06 : Aku Ada di Sini - 나는 여기있다

62 22 87
                                    

SUARA langkah kaki mendekat, dan berhenti sebentar. Taehyung melirik bayangannya dari balik pintu, lalu ia merapatkan tubuhnya ke dinding.

Yang datang adalah monster itu..., Cataleya.

Ceklek.

Kedua mata Taehyung berkaca - kaca, setiap melihat Cataleya seolah ada ketakutan yang menghantuinya. Ia memeluk kakinya dengan erat, keringat dingin mulai bercucuran di tubuhnya.

"Taehyung..? Kau tidak apa - apa?"

Namun, Cataleya mendekat. Ia bahkan sekarang tepat berada di hadapan Taehyung. Wajahnya datar, namun pria itu bisa melihat sedikit kecemasan dari mata sang gadis.

"Kau tidak apa - apa?"

Gadis itu kembali bertanya dengan lembut, suaranya bagaikan harpa Surga yang bersuara merdu dan menenangkan. Namun, lagi - lagi Taehyung ingat, bahwa gadis di hadapannya adalah seorang monster.

Melihat respon Taehyung yang hanya diam saja, Cataleya berdiri, ia berjalan ke ujung ruangan dimana ada meja besarnya, lalu ia duduk di kursi Treviso miliknya.

Gadis berkulit putih pucat itu kembali mengambil sebuah foto yang berada di atas mejanya. Mata merahnya seolah menilik foto itu.

"Aku yakin kau sudah melihat ini." ucapnya tanpa memalingkan tatapannya.

Taehyung masih diam, ia hanya menatap Cataleya dari ujung ke ujung.

"Ini adalah foto diriku bersama Appa, Fransisco, dan kakak laki - lakiku." Cataleya menghembuskan napasnya, dari napasnya terdengar ada sebuah beban yang ia tanggung.

"Kakakku yang sekarang aku benci. Ia adalah pria yang telah membuat hidupku seperti ini. Ditambah temannya yang ikut menghancurkan hatiku. Aku jadi depresi." Cataleya tersenyum kecut, matanya melirik Taehyung yang masih menatapnya dalam diam.

"Aku rindu kakek dan nenekku, disaat kita masih bersama bermain hujan. Ya, sepasang kakek - nenek yang sudah tua bermain hujan. Mereka kuat sekali bukan?" Gadis itu terkekeh sendiri, mata merahnya menjadi tak terlihat kala ia tertawa.

Taehyung tersenyum tipis, namun ia masih diam. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa.

"Aku tahu, kau memandangku sebagai seorang monster tanpa perasaan. Ya, memang monster tidak mempunyai perasaan. Tapi, harus kukatakan bahwa aku masih mempunyai perasaan."

Taehyung tersentak, bagaimana bisa gadis itu tahu bahwa Taehyung menganggap dirinya sebagai monster ?

"Aku masih bisa merasa sakit jika aku disakiti, aku masih bisa merasakan rindu kala aku jauh dengan orang yang aku cintai. Dan aku masih bisa merasakan sedih kala aku kehilangan."

"Berarti aku masih seorang manusia biasa bukan?" Cataleya terkekeh pelan.

Taehyung menatap gadis itu, ia tahu suaranya bergetar. Namun, ia tidak melihat tanda - tanda bahwa gadis itu ingin menangis.

"Kalau kau mau tahu, aku tidak ingin menjadi seseorang seperti ini, Taehyung."

Gadis itu menaruh fotonya, ia kembali menghembuskan napas pelan. Mata merahnya kini menatap Taehyung di ujung ruangan, mereka saling bertatapan dalam diam.

"Entah kenapa aku jadi menceritakan semuanya padamu." Cataleya kembali terkekeh pelan, ia melirik Taehyung.

Kedua mata Cataleya kembali mengarah ke foto itu, ia menatapnya dalam diam. Seolah tak ingin menceritakan segala sesuatunya yang bisa menggambarkan foto itu. Seakan ia ingin menyimpannya sendirian.

Taehyung berdiri, ia menghampiri gadis yang mungkin sedang merindukan keluarganya itu.

Entah kenapa tubuhnya tiba - tiba bergerak seperti itu.

Pria itu sekarang tepat berdiri di samping Cataleya, sedangkan gadis itu terkejut melihat sosoknya yang tiba - tiba ada di sampingnya.

"Aku yakin kau adalah orang terkuat yang pernah aku temui."

Cataleya memutar tubuhnya menghadap Taehyung, ia menarik tubuh Taehyung dan memeluknya erat. Aroma tubuh Taehyung yang memabukkan membuatnya tenang.

Taehyung merengkuh tubuh Cataleya, ia tahu sebenarnya gadis itu adalah seseorang yang rapuh.

Namun, dengan ceritanya, Taehyung tahu bahwa Cataleya juga adalah seseorang yang kuat menghadapi setiap permasalahannya.

Sejak detik ini, Taehyung berjanji bahwa ia tidak akan pernah berpikiran untuk menambahkan masalah Cataleya lagi.

"Tetap di sini..., temani aku..."

Taehyung mengeratkan dekapannya, "Aku di sini..., aku akan selalu menemanimu."

※ ※ ※

Sekarang giliran Cataleya yang merenung di kamarnya, intinya, ia tidak boleh terpikat pada korbannya sendiri.

TIDAK BOLEH!

"Apa aku sudah gila?!" Cataleya membanting kursinya ke cermin hingga kedua barang itu hancur berantakan.

Gadis itu membanting semua barang yang ada di kamarnya. Ia tidak ingin terpikat pada seorang Kim Taehyung.

Hanya karena ia seorang ARMY, bukan berarti ia akan terpikat pada idolanya yang sebenarnya adalah korbannya sendiri.

"ANDWAEEEEE !!!"

Fransisco bergidik ngeri di balik pintu kamar Cataleya, tadinya ia ingin mengetuk pintu dan menanyai keadaannya Taehyung, namun setelah mendengar keributan karena Cataleya mengamuk, ia tidak jadi melakukannya.

Apa yang telah dilakukan gadis itu?

Ia telah bercerita tentang kehidupannya pada Taehyung, dan meminta Taehyung untuk tetap disisinya menemaninya. Hal terbodoh yang pernah ia lakukan pada korbannya sendiri.

Bahkan gadis itu sebenarnya tidak mampu membunuh Taehyung, itulah sebabnya beberapa hari ini ia masih membiarkan Taehyung hidup.

Karena ia tidak mampu membunuhnya! Bahkan menyiksanya pun ia tidak mampu.

Cataleya harus membunuh Taehyung secepatnya. Namun..., sekali lagi... ia tidak mampu.

Mafia macam apa yang mempunyai rasa belas kasihan pada korbannya?

Apa mungkin gadis ini bukanlah seorang Cataleya yang dikenal banyak orang?

Jantungnya selalu berdegup kencang kala berada di dekat Taehyung, matanya tidak bisa ia tahan untuk tidak melihat sosok pria itu.

Bahkan ia juga tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengunjungi Taehyung.

Ia merasa sangat bodoh karena sudah melakukan hal itu. Gadis itu merasa selalu konyol jika sudah berhadapan dengan Taehyung.

"YOONGI!! TOLONG AKU, BERENGSEEEEEKKKK!!!"

※ ※ ※
t b c.
🌷, from Cataleya.












































——●——●——●——
abis ini partnya ngeri - ngeri sedep,-
saia sendiri merinding T︵T

gimane?

NEXT???????????

CATALEYA || BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang