Dua orang manusia itu tengah berjalan menyusuri taman yang sangat indah. Qila tampak sangat bahagia berjalan berdampingan dengan Fano.
Ketika Qila ingin duduk di kursi taman, ada tangan yang menarik Qila untuk berdiri dan menggenggam tangannya.
"M-mau-mau ngapain?" tanya Qila gugup.
"Kamu mau nggak jadi pacar aku?" tanya Fano dalam satu tarikan nafas.
"Be-beneran?" tanya Qila mencari tahu, apakah Fano sedang serius atau sedang bermain-main.
"Iya beneran, mau?"
Qila mengangguk samar, "Mau!" jawab Qila.
Fano segera merengkuh kekasihnya ke dalam pelukannya. "Makasih," ucap Fano, ia merasakan kepala Qila memanggut-manggut dalam dekapannya.
Tiba-tiba seperti ada air yang menyiram Qila, ketika ia melihat ada bayangan Mamanya disitu. "Mama, ngapain?" tanya Qila.
"Ngapain-ngapain! Bangun ini udah jam berapa? Tidur kok kaya orang gila, senyum-senyum sendiri! Bangun!"
"Loh, Qila beneran di tembak sama--" Belum sempat ia melanjutkan ucapannya, Mamanya sudah menyela saja.
"Apa! Udah cepetan sono mandi, tembak-tembak, ntar Mama tembak sekalian, nih!" bentak Mamanya, Qila langsung menuruni kasurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
° ° °
Di dalam kelas Qila tampak melamun seraya senyum-senyum sendiri, teman-teman sekelasnya dibuat bingung, apakah Qila sudah gila? Banyak yang mempertanyakan itu.
Di tempat duduknya sekarang, Qila masih melamun, hingga ia tidak sadar bahwa ada seorang cowok yang sedang menatapnya intens.
"La," panggil Fano sembari menggerakan tangannya di depan wajah Qila, namun sepertinya Qila tidak menyadarinya.
"QILA!" Seru Fano seraya menggebrak meja Qila.
"Ya ampun, apaan sih, No?" tanya Qila ketus dengan raut muka yang tidak bersahabat.
"Biasa aja kali, lagian kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" Fano menoel-noel pipi Qila.
Qila menyingkirkan tangan Fano dari wajahnya, "Berisik!" seru Qila, lalu berdiri meninggalkan kelas.
"Qila! Hey, kenapa?" tanya Fano merangkul bahu Qila.
"Aku kesel sama kamu! Orang lagi mikirin mimpi tadi juga," cibir Qila sambil mencubit kecil lengan Fano.
"Hehe, maaf. By the way, mimpi apaan?" Fano kepo dengan mimpi yang dimaksud oleh Qila.
"Mimpi abis di jadiin pacar sama doi," ujar Qila.
"Siapa yang nembak kamu?" tanya Fano, lagi.
"Orang lah, masa setan!" ketus Qila pada Fano, lalu ia berjalan duluan ke arah kantin.
"Qila, tunggu!" Fano mengejar Qila yang sudah berdiri di stand tukang air mineral.
Fank merangkul bahu Qila setelah ia membeli air mineral. Qila tidak menolak, karena memang ia sering diperlakukan seperti itu, namun ia masih enggan mengeluarkan sepatah kata pun untuk Fano.
"Qila masih marah ya?" tanya Fano masih dengan posisi yang sama.
"Gak!" jawab Qila ketus.
"Jangan ketus-ketus dong, Aku ga suka loh." Fano mengusap-usap puncak kepala Qila dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANILA // HIATUS
Teen Fiction"Di dunia ini, nggak ada namanya temenan, antara cowo dan cewe tanpa menyangkut-pautkan perasaan." Aqilla sangat setuju dengan kalimat di atas, karena dirinya sendiri pun merasakan hal itu. Ia berteman dengan Elfano sudah lima tahun lamanya, Peras...