Duduk menghadap layar monitor sambil ditemani segelas kopi hangat eh ralat... Segelas kopi yang sudah dingin akibat terlalu lama didiamkan karena fokus dengan pekerjaan. Ya itulah keseharian pemuda bernama Arya ini kecuali hari sabtu dan minggu karena libur.
"Oh iya ar, tadi kamu dicariin sama pak Hanif di lobi." ucap Danu teman sekantor Arya.
"Pak Hanif yang mana ya? Aku belum terlalu kenal sama orang disini."
"Lah gimana sih kirain saling kenal, udah nanti tunggu aja dibawah."
"Iya deh."
Hanif? Hanif mana ya? Setau Arya yang namanya Hanif itu temen dia waktu masih SMP, masa iya dateng kesini nyariin? Atau emang kerja disini? Atau hanif yang lain?
Berbagai pertanyaan mulai timbul dipikirannya sampai ke hal yang bukan-bukan.Sambil mengisi waktu kosong saat istirahat Arya memanfaatkan kesempatan ini untuk menghubungi ibunya yang jauh disana, maklum lah namanya jiga anak rantau jadi jarang komunikasi sama orang tua. Apalagi Arya ini tipe orang yang jarang isi pulsa sebelum kartunya memasuki masa tenggang, katanya dia mau isi pulsa di masa tenggang supaya dapet bonus dari operator, ada-ada saja.
Setelah melepas rindu dengan sang ibu ia kembali mengerjakan pekerjaanya yang sudah menumpuk, kalo gini bisa-bisa lembur sampe sore.
***
Di tempat les seperti biasanya Andin sedang belajar bersama teman-temanya, apalagi sebentar lagi mendekati ujuan nasional kan harus giat belajar kalo engga nanti gak lulus.
"Sinta udah belum?." tanya Riska.
"Udah nih ayo beres-beres kita pulang."
"Eh mau langsung pulang? Gak makan dulu? Gua laper nih." tanya Andin.
"Em... Yaudah yuk makan dulu sambil nunggu supir jemput nih."
Mereka pun menuju ke resto terdekat, walau hanya makan junk food tapi setidaknya bisa untuk mengganjal lapar.
Di sebuah parkiran Arya sedang menunggu orang yang bernama Hanif. Mau ngapain ya? Bahkan Arya pun tidak tau.
"Lama amet sih keburu sore kalo gini." gerutu Arya.
Karena tidak sabar arya memutuskan untuk pulang kemudian....
"Eh mas tunggu jangan pergi dulu!!!."
Reflek saja Arya menengok ke arah suara itu berasal.
"Mas ngomong sama saya?." tanya Arya.
"Iya, kamu Arya kan? Yang udah beliin adik saya es krim?."
"Oohhh jadi itu adikmu?! Ya allah ko bisa gini ya dunia berasa sempit amet."
"Iya maaf ya adik saya suka gitu jail anaknya, nih saya ganti uangnya."
"Eh gak usah, saya ikhlas ko, lagian juga ini uangnya kelebihan mas."
"Gak papa ambil aja semuanya."
Tiba-tiba ponsel Hanif berbunyi memecah keributan diantara mereka.
"Maaf ya saya angkata telpon dulu." Hanif segera menjauh untuk menerima telpon yang tidak lain dan tidak bukan adalah telpon dari Andin adik semata wayangnya yang minta di jemput.
"Yaelah dikacangin." batin Arya.
Beberapa saat kemudian Hanif kembali menuju ketempat Arya berdiri.
"Maaf ya lama."
"Iya gak papa ko."
"Saya boleh minta tolong gak?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Cinta💖
Teen FictionBerawal dari sebuah pertemuan yang tak pernah terduga maupun terbayangkan, sang bidadari surgaku. Akankah tuhan mempersatukan kita? atau ini hanya sebuah pertemuan belaka? ya rabb tunjukanlah jalan-Mu.... Berbagai kisah cinta tersaji disini dari mul...