SEPASANG kaki jenjang melangkah memasuki gerbang utama sekolah dengan anggun. Tubuhnya berbalut kemeja putih lengan pendek dan rok abu-abu di bawah lutut serta terjahit name tag bertuliskan Allea Geffie A. Matanya tak henti-hentinya takjub menyadari betapa megahnya sekolah barunya. Berbeda dengan sekolahnya di kampung yang sepuluh kali lebih kecil dari sekolah ini.
SMA Deluxe, salah satu sekolah terfavorit yang terletak di Ibu Kota Jakarta ini. Mendengar nama sekolahnya saja sudah mampu membuat Allea merinding. Deluxe dalan Bahasa Ingris berarti sangat Bagus (mewah), artinya sekolah ini dipenuhi oleh siswa siswi yang menawan seperti Raja. This is Amazing!
Langkah kaki gadis itu membawa dirinya sampai ke ruang TU (tata usaha). Pintu ruangan itu tertutup rapat. Dia harus masuk kedalamnya untuk mengisi dokumen dan mengetahui dimana kelas untuknya. Allea menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya mengetuk pintu.
"S-selamat Pagi" sapanya dengan penuh kesopanan.
"Pagi" seorang wanita paruh baya menyahut. Dia memutar kursinya menghadap lawan bicara. "Silahkan masuk, Kamu siswi baru itu kan?" Allea mengangguk ramah.
Allea memang siswi baru di sekolah ini, itu sebabnya dia harus mengisi data dirinya terlebih dahulu. Dan juga Allea merupakan siswi beasiswa. Walaupun penampilannya culun, tapi prestasinya patut di acungi jempol. Sejak SD dia memang bersekolah dengan pangkuan beasiswa, berkat kecerdasannya.
"Duduklah!"
Allea mengembangkan senyumnya lalu duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan guru itu. Terlihat guru itu sibuk memainkan Jari-jemarinya dilaptop yang ada dihadapannya.
"Sebentar lagi kamu akan saya antar ke kelas, kamu bisa panggil saya bu Farah." kata Buk Farah, sambil menyerahkan dokumen untuk Allea.
Allea menelan ludahnya dengan susah payah. Ternyata wanita yang dihadapannya ini adalah guru Matematika killer yang sering diceritakan oleh Bayu teman masa kecilnya yang sudah pindah duluan ke Jakarta tiga tahun yang lalu. Bicara soal Bayu, kemana anak itu? Ini hari pertama Allea menginjakkan kaki di SMA Deluxe. Apakah sahabatnya yang satu itu tak ada niat menemaninya? Dasar Bayu.
Selesai mengisi folmulir Allea langsung di arahkan oleh Buk Farah menuju kelas X IPA 1-ruangan yang akan menjadi tempatnya belajar. Sampai di perempatan jalan, langkah keduannya berhenti seketika. Suara Buk Farah menggelegar meneriaki sekumpulan siswa brandal yang memakai seragam urak-urakan. Allea tak menghiraukannya, dia hanya menggeleng-gelengkan kepala menanggapinya. Tapi tubuh Allea terhuyung ke belakang saat seorang cowok yang tadi di teriaki Buk Farah melarikan diri. Tanpa meminta maaf terlebih dahulu, cowok itu berlalu.
"DHEFFIIINNN... MAU KEMANA KAMU!?" cowok itu terus saja berlari tanpa menghiraukan teriakan Buk Farah yang melebihi kerasnya toa masjid.
🌻🌻🌻
Bel masuk berbunyi. Seluruh siswa masuk kedalam kelasnya masing-masing. Tanpa aba-aba kelas X IPA 1 yang tadinya riuh berubah menjadi senyap ketika mendapati Buk Farah berada di ambang pintu.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi buk" serempak semuanya.
"Seperti yang kalian lihat didepan." Buk Farah melirik sedikit ke arah Allea. "Hari ini saya membawa siswi baru pindahan dari Bandung"
"Anak baru?"
"Hai cantik."
"Cupu gitu di bilang cantik. Rabun?"
"Norak"
"Paling juga anak beasiswa"
Pedas
Panas
Menusuk
Ocehan-ocehan yang lemparkan teman barunya seakan menjadi sarapan pagi yang mengerikan. Memang benar jika mereka mengatakan Allea terlihat cupu. Itu karena Allea sama sekali belum pernah menyentuh alat make up. Jangankan menyentuh, berniat membelinya saja Allea harus berfikir tujuh hari tuhuh malam, sebab masih banyak kebutuhan yang belum terpenuhi ketimbang membeli satu macam make up.
"Sudah Sudah!" Buk Farah mencoba menetralisir keadaan yang mulai ricuh. "Ayo perkenalkan dirimu" Allea mengangguk.
"Perkenalkan nama aku Allea Geffie Abila, aku-... " belum siap Allea memperkenalkan diri teman temanya langsung memberinya celetukan panas lagi.
"Widiihh.. Namanya Ale guys.."
"Ale apa? Ale-ale minuman kali.. Sini gue cicipin dulu, maknyus gak?.."
Gelak tawa menggelegar seketika setelah cacian dari teman-temannya yang usil.
"DIAAM!" teriak Buk Farah geram karena sikap muridnya yang selalu membully murid pindahan. "Allea, silahkan duduk dibangku kosong yang ada disitu"
Allea tersenyum kikuk sebelum menjawab, "Baik Buk"
Belum sampai Allea melangkahkan kakinya menuju bangku yang kosong. Kakinya dicekal oleh seorang siswi yang nakal. Alhasil ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh kelantai.
Brukhh!!!
"Hahahaha " terdengar kembali gelak tawa seluruh siswa melihat Allea tersungkur di lantai.
"Sudah! Diam semua! Kalian bukanya nolongin malah asik ketawa" Buk Farah membantu Allea yang terlihat meringis kesakitan. "Kamu gak papa kan atau ada yang sakit?"
"Engak kok buk. Saya gak papa" Allea kembali berjalan terpincang-pincang dan duduk dibangku yang kosong.
"Makanya pake kaca mata biar gak jatuh" cibir cewek yang menebabkan Allea jatuh ke lantai.
Dia adalah Ratu Melani, salah satu ketua geng cewek-cewek hits yang disegani disekolah. Bagaimana tidak, Ratu sendiri adalah anak kepala sekolah ini. Tentu saja hal ini membuatnya semakin bertindak seenaknya dan bahkan tak jarang ia membully siapa pun yang dia anggap melanggar perintahnya.
"RATU!" Bentak buk Farah keras. "Yang sopan kalo bicara"
"Kalo memang itu realitanya gimana dong buk?"Ratu berdiri dari tempat duduknya. "Iya gak girls?"
"Iya buk.. Yang dibilang Ratu bener" jawab salah seorang anggota geng Ratu.
"Ibu dengerkan? dia aja jugak bilang gitu"
"Kamu kalo dikasi tau itu nurut jangan ngelawan!" Buk Farah mulai tersulut emosi.
"Emang ibu orang tua saya yang bisa ngatur-ngatur saya?" remeh Ratu.
"Kamu berani ngelawan? Kamu mau saya aduin ke Pak Revan?"
Ancaman Buk Farah barusan sontak membuat Ratu berhenti berkicau. Lebih baik ia menghentikan perdebatan ini dari pada harus diadukan kepada papanya. Bisa-bisa seluruh fasilitasnya mendadak hilang akibat perdebatan receh ini.
🌻🌻🌻
Dont forget to follow username di bawah ini
And
Vote+share cerita ini ke temen-temen kalian ya.
Follow juga
Ig: wicann_
Nanti di follback kok:"
Salam,
Wican
KAMU SEDANG MEMBACA
Dheffin
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Hari-hari Allea begitu berwarna saat pertama kali menginjakkan kaki di SMA barunya. Dia terus saja di hujani oleh ketakutan-ketakutan yang berimbas sial. Belum lagi saat dia bertemu dengan sosok cowok yang paling di kagumi s...