Qila sedang duduk di dekat lapangan basket bersama Dasha. Mereka sedang mengobrol-ngobrol bersama seraya menyaksikan anak cowok kelas mereka yang sedang latihan bermain basket."Weh, Sha. Masa kemaren gue jalan-jalan sama Fano ke taman deket komplek gue sama, eh pas gue lagi nunggu Fano beli es krim tuh. Gue kayak ngerasa ada yang nepuk bahu gue, pas gue nengok lo tau nggak siapa?" jelas Qila menceritakan harinya kemarin.
"Siapa tuh?" tanya Dasha antusias.
"Itu si Georgino. Sumpah gue kaget banget, makanya gue langsung samperin Fano. Pas gue ke tempat gue nunggu tadi, eh udah gak ada." ucap Qila dengan memegang dadanya, berlagak seperti orang kaget.
"Aelah, tuh orang ngejer-ngejer lo mulu," gerutu Dasha kesal.
"Udahlah, biarin aja. Dosa dia yang nanggung ini," balas Qila disertai kekehan.
"Widiih, asik banget emak emak pada ngegosip," ucap Lucas yang baru datang bersama Fano.
"Enak aja, kita tuh lagi ngobrol bukan ngegosip. Ya, walaupun ada sedikit unsur ngegibah, sih, hahaha." elak Dasha dengan tawanya yang meledak di akhir kalimat.
"Hahaha... buset dah Dasha, lo kalo ketawa jangan nular ngapa?" ujar Lucas dengan tawanya yang mulai reda.
"Suruh siapa ikut-ikutan,"
"Sha, kita ke kantin berdua, yok. Nggak enak ganggu Fano sama Qila yang lagi kasmaran," ajak Lucas sebelum menarik lengan Dasha pergi dari hadapan Fano dan Qila.
"Nggak jelas, dih, si Lucas," gumam Qila memandangi punggung Lucas dan Dasha yang mulai menghilang.
"Kamu bawa minum, gak?" tanya Fano lantas membuat Qila menoleh ke arahnya.
"Bawa, mau?" tawar Qila seraya mengangkat botol minumnya.
"Iya," jawab Fano sembari mengangguk.
"Tapi tadi udah aku minum, gapapa?"
"Nggak pa-pa, lah. Minum bekas calon masa depan mah, halal," ucap Fano berhasil membuat semburat merah di pipi Qila.
"Hm, terserah kamu, No."
° ° °
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi, namun Fano masih menunggu Qila yang sedang menyalin catatan dari gurunya. Aqilla menyesal karena malah tertidur pada saat sekretaris menulis catatan pada papan tulis. Salahkan saja Qila, karena sibuk menonton drama korea sampai jam 1 malam.
"Udah, belum?" tanya Fano seraya memusatkan pandangannya dari layar handphone ke wajah Aqilla.
"Ihs, belum. Lagian ini catetan banyak amat, sih," gerutu Aqilla seraya mencepatkan gerakan tangannya pada bolpoinnya. Masa bodo dengan tulisannya yang mulai terlihat acak-acakan.
"Makanya pas sekretaris lagi nulis di papan tulis, tuh, jangan tidur." sindir Fano.
Qila hanya menyengir polos. "Hehe, abisan ngantuk, No. Habis nonton drakor sampe jam 1 malem," balas Qila segera merapikan bukunya setelah sudah selesai menyalin catetan pada papan tulis.
"Astagfirullah, Qila. Kurang kerjaan banget, sih. Ngapain coba nonton drakor sampe jam segitu?" beo Fano kesal.
"Nggak bisa tidur, No," jawab Qila enteng lalu berdiri dari duduknya sembari menyampirkan tasnya pada bahunya.
"Lain kali jangan gitu, lagi," perintah Fano dengan suara dingin, membuat Qila mau tak mau mengiyakan perintah Fano.
"Siap bos," jawab Qila malas-malasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANILA // HIATUS
Fiksi Remaja"Di dunia ini, nggak ada namanya temenan, antara cowo dan cewe tanpa menyangkut-pautkan perasaan." Aqilla sangat setuju dengan kalimat di atas, karena dirinya sendiri pun merasakan hal itu. Ia berteman dengan Elfano sudah lima tahun lamanya, Peras...