Pagi menyapa, membuat para pekerja harus bangkit dan menyelesaikan pekerjaan mereka. Begitu pula dengan maria, ibu dua anak ini telah lebih dahulu bangun dan membersihkan rumah. Maria tengah membersihkan ruang tamu, namun ketukan di pintu membuat aktifitasnya terhenti.
"Assalamualikum" ucap orang tersebut. "Baru jam 08.00 udah ada yang datang saja" ucap maria dan segera membukakan pintunya."Mas, kamu udah pulang? Kok nggak ngabarin aku sih? Kirain aku siapa namu pagi pagi gini" tanya maria pada suami nya yang memang baru pulang setelah menyelesaikan urusan di Belgia.
"Kan mau bikin surprise buat kalian" Randi mengecup kening sang istri, Maria membawa suaminya masuk kedalam rumah. "Anak-anak mana sayang?" Rendi tak menemukan putra-putrinya di ruang keluarga.
"Kenzo ada di belakang kalau Kyra-" "Papa i miss you, papa kok nggak ngabarin aku bakalan pulang hari ini? Kan aku bisa jemput papa ke bandara. Aku kangen banget sama papa" ucapan maria terputus karena teriakan kyra yang berlari dari lantai 2 dan segera mengambur ke pelukan sang papa. Randi mengelus pucuk kepala anak gadisnya itu.
"Kamu makin lama makin bawel ya" ucap randi pada gadis kecilnya itu. "Nggak kok aku nggak bawel, kan aku mengutarakan isi hati aku pa," kyra melepas pelukan dari papanya.
"Eeh papa udah pulang" Kenzo datang dari belakang dan segera mencium tangan papanya. "Iya, kalian pada laper nggak?" tanya randi pada putra putrinya.
"Iya, lapeeerr banget aku nggak dikasih mama makan dari pagi" kyra memanyunkan bibirnya membuat ia sangat lucu.
"Enak aja, kamu nya aja yg nggak mau makan, semalem aja nangis nangis" jawab maria yg datang membawa banyak cemilan, kyra hanya tersenyum dan membentuk V di jarinya.
"Sayang kamu nggak usah masak ya hari ini, kita makan diluar aja" ucap randi lembut pada sang istri yang dijawab dengan anggukan.
"Kalian siap-siap sana, papa udah laper" suruh papa pada kedua anaknya, kyra segera berlari ke kamarnya diikuti oleh kenzo. Mereka adu lari siapa yang paling cepat sampai di atas.
Kyra yang dasarnya memang pendek dengan kaki yg juga pendek membuat ia kalah. "Kamu nggak akan bisa ngalahin abang adek pendek" remeh Kenzo dan segera berlari ke kamarnya takut diamuk oleh sang adik.
"Liat aja bang kalau aku udah tinggi" teriak kyra tak terima, dengan kesal ia segera berlari ke kamar nya dan segera bersiap untuk pergi quality time dengan keluarganya. Kyra memilih baju dengan tampilan cassual, kyra bukanlah tipe cewek ribet dalam memilih baju.
Tak butuh waktu lama, ia sudah siap dan memilih keluar kamar. Tak berselang lama, kenzo juga keluar dari dalam kamarnya. "Eeh adek kecil udah siap." Kenzo mendekat pada kyra dan mengelus puncak kepala kyra, yang di elus hanya cemberut kesal.
Kini mereka telah berada di ruang keluarga, berkumpul menunggu sang papa yang masih berada di kamar. Cukup lama menunggu papa nya keluar kamar.
Dan, akhirnya Randi keluar dari kamar, diiringi dengan hp yang melekat di telinga nya. Sepertinya ada hal yang penting, begitulah pikir kyra.
"Sayang, papa nggak bisa pergi makan sekarang yaa. Ada dokumen yang harus papa urus buat hari ini, maafin papa ya sayang" Randi meminta maaf pada kedua anak nya karena tak dapat menepati janjinya.
kyra sempat memberungut, namun ia berusah mengerti dengan kesibukan sang papa. Kenzo juga merasa tak masalah, toh mereka bisa delivery begitulah pikirnya.
"Kalo gitu kalian delivery makanan aja, sepuasnya yaa, kita makan dirumah aja rame rame yaa, kan sama aja." bujuk Randi pada putra putrinya, dan diangguki oleh keduanya tanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
KYRA
Teen FictionMasa lalu itu indah yaa, apalagi jika itu tentang kamu Tapi, kamu tau tidak, aku tak bisa selamanya terpaku pada masa lalu. Aku harus hidup, dan hidup akan berjalan di masa depan bukan masa lalu. Maaf, bukan aku tak menyukaimu lagi. Tapi apa gunany...