"Heh, cewek kampung!" Ratu menggebrak meja Allea, sehingga sang empunya tersentak. "Belagu banget lo, pake jatoh segala, kan gue jadi di omelin."
"K-kan, kamu yang tadi cekal kaki aku" tutur Allea ragu.
Brak!
Ratu menghantam lagi meja yang ada di hadapannya. Kini tangannya mencekam kerah baju milik Allea. "Berani lo ngelawan gue, hah?!" Allea menggeleng. "Anak baru aja belagu lo!" Ratu mendorong tubuh Allea, sehingga Alea terduduk kasar di bangkunya.
Tak ada satu orang pun yang berani menegakkan keadilan di kelas ini. Lebih baik mereka diam dan menonton, dari pada hanya berkata 'lo keterlaluan Ratu' simple. Tapi dampaknya sangat luar biasa. Siapa pun yang berani menentang Ratu, maka siap-siap angkat kaki dari sekolah ini.
"Come on guys, kita ke kantin." Ratu mengajak dua teman gengnya yang langsung di angguki. "Gerah gue lama-lama disini. Bau aroma kampung" sarkasnya mengarah pada Allea.
Ratu and the geng melenggang keluar dengan kepala terangkat. Anggkuh. Memang. Seperti itulah Ratu. Biarkan dia bersikap sesuka hatinya, maka hidupmu akan tenang.
"Yang sabar ya, Al. Ratu emang begitu, sombong. Seenaknya aja kalo ngomong." ucap seorang cewek teman sekelasnya.
"Iya."
"Oh ya, nama gue Iren, Iren Natasha" kata Iren mengulurkan tangannya.
Tanpa ragu Allea menjabat tangan Iren sambil mengangguk. "panggil aja aku Lea."
Setelah berkenalan dengan Iren, mata Allea melirik ke arah bangku kosong yang ada di sampingnya.
"Itu bangkunya Dheffin." seakan paham tatapan mata Allea, Iren menjawab tanpa di minta. "Dia emang sering telat."
Allea hanya ber-oh ria. Namanya siapa? Dheffin? Seperti terdengar tak asing oleh Allea. Tapi sudahlah. Kembali ke topik awal, jadi dia sebangku dengan seorang cowok? Allea harap sikap cowok itu sama seperti Bayu, yah walaupun Bayu sedikit gemulai, tapi dia bisa menjadi teman yang baik untuk Allea. Ah membicarakan Bayu lagi, Allea jadi ingat, kalau Bayu tak masuk hari ini. Baru saja Allea menerima pesan darinya kalau Bayu harus mengantarkan Papanya ke bandara untuk berangkat bisnis ke Luar Negeri.
"Kantin yuk, Lea?" tawar Iren. "laper gue."
Sebetulnya Allea sedang tak nafsu makan, tapi untuk menghargai pernawaran Iren, dia mengangguk lemah.
🌻🌻🌻
Terlihat dua orang siswa yang tengah sibuk berdiri di depan meja pemesanan. Sudah lima belas menit lamanya mereka disini, namun tak ada satu pun makanan yang mereka pilih. Hanya membolak-balikan buku menu makanan saja.
"Yaelah Dhef.. " temannya mendengus sebal, "Mau berapa lama lagi sih lo bolak-balik tuh menu? Nanti keburu masuk, Man"
Dheffin A Vergara, begitulah yang tertulis di name tagnya. Spesies cowok pentolan SMA Deluxe yang paling ganteng, sekaligus paling di takuti oleh sebagian cewek-cewek yang tidak suka masalah. Dheffin, setiap langkahnya selalu di iringi oleh keributan. Bagaimana tidak, hampir seluruh siswi SMA Deluxe ini naksir ketampanannya. Termasuk Ratu, siapa pun yang tercium olehnya dekat dengan Dheffin, maka siap-siap menjalani hidup penuh penindasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dheffin
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Hari-hari Allea begitu berwarna saat pertama kali menginjakkan kaki di SMA barunya. Dia terus saja di hujani oleh ketakutan-ketakutan yang berimbas sial. Belum lagi saat dia bertemu dengan sosok cowok yang paling di kagumi s...