AWALNYA

36 15 15
                                    

"Yeaay, libur libur libur mantap jiwa" sorak gadis berponi, karena terlalu girang mengahadapi liburan yang ada di depan mata. Ia meloncat kesana kemari sebagai ungkapan rasa senang nya itu. "Btw nih yaa, gue bahagia banget ." ucap esya ikut girang bersama gadis berponi itu. "Iya, kita liburan kemana?" tanya gadis berponi sebut saja nama nya kyra.

"Gue mah mau nya pacaran ria sama bebeb tersayang." ucapan Elina, membuat semua mata tertuju pada nya, pasal nya ia adalah gadis anti pacar pacaran. Mau nya langsung nikah aja, itu lah kata yang sempat dilontarkannya ketika ditanya masalah cowok

"Lo udah punya cowok ya lin? Kok nggak cerita sama kita-kita jahad lo maah, kata nya lo nggak mau pacaran" ucap mika dengan wajah seolah olah sedih "Emang cowok kamu siapa lin kok kita nggak tau sih?"  tanya kyra yang juga penasaran.

"Emang gue bilangnya pacaran sama cowok? Perasaan enggak deh."  Elina seolah mengingat ucapan nya. "Trus kalo bukan sama cowok, kamu pacaran nya sama siapa dong? Nggak mungkin makhluk astral kan?" tatap kyra penuh selidik.

"Enak aja tu mulut ngebacot ya, fyi gue tu pacaran sama kasur gue tersayang gue yang selalu setia nemenin gue."  Mika serasa ingin menabok muka Elina yang terlihat polos itu, jika ia lupa kalau Elina adalah sahabat nya. Sedangkan Esya yang sedari tadi sibuk memainkan ponsel yang setia berda di genggamannya.

"Eehh, wait wait wait" tutur esya tiba tiba membuat dua sejoli yang sedari tadi masih belum menyelesaikan debat nya itu terdiam. Penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh esya.

"Kamu kenapa sya?" tanya kyra yang juga penasaran dan di angguki oleh dua sejoli itu. "Gue lupa ambil tas di kelas masa". Ia mempout kan bibir nya. "Ya Allah ada ya orang kaya lo, untung gue tahan tahan aja temenan sama lo." Ya begitulah esya dia suka melupakan banyak hal.

***

Setelah sampai di rumah kyra membuka lembaran- lembaran kertas yang terdapat rajutan kata kata, yang mengalir indah dimasa nya dan kini menghadirkan lara. Tergambar indah diri yang tak terlupa. Merangkai indah susunan memori itu. Namun kini, susunan itu telah di bantai dan menghilang terganti dengan lukisan luka yang dalam.

Diri indah itu kini telah terbang berkelana, dari satu hati ke hati yang lain mencari tempat ternyaman. Dulu lelaki itu ada untuk kyra, menemani hidup nya yang indah menjadi teramat indah. Dia yang selalu membuat gadia berponi ini tertawa, membentuk ukiran lesung yang ada di pipinya.

Dibacanya helai demi helai rajutan kata yang terangkai indah di sana. Mebuat puisi indah saat lelaki itu ada di sampingnya. Tak terasa air mata itu mengalir dengan deras, berjatuhan tiada henti. Berharap luka lama itu segera pergi, berhenti mengahantui hidup nya.

Ceklek
"Kyra kamu udah makan sayang?" mama kyra mengahampiri gadis semata wayang nya itu. "Kamu abis nangis ya? Kamu kenapa? Coba cerita sama mama"  di dekapnya lah gadis kesayangannya. "Aku nggak apa kok ma, nggak usah khawatir." ucap kyra mencoba menghapus kekhawatiran mamanya.

"Kamu pasti kenapa napa sayang, cerita sama mama coba" Maria menatap anak gadis nya dengan pandangan khawatir. "Maa tiba-tiba aku laper masa."

Kyra mencoba mengalihkan pembicaraan mereka " Mama tau apa yang kamu rasain, kamu masih punya mama, papa, kenzo yang selalu ada buat kamu, jadi jangan sedih lagi. Jaga air mata nya biar nggak sering sering turun."  Mamanya kyra mencoba menenangkan anak nya itu.

"HELLO EPRIBADEEH KENZO YANG GANTENG TIADA TARA KAMBEK" suara toa Kenzo memenuhi seantero rumah, yang dapat memekakan telinga. "Kamu kebiasaan kan, pulang pulang langsung teriak."  tutur maria sambil menuruni anak tangga,  Kenzo menyalami mamanya sambil nyengir.

"Mama ngapain nyium aku siih kan Kenzo udah gede mama ku.". Maria terkekeh, ia  dengan sengaja mencium anak lelaki nya, karena ia tau anak nya paling tak suka jika dicium. Alhasil, Kenzo ngambek.

KYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang