Part 12 : On

7.6K 1.1K 114
                                    

Izin dari Geulna sangat diperlukan bagi Seonna. Bagaimanapun apartemen yang ditinggali Seonna saat ini adalah milik Geulna. Setelah wanita dokter itu mengatakan iya maka ia segera meminta Jimin untuk tinggal sementara bersamanya sampai pria yang baru saja meninggalkan semua kekayaannya itu mendapat pekerjaan.

Meskipun Jimin mengatakan pada Seonna jika ia melepas Theo bukan karena dirinya namun Seonna tahu jika saat mengatakan itu Jimin berbohong. Park Jimin tak pandai menipu seperti Theo. Seonna sudah memprediksi, sama seperti dirinya, Taehyung pasti akan membuat hidup Jimin susah jika pria itu masih tinggal di Seoul. Mereka adalah karyawan terbaik yang tentunya akan sulit dilepaskan Taehyung karena kinerja mereka yang luar biasa dalam menghasilkan uang.

"Melamunkan pisang?" Tanya Jimin datang dan duduk dihadapan Seonna yang menatap pisang.

"Aku ada jika mau."

"Tidak, terimakasih." Seonna segera mengalihkan pandangannya melihat Jimin yang sudah bersiap rapi pagi ini.

"Ingin kemana?"

"Mencari pekerjaan."

"Kita kan baru sampai pagi tadi di Busan, kau langsung cari kerja?"

"Iya."

"Jadi karyawan di cafe Geulna Unnie saja, disana hanya ada dua pegawai dan semuanya perempuan. Siapa tahu dengan adanya dirimu, cafenya akan penuh pengunjung. Kau kan pandai merayu."

"Aku tak mau digaji olehmu."

"Sombong sekali."

"Bukan itu, lalu uang yang kukumpulkan akan percuma jika itu darimu juga."

"Hah?"

"Aku ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah. Jika kudapat uang itu darimu sama saja kau yang beli rumahnya."

"Bukannya tak masalah?"

"Tapi itu rumah untukmu, bagaimana bisa aku menghadiahkanmu rumah yang kau beli sendiri?"

"Jadi kau ingin membeli rumah untukku?"

"Ya!" Jimin berdiri, merapikan dasinya.

Seonna ikut berdiri, "Aku tak ingin kau memberiku rumah."

"Memang ingin apa?"

"Mi Casa yang didalamnya ada aku, kau dan ILY. Tak perlu tingkat yang penting nyaman," ucap Seonna dihadapan Jimin.

°°°°

Burung merpati putih hinggap dibalkon sore ini, menyambut Seonna yang baru saja pulang dari cafe. Wanita itu membuka pintu balkonnya, berjongkok dan mengusap kepala merpati. Ia berjalan kedalam, membawa semangkuk air dan membiarkan burung itu meminumnya.

Sebenarnya Seonna ingin memberinya makan namun ia tak punya pakan burung. Seingatnya ada toko makanan hewan yang tak jauh dari apartemen. Segera ia mengambil coat dan berjalan keluar mencari toko makanan hewan.

Ingatannya ternyata benar, ada toko makanan hewan di dekat sana. Seonna masuk ke dalam dan tersenyum ramah pada pemilik toko lalu mengatakan ingin membeli pakan burung. Setelah menerimanya, ia memberikan sejumlah uang dan diminta menunggu sebentar karena pemilik toko akan mengambil kembaliannya.

Ting.

Pintu terbuka.

"Nona! Apa disini jual makanan kucing?"

Deg. Jantung Seonna berdetak cukup keras. Makanan kucing, toko makanan hewan lalu apa yang berdiri dibelakangnya. Seorang pria mengenakan piyama? Tidak. Itu tak ada. Ini mungkin hanya kebetulan. Siapa yang memakai piyama di sore hari?

SEORSUM [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang