•PART : THREE•

21 9 4
                                    

Los Angeles, California, USA.

Samar-samar cahaya matahari mulai merambat masuk melalui kaca jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samar-samar cahaya matahari mulai merambat masuk melalui kaca jendela. Suara burung-burung kecil yang seolah sedang bercengkrama juga mulai terdengar dari arah balkon.

Seorang gadis berusia 19 tahun tengah meringkuk diatas ranjang dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya. Seakan mimpinya belum selesai, bunyi burung-burung kecil dari depan balkon pun sama sekali tidak mengusik kenyamanannya.

Suara yang berasal dari ponsel berbunyi dengan nyaring ditelinganya. Ya, dia sedikit terganggu dengan itu.

Mau tidak mau dia harus bangun untuk menghentikan suara yang terdengar dari atas nakas.

Tangannya meraba-raba ke arah sumber suara dengan mata yang masih tertutup. Ternyata dia malas untuk bangun, masih ingin bersama selimut tebalnya.

Suara itu bukanlah suara alarm, melainkan panggilan telfon dari ibunya yang berada di Korea. Ryuna langsung bangkit dengan semangatnya hanya karena telfon dari Sora.

"Hallo! Ibu..! Aku senang ibu menelfon ku."

"Yuna... Bagaimana keadaan mu? Kau baik-baik saja kan? Ibu sangat khawatir karena kemarin kau tidak menelfon ibu."

Mata Ryuna membulat seketika saat mendengar ucapan Sora. "Ah, Iya! Aku lupa, maafkan aku, Bu. Aku sudah membuat ibu khawatir disana."

"Baiklah, ibu maafkan. Tetapi kau harus sering-sering menelfon ibu ya."

"Iya Bu, pasti. Oh ya, Bu. Kemarin aku tidak menelfon ibu, karena ayah kedatangan tamu lalu dia mengenalkan ku dengan anaknya yang satu kampus denganku. Lalu aku lupa menelfon ibu, karena sudah lelah," jelas Ryuna.

"Oohh...seperti itu. Kalau begitu, ibu sudah tenang sekarang. Baik-baiklah disana Yuna, ibu menunggu mu pulang."

"Iya Bu..."

"Bye... and I love you, Yuna"

"I love you too, mom. Bye..."

Ryuna menutup telfon nya, dia melihat jam di hpnya yang menunjukkan angka 06.10 a.m. dan dua jam lagi Justin akan menjemputnya!

Justin akan mengajaknya berkeliling kampus tempatnya berkuliah. Entah bagaimana rupa gedung itu.

Mungkinkah seperti gedung-gedung perkantoran penuh kaca? Ataukah seperti bangunan klasik?

Lebih baik Ryuna memilih pilihan pertama. Jelas, karena dia sangat tidak nyaman berada di tempat seperti bangunan klasik yang penuh dengan pilar-pilar yang besar dan tinggi.

Pagi ini Ryuna masih memakai pakaian yang semalam ia pakai. Karena kelelahan, gadis berdarah campuran Korea-Amerika ini langsung terlelap dalam sekali pejaman mata.

He is Real [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang