When it comes not just to be
present but to stay
Kim Taehyung
"Tae kamu tau nggak apa istimewanya dari hujan?" Taehyung mengernyit sewaktu gadis disampingnya ini menanyakan hal seperti itu.
"Engga"
Gadis berambut sepinggang itu tersenyum kecil lalu menjulurkan tangannya membiarkan rintikan air hujan membasahi telapak tangannya. "Mau tahu?"
"Apa?"
"Hujan itu selalu datang meski dia tahu rasanya jatuh berkali-kali"
"Kaya kamu"
"Kok aku sih?"
"Kamu udah datang dihidupku meski aku selalu buat kamu marah, kecewa tapi kamu tetap ada buat aku" Taehyung mencubit pipi pelan pipi Erika.
"Masa?"
"Bodo"
Gadis itu terkekeh, ia menautkan jari-jemarinya dijemari Taehyung yang terasa dingin. "Aku suka tangan kamu"
"Tangannya doang?"
"Orangnya juga iya" Ucapnya membentuk senyuman yang sangat manis menampilkan lesung pipinya. "Tangan kamu gede dan halus kaya tangan papa"
Hanya sebatas genggaman tangan tapi mampu mengungkit kenangan Erika bersama papanya yang sudah meninggal dua tahun lalu. Gadis itu sering bercerita tentang orang tuanya kepada Taehyung, katanya mamanya menjadi gila semenjak kematian papanya karena kecelakaan.
Taehyung melingkarkan tangannya di pinggang Erika, memeluk gadisnya itu erat-erat. Mereka masih terlalu kecil untuk bisa memahami rasa ini, namun yang Taehyung rasakan ketika ada didekat Erika adalah sebuah kenyamanan.
Lagi dan lagi kenangan yang sudah lama Taehyung pendam kembali muncul dikepalanya. Taehyung membuka mata, mendapati dirinya masih telanjang di kamar mandi. Dinyalakannya shower untuk mendinginkan kepalanya. Kenapa hati---dan pikirannya selalu tertuju kepada Erika bukan Jennie?
👑👑👑
Gojeg yang Jennie tumpangi berhenti didepan sebuah rumah kecil. Jennie melihat motor ninja merah Taehyung terpakir digarasi, senyum sumringah mengembang dibibirnya.
Dia melangkah masuk kedalam melewati pekarangan base anak bangtan. Begitu tiba didepan pintu, Jennie mengangkat tangan mengetuk pintu. "Permisi!"
Tidak ada jawaban dari dalam membuat Jennie kembali mengetuk pintu lebih keras. "Permisi! Taehyung bukain pintu dong!"
Jennie menghela napas, ia bergeser kesamping mengintip di jendela kaca. Tidak ada orang didalam, membuat Jennie mengetuk jendela itu. "TAEHYUNG! KAMU DIDALEM NGGAK?!"
Geram sendiri karena tidak juga mendapat balasan, tak sengaja Jennie membuka knop pintu yang ternyata tidak dikunci. Setelah menimbang untuk masuk atau tidak Jennie memilih nomor satu.
Perlahan kakinya menginjak lantai ruang tamu yang sepi. Jennie pun bergerak ke dapur, menemukan kekosongan yang sama.
"Taehyung?" Matanya menyapu ke sekeliling.
Jennie memilih mengambil ponsel untuk menghubungi nomor Taehyung. Tidak mungkin cowok itu tidak ada dibase, pasalnya dialah yang menyuruh Jennie untuk ke base anak bangtan.
Ketika terhubung samar-samar telinga Jennie mendengar suara deringan ponsel dari salah satu kamar.
"Lagi tidur pasti" Gumamnya kemudian mematikan sambungan dan membuka pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME
FanfictionMenceritakan tentang Kim Taehyung (tokoh utama dalam cerita ini) yang kehilangan seorang panutan dalam hidupnya. Hidupnya tidak seperti yang di bayangkan orang lain. Meski bergelimang harta, Taehyung merasa hidupnya sepi dan tidak berarti. Belum la...