Chapter empatbelas

446 44 2
                                    

       So comfortable that i forget that we are
       only friends
                              Jennie kim
                                    👑
               

Alunan suara piano menyelimuti salah satu ruang musik SMA Victie Bline. Sebenarnya sekarang adalah waktunya istirahat, namun cowok ini lebih memilih untuk pergi ke ruang musik daripada kantin.

Taeyong menutup matanya, menghayati setiap tuts piano yang yang ia mainkan. Tanpa melihat tuts piano pun dia sudah hafal di luar kepala.

Ketika cowok itu membuka mata, ia hampir terjungkal kebelakang dengan mata yang melotot seperti mau keluar dari tempatnya.

"LO NGAPAIN DISINI?!" Teriak Taeyong refleks ketika melihat Jennie berdiri di depannya dengan memeletkan lidah dan menjulingkan matanya.

Jennie terkekeh dengan santai ia duduk di sebelah cowok itu. "Hallo hehe" Cengirnya tanpa merasa berdosa.

"Gue nanya ngapain lu kesini bocil"" Ulang Taeyong sedikit kesal.

"Ihh gue bukan bocill" Jennie mempoutkan bibirnya, berpura-pura ngambek seperti anak kecil

"Sama aja. Lu adik kelas gue"

"Iyeiyee. Btw tadi permainan piano lo ba---aduh"

Pletak!

"Ishh sakitt tauk" Dengus Jennie ketika Taeyong menjitak kepalanya.

"Lu gue lu gue. Gue ni kakel lu ya sopan dikitt" Cowok itu hendak tertawa sebab mulut Jennie bergerak-gerak seperti merapalkan mantra.

Taeyong meneruskan permainan pianonya yang tadi sempat tertunda. Tangannya mulai menekan tuts sehingga mengeluarkan melodi yang beraturan.

Di sisi lain, Jennie sedang memperhatikan cowok di sampingnya ini bermain piano dengan sangat indah dan enak di dengar. Kadang Jennie sempat berpikir kalau Taeyong mirip dengan Taehyung. Ngomong-ngomong sudah empat hari ini Jennie tidak melihat cowok dingin itu. Eh ralat--- kemarin ia sempat melihatnya di koridor sekolah tetapi justru cowok itu berlalu saja seperti menghindar.

Padahal Jennie rindu dengan cowok dingin itu, meski terkadang mengesalkan namun tetap saja ia rindu.

"Darah!"

Jennie terkejut sambil mengerjapkan matanya.

"Jen lo mimisan?"

Jennie kemudian menyentuh hidungnya. "Gue----"

Jennie terdiam mengatupkan bibirnya rapat, menahan napasnya beberapa detik ketika Taeyong mengelap darah yang keluar dari hidung Jennie dengan tangannya. "Lu sakit?"

"Engga kok ini cuma mimisan biasa" Balasnya sambil menunjukan senyumnya

"Udah makan?"

"Hah?"

"Udah makan belum?"

"Belum"

"Yaudah kita ke UKS aja setelah itu gue beliin lo makan"

Tangan Taeyong meraih tangan Jennie, menuntun cewek itu keluar dari ruang musik. "Mau gue gendong aja?"

"Hah?"

Cowok itu mendecak pelan. "Budeg"

"Eh---" Jennie menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "engga kok aku masih kuat hehe"

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, ada ketujuh orang yang selalu bersama ini sedang mengintip untuk bisa melihat pemandangan ini.

"Heran gue, Jennie sama Taeyong ada hubungan apa sih?" Kata Hoseok sambil geleng-geleng kepala.

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang