Siang hari yang panas. Mentari sedikit lebih dekat dengan bumi kali ini. Hari yang sedikit berbeda serasa panas dan terasa berada diubun-ubun. Bunga-bunga yang ada dipinggir jalan tampaknya sedikit layu dan kurang indah untuk dipandang mata. Kendaraan dijalan raya tampak ramai dan bising. Suasana yang cukup berbeda hari ini bagi pasangan ideal yang sedang kasmaran, siapa lagi kalau bukan Winda yang sering dipanggil Cinrara dan pacarnya Riski. Mereka sudah selama setahun ini berpacaran dan hanya waktu terntentu saja mereka bisa ketemu karena mereka terpisah antara ruang dan waktu. Mereka bisa dibilang pacaran secara long distance alias pacaran jarak jauh tetapi cinta mereka begitu kuat karena adanya saling percaya dan saling menjaga. Demi sang pacar Winda rela panas-panasan bersama Riski dengan naik motor sambil mengelilingi kota Surabaya dibawah terik matahari yang menyengat kulit.
" Wah...hari ini aku bahagia sekali sayang.." ucap Winda sambil memegang erat pinggang risky.
"Sama sayang.., aku juga bahagia, apalagi bersamamu,,," sahut Riski.
" Ahh.., masa sih..gombal deh.."
"Beneran deh...sumpah deh,,,,"
Senyum mereka yang mengembang dan memancarkan aura kebahagiaan yang tiada terkira. Perjalanan mengelilingi Surabaya terus mereka lakukan hingga senja berubah dan berganti malam. Kemudian mereka berhenti disuatu tempat dimana Winda dan teman-temannya sering nongrong bareng. Di atas sebuah jembatan yang memang sering digunakan tongkrongan anak-anak muda Surabaya ditemani lampu kota dan pedagang kaki lima. Mereka asyik duduk dan bersadar ditembok jembatan itu sambil memandangi bulan yang sedang bersinar dimalam hari dengan ditemani wedang jahe dan semangkok mie buat berdua. Begitu romantisnya mereka sehingga mereka tidak sadar orang-orang sekelilingnya tertuju pada mereka.
"Seindah rembulan dimalam hari, seanggun pelangi yang berhiaskan warna, cinta kita tak akan pudar walau tertusuk jarum karena aku selalu ada untukmu...Cinrara." puisi Riski didepan Winda.
"So sweet han...aku suka puisimu..." kata Winda sambil memeluk Riski.
Hari semakin malam. Mereka berduapun akhirnya kembali pulang untuk sejenak menghilangkan lelah. Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi Winda dan Riski karena cinta mereka serasa bersatu kembali. Bait-Bait puisi dari Riski serasa teringang di telinga Winda. Bayang-bayang wajah Riski yang rupawan, kini tak bisa terhapus dari ingatannya. Bunga-bunga cinta telah tumbuh dan berkembang menjadi jalinan kasih antara mereka berdua.
***
Keesokan harinya. Winda sudah siap untuk dijemput oleh Riski dengan moto gedenya. Winda masih menunggu didepan kosnya sambil mondar-mandir seperti anak ayam kehilangan induknya dan sesekali ia melihat jam tangannya.
"Kok..lama amat Riski, ga biasanya deh." keluh Winda.
Dari arah yang berlawanan terlihat Dian yang baru datang dari kampung sambil membawa koper yang gede yang berisi baju. Dian terlihat keberatan dan tak mau pikir panjang ia menghampiri Winda yang sedang berdiri di depan gerbang kosnya.
"Eh..,Cinrara, pagi-pagi begini mau kemana...." tanya Dian dengan sedikit menahan rasa berat karena kopernya.
"Mau ke sanggar tari sebentar, besuk lusa ada pentas." jawab Winda.
"O.., lalu kamu nunggu siapa.."
"Biasa..nunggu Riski.."
"Riski..."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS YOU
Novela JuvenilLove is you, cinta itu kamu ! Bagaimana aku bisa mencintaimu jika selalu saja ada masalah diantara cinta kita ? Badai selalu saja menerjang meghempas cinta kita ? Cinta memang buta tak bisa memandang dimana dia akan berlabuh. Mereka saling memperju...