Adult content.
Bagi yang belum berumur 21+ harap tidak membacanya.*
Pernahkah kalian membayangkan keadaan sepertiku saat ini?
Berdiri di hadapan pria seksi dengan mata teduh dan wajah menggemaskannya yang sangat ingin ku terkam sekarang.
Pria di hadapanku tidak bicara. Tangannya memegang sebuah kotak, entah apa isinya. Sedangkan aku memegang sisi pintu, berharap dapat berpegangan erat dan menahan diri untuk tidak memeluknya sekarang.
Oh ayolah, ia ingin bicara apa. Tidak bisakah ia masuk saja ke dalam kamar dan membiarkan diriku mengeksplorasi dirinya.
"Paketmu." ucapnya pelan seraya menyorongkan kotak di tangannya.
Dahiku berkerut bingung dan masih mencoba mengerti ucapannya.
"Paketmu salah alamat." ucapnya lagi. Kali ini ia terlihat salah tingkah.
Dengan tergesa, aku mengambil kotak dan memastikan alamatnya kembali. Dan yeah, dia benar. Aku salah menuliskan nomor kamarku.
Pria itu baru saja ingin berbalik saat aku justru menahan lengannya. Ya Tuhan, otot bisepnya mengeras di tanganku.
"Terima kasih. Dan siapa namamu? Aku Megan." sapaku mencoba bersikap ramah. Bukan sebaliknya.
Ia menoleh memandangku dengan senyuman tipis di bibirnya.
"Alakay." jawabnya pelan lalu menurunkan tanganku dari lengannya dan menghilang di pintu kamarnya.
Perasaan apa ini, suara rendahnya mampu menghipnotisku. Membuat nafasku seketika memburu. Dengan susah payah, aku menghilangkan pikiran kotor itu lagi. Meskipun rasanya tubuhku sangat mendambakan sentuhan darinya.
***
"Hey slut, mau membiarkan aku mati berdiri ya? Kenapa kau memberiku banyak sex toy? Agar aku dapat bermain solo? Come on, bahkan suara seksinya pun dapat menaikkan birahiku. Ah, sudahlah. Aku ingin ke Bar terdekat dulu. Tubuhku butuh Wine saat ini."
Setelah melakukan protes pada Cassie, tanganku meraih tas dan segera keluar kamar menuju Bar yang terletak di lantai paling bawah. Dan masih mencoba memperhatikan pintu di sebelah kamarku yang tidak terbuka sama sekali.
Lift kali ini lumayan panas. Bagaimana tidak, ada dua pasangan tengah berciuman dan melakukan foreplay di depan seorang wanita single yang sedang dimabuk rasa penasaran tetangga sebelah kamarnya. Suara erangan tertahan terdengar dari belakangku. Dan terdengar geraman dari sisi kananku. Sepertinya aku harus cepat keluar dari lift ini sebelum aku kembali ke lantai 6 dan menggedor kamar Alakay.
Aku bukanlah pemabuk. Aku akui itu. Buktinya setelah meneguk 3 gelas Wine, kepalaku sudah berputar. Beruntungnya, seluruh biaya minum dan makan di Bar ini telah include dalam tagihan bulananku. Jadi, aku tidak perlu memikirkan pengeluaran yang akan membengkak.
Aku membawa langkahku keluar bar dengan setengah menyeret sambil melepaskan heels dan menentengnya di tangan kanan sementara tangan kiri membuka cepolan rambut. Beberapa pria yang melewatiku terdengar bersiul dan menggoda secara terang-terangan. Tentu saja, dengan dress selutut tanpa lengan berwarna hitam, siapa yang mampu menolak pesonaku.
Kecuali, satu orang. Alakay.
Dewi Fortuna berpihak padaku. Alakay berdiri di hadapanku begitu aku keluar dari lift. Nafsuku yang sudah tidak lagi terbendung memaksaku untuk menciumnya dengan penuh nafsu seraya membawa tubuhnya masuk ke dalam kamarku.
Tidak ada perlawanan selain Alakay yang tidak membalas ciumanku. Tanganku meraih kancing kemeja lalu melepaskannya satu persatu. Memeluknya erat begitu bagian depan tubuhnya terlihat hingga ia dapat merasakan dadaku yang masih dilapisi dress yang belum terbuka sama sekali.
Ku letakkan tangannya di kedua pahaku. Membiarkannya menjelajah tubuhku sementara aku melepas kemejanya. Nafasnya terdengar memburu ketika tanganku menelusuri abs miliknya hingga ke bagian pangkal paha yang mulai terlihat sesak.
"You are so sexy..." desahku.
Tangannya mulai bergerak pelan. Mengelus kedua pahaku pelan. Matanya memerangkap kedua mataku yang memandang liar kearahnya. Tanpa sadar, kutangkup kembali wajahnya dan melumat bibir sexy itu. Membungkamnya dan membawanya merebah menuju ranjangku.
Terdengar suara geraman saat tanganku menelusup ke dalam celana dan menemukan adik kecilnya telah bereaksi dengan sentuhanku. Tangannya mulai menelusuri kancing belakang dress milikku dan meraba sisi payudaraku pelan.
"Lepaskan bajuku." titahku dengan nada membisik di telinganya.
Tangannya mulai menurunkan zipper dan membuka kaitan bra begitu dress meluruh lepas hingga di pinggangku. Tangannya menelusup masuk ke dalam bra dan meremasnya pelan.
Desahanku lolos begitu bra terbuka seutuhnya dan ia menaruh kepalanya di antara kedua payudaraku sambil membauinya. Membuatku meremas rambutnya pelan dengan tangan yang satu lagi mulai mengocok adik kecilnya.
Geraman darinya kini teralihkan dengan kuluman pelan bibirnya di putingku. Tangannya yang satu lagi berhenti di atas panties dan mengelusnya perlahan. Membuat diriku menjadi gila seketika.
"Alakay.... Emh...." desahanku tidak tertahan lagi. Sembari menekan kepala Alakay, tanganku mulai mengeluarkan penis milik Alakay yang tegak dan keras. Mencoba mencicipinya langsung ke dalam mulutku. Namun tindakannya terhenti saat Alakay mengangkat pinggulku lalu membawanya ke atas wajahnya.
"Aaaaaahhhhhh....... Go on Alakay. I know you want me too." desahan panjangku lolos saat lidah Alakay menyentuh klitorisku. Menghisapnya begitu kuat hingga eranganku kembalu terdengar.
Tangannya meraih kedua payudaraku lalu meremasnya kencang sambil sesekali memilin putingku yang sudah mengeras. Peganganku terhadap penisnya terlepas karena rasa menggairahkan yang diberikan Alakay untukku.
Aku mulai mendekati puncak ketika bibirnya masih menjilati dan menghisap vaginaku. Kutahan kepalanya disana dan membiarkannya merasakan betapa aku sangat menginginkannya saat ini.
Namun, hal itu tidak terjadi. Alakay menjauhi vaginaku tepat ketika aku ingin orgasme. Dengan tubuh bergetar, aku memandangnya tidak percaya.
Laki-laki itu menjauhi tubuhku seolah ia tidak melakukan apa-apa. Memakai kembali kemeja dan celananya dengan santai lalu keluar begitu saja dari kamarku. Meninggalkanku dengan sisa-sisa birahi yang masih menggetarkan tubuh.
Tanganku mengepal di sisi dress. Sambil menggeram kearah pintu seolah disana masih ada Alakay.
"Sialan kau, Alakay!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ON RIDE (21+)
Romance#1 on girls #1 on TOD #2 on boys - 12 November 2019 - #1 on boys - 19 November 2019 - 1 Desember 2019 - #3 on girls - 28 Maret 2020 - #3 on girls - 30 Oktober 2020 - #5 on girls - 12 November 2020 - #1 on Sexyman - 24 Desember 2020 MATURE CONTENT AD...