soal dari nomor satu.

Tidak ada suara diantara mereka, hanya suara kertas yang dibolak-balik. Dua manusia ini sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Sekitar lima belas menit, Taehyung baru selesai mengerjakan soal itu. Diletakannya bolpoin berwarna hitam itu ke atas meja.

"Udah selesai?" Tanpa menunggu jawaban dari mulut Taehyung, Jennie sudah terlebih dahulu mengambil buku tulis cowok itu.

Matanya membulat seketika, tidak percaya kalau Taehyung menjawab sepuluh soal dengan benar. "I---ini---"

"Gimana?" Taehyung mengangkat dagunya. Ia mendekatkan wajahnya di depan wajah Jennie. "Siapkan diri lo"

                         👑👑👑

Perlahan, mata Taehyung terbuka saat merasakan cahaya dari mentari pagi menyeruak masuk ke indra penglihatannya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Dilihatnya jam dinding sudah menunjukan pukul delapan lebih dua puluh menit. Yang pasti, sekolah sudah di mulai beberapa jam yang lalu. Taehyung sedikit heran kenapa bibi Yue tidak membangunkannya, atau dia saja yang tidak dengar?

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang