•PART : FOUR•

16 4 0
                                    

Bangunan klasik yang mewah, rumput hijau yang nyaman, udara yang sejuk dan taman yang luas. Disini lah Ryuna akan melanjutkan pendidikannya.

Baru menapakkan kakinya saja sudah membuatnya merasa senang. Tak mengira bahwa ia akan berkuliah di negri orang, tepatnya di University of California.

Kini Ryuna sedang berjalan menyusuri taman kampus, ditemani oleh Justin disampingnya. Sedikit-sedikit Justin akan berbicara mengenai kampus ini.

Dimulai dari peraturan, tata krama, sejarah yang sedikit-sedikit Justin ketahui, macam-macam sifat dosen, dan masih banyak lagi yang diceritakan Justin kepada Ryuna.

Sekarang pandangan ragu Ryuna kepada Justin sudah mulai berkurang. Karena sedari tadi berkeliling bersama Justin, dia sudah menyimpulkan bahwa Justin sebenarnya pria yang ramah namun dia tidak menampilkannya kepada orang yang baru saja di kenalnya.

"Bagaimana? Apa kau tertarik dengan kampus ini? Jika kau sudah kenal seluruh tempat disini, kau akan lebih mengenal beberapa kisah yang pernah ada di setiap tempatnya," ucap Justin lalu tersenyum kikuk. "Ah, aku sudah seperti pendiri kampus ini saja, haha.."

"Haha, sepertinya tidak begitu. Seharusnya aku berterimakasih kepadamu, kau sudah bercerita banyak tentang kampus ini," ujar Ryuna.

"Bagaimana kalau kita membeli segelas iced coffee dan duduk disana?" tanya nya.

Justin menoleh ke arah tempat duduk yang ada di sekitar taman-tak jauh dari mereka berjalan, lalu mengangguk menerima ajakan Ryuna. "Ayok! Kalau begitu kau duduk saja, aku akan membeli iced coffee terenak di kampus ini. Wait a minute, please..."

"Of course, Justin. Hahaha..."

Ternyata bersama Justin tidak seburuk yang ada Ryuna pikirkan. Malah, Justin lebih baik dari apa yang dia kira.

Semoga saja Justin akan menjadi teman yang baik untuknya. Ya, semoga saja...

Setelah menunggu beberapa menit, Justin akhirnya datang dengan membawa dua gelas iced coffee di kedua tangannya dan juga ada kantung plastik yang dia bawa dengan mulutnya. Mungkin makanan?

"Selamat menikmati coffee nya. Dan.. Oh ya! Aku juga membeli beberapa almond croissant, mungkin kau akan suka," Justin menunjukkan kantung plastik makanan yang tadi dia bawa.

 Oh ya! Aku juga membeli beberapa almond croissant, mungkin kau akan suka," Justin menunjukkan kantung plastik makanan yang tadi dia bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya enak, boleh aku coba? Aku belum pernah makan almond croissant."

"Ya, tentu saja boleh, silahkan. Dan katakan bagaimana rasanya."

Ryuna mengambil satu buah almond croissant dan menggigitnya. Jujur, inilah peetama kalinya dia mencoba almond croissant. Bahkan croissant yang original saja dia belum pernah mencoba nya.

Maklum saja, di Korea, Ryuna dan keluarganya tinggal sangat sederhana, jadi makanan mahal seperti ini mereka tidak mampu membelinya.

Tekstur renyah dari kulit croissant dan rasa manis dari krim vanilla juga kacang almond yang crispy menjadi satu didalam mulutnya.

Lezat!!

Baru satu gigitan saja Ryuna sudah jatuh cinta dengan makanan ini. Pantas saja harganya mahal, batinnya dalam hati.

"Bagaimana? Kau suka?" tanya Justin saat melihat ekspresi Ryuna saat memakan makanan yang dia beli.

Ryuna mengangguk. "Lezat!! Mm-bukan, bukan! Lebih tepatnya, sangaaaat lezat! Sepertinya ini akan menjadi makanan favorit ku, Justin"

"Kalau begitu kita sama. Croissant juga makanan favorit ku," ucapnya lalu mengambil salah satu almond croissant dan memakannya.

〰〰〰〰〰


Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu satu jam di taman kampus sambil menghabiskan almond croissant dan iced coffee yang dibeli Justin, tak lupa dengan obrolan-obrolan seru mereka.

Ketika mereka sedang asyik mengobrol, seorang gadis berkacamata datang ke arah mereka berdua.

Dia bukanlah pacar Justin, karena tipe wanita Justin adalah wanita yang tidak berkacamata.

"Are you Justin?"

Sontak Ryuna dan Justin menoleh ke arahnya. "Yes, i am Justin. Why?" tanya Justin sambil menatap gadis didepannya dengan tampang tidak kenal.

"Umm... Tadi aku bertemu dengan Mr. Brams, dia ingin bertemu denganmu di ruangannya," jawabnya dengan muka datar. "Hanya itu yang ingin aku sampaikan, dan kau ditunggu secepatnya."

Justin lalu mengangguk dan berterimakasih kepada gadis berkacamata itu.

Bramish Delano, atau yang lebih dikenal dengan Mr. Brams.

Dia adalah kepala dosen sekaligus paman nya. Tidak banyak yang tau kalau Mr. Brams adalah paman dari Justin Leonerry, hanya teman terdekatnya saja.

"Siapa itu Mr. Brams? Apa dia dosen mu?" tanya Ryuna setelah gadis berkacamata itu pergi.

Justin menggelengkan kepalanya. "Bukan, mm-maksudku dia bukan hanya dosen ku, dia juga pamanku. Ya, Mr. Brams itu pamanku," jawabnya

Kedua alis Ryuna di angkat. "Salah satu keluarga mu bekerja di kampus ini?" ucap Ryuna bertanya lagi.

"Iya, hanya pamanku saja. Dulu, sepupu ku juga bekerja disini sebagai dosen. Tetapi dia melakukan hal yang tidak terduga. Dia memaksa seorang mahasiswi di kampus ini untuk melakukan one night stand dengannya.

Sebagai balasan, dia akan memberikan nilai yang lebih tinggi untuk tugasnya. Namun gadis itu menolak, lalu semakin lama dia menjadi terkekang dan akhirnya melaporkan tindakan sepupu ku atas tuduhan pelecehan," ucap Justin bercerita, lalu dia menjeda sebentar.

"Dan ya, seketika itu juga sepupu ku di keluarkan dari pekerjaannya dan dia pindah ke luar negri, entah dimana. Bahkan seluruh keluarga ku saja sudah tidak pernah mendengar kabarnya lagi." lanjutnya.

Ini pertama kalinya Justin bercerita kepada Ryuna, padahal pertemuan mereka belum sempat sehari. Tetapi dia sudah menceritakan sebuah tragedi yang terjadi dalam keluarganya.

Ryuna bahkan belum berani menceritakan sebuah cerita yang pernah terjadi dalam keluarganya. Dia belum berani, terutama percaya kepada Justin.

"Ooohh... Seperti itu. Ummm... Sepertinya sangat mengerikan. Kalau aku yang menjadi gadis itu, aku juga akan menolaknya dengan lantang. Dan pria seperti dia tidak pantas menjadi dosen, apalagi di kampus sebagus ini."

Ryuna bergidik ngeri, membayangkan bagaimana nasibnya jika dialah yang menjadi gadis dalam cerita Justin.

Dia berharap semoga saja kejadian seperti itu tidak akan terjadi kepadanya. Tidak terbayang bagaimana wajah ibunya jika mendengar kabar kalau dia terkena peristiwa seperti itu. Sedih sekali pastinya.

Mungkin saja itu tidak akan terjadi kepada Ryuna. Tetapi sesuatu yang berbeda dari kejadian itu akan terjadi kepadanya, mungkin kah?

Mungkin.

〰〰〰〰〰
TBC⤵

Next to PART : FIVE
Don't forget for vote and comment guys!😋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He is Real [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang