"[1] DON CATALEYA, amico mio. Siamo Italiani, ti consideriamo già come Don. Ora voglio chiederti di essere la madrina di mio figlio, Vincenzo."
[1][Don Cataleya, temanku. Kami orang Italia, sudah menganggapmu sebagai Don. Kini aku ingin memintamu menjadi Ibu baptis bagi anakku, Vincenzo.]
Cataleya menaikkan sebelah alisnya seraya mengangguk pelan. Ia menatap pria tampan bernama Don Alessandro di hadapannya yang mana anak pertamanya baru lahir.
"[2] Voglio aiutare, ma..." Cataleya menggantungkan ucapannya seraya mengangkat tangannya sebentar. Menginterupsikan Al agar memberinya minum.
[2][Aku ingin membantu, tetapi...]
Don Alessandro lantas memotong, "[3]Ti servirò fedelmente."
[3][Aku akan setia mengabdi padamu.]
"[4] Non dimenticherò il tuo aiuto." Don Alessandro menaruh jari telunjuknya di dahi sebelah kanannya.
[4][Aku tidak akan pernah melupakan pertolonganmu.]
Cataleya menyunggingkan senyumnya, "[5]Ma, quando è stata l'ultima volta che abbiamo preso il tè insieme? Siamo amici, giusto?"
[5][Tapi, kapan terakhir kali kita minum teh bersama? Kita adalah teman 'kan?]
Cataleya tersenyum simpul, "I'll help you, Don Alessandro."
Lantas Don Alessandro berdiri diikuti oleh Cataleya, kedua orang itu berhadapan dan saling merentangkan tangan.
Don Alessandro mengecup leher sebelah kanan Cataleya sebagai tanda hormatnya. Sedangkan Cataleya menepuk - nepuk punggungnya.
"[6] Non dimenticare, alle dieci di domenica. Grazie, Don Cataleya, grazie."
[6][Jangan lupa, jam sepuluh hari minggu. Terima kasih, Don Cataleya, terima kasih.]
Cataleya mengantarkan Don Alessandro sampai ambang pintu ruangannya, "[7] Ugualmente, ugualmente."
[7][Sama - sama, sama - sama.]
Bersamaan dengan pintu ditutup, Cataleya mengusap kepalanya dengan kedua tangannya sembari berjalan menuju tempat duduknya. "Kenapa ia tidak meminta pada Don Altezza sebagai Godfather sicily."
Al tersenyum simpul, "[8] Don Altezza è in pensione."
[8][Don Corleone sudah pensiun.]
Cataleya mengangkat tangannya dengan wajah bingung, "Yang benar saja. Pria tua bangka itu menghubungiku terus soal bisnis."
Fransisco melirik Cataleya seraya merapihkan berkas - berkasnya, "Jauh - jauh ia datang dari Sisilia hanya untuk memintamu sebagai Ibu baptis anaknya. Kurasa itu cukup kuat sebagai tali pertemanan."
"Sí," sahut Rizzi yang sedari tadi mendengarkan.
Biarpun Al dan Rizzi adalah orang Italia asli, mereka tetap mengerti bahasa Korea walaupun tidak bisa berbicara dengan bahasa itu.
"Sebagai orang Italia, jika kau adalah Godmother, maka itu adalah posisi yang cukup kuat dan mempunyai hubungan pertemanan yang erat." Fransisco kembali berujar.
Cataleya kembali mendaratkan bokongnya dikursinya, matanya melirik Fransisco sembari menggoyang - goyang pelan sandaran kursi dengan punggungnya.
Gadis itu mengambil cerutu dan mulai menyulutnya, "Frans, usahakan kau kembali hari minggu tepat pukul tujuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
CATALEYA || BTS
Fanfiction[SLOW UPDATE] She is so genius, mysterious, strong, cruel, and full of secrets. Because, she is Cataleya. [c] © jexezust, 2019.