01

645 32 1
                                    

"Yak anak nakal!! ayo bangun, dan bersiap berangkat sekolah sudah jam berapa sekarang eoh" ucap nyonya Bae dengan nada geramnya karna sedari tadi anakmya ini susah sekali dibangunkan "eommaaaa semalam,- ah jinjja baik eomma irene bangun" irene tidak bisa melanjutkan kata²nya lagi karna terlalu takut setelah melihat ibunya sudah melotot kearahnya dgn langkah malas irene menuju kamar mandi bahkan selimut masih melilit di tubuh kecilnya dan setelah sampai depan pintu kamar mandi irene baru melepaskan selimutnya itu "aiss anak itu kapan berubah" gerutu nyonya Bae
.
.
dirumah keluarga kim
"Astaga, yeri makan dulu sarapannya" teriak nyonya kim tapi tidak digubris oleh yeri yang semakin kencang berlari membuat ibu satu anak itu terduduk kaku matanya menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong dan merasa bersedih tentunya karna melihat tingkah laku anaknya yang tidak baik itu "bahkan yeri tidak meminta izin, atau sekedar menyapaku, apa sebegitu bencinya yeri padaku" ucap nyonya Kim masih dengan pandangan kosongnya "jiwon-ah" panggil tuan Kim "anakku bahkan sangat membenciku, Tan apa yang harus kulakukan sekarang? Yeri dengan kewajiban ku sebagai pengabdi negara tentu sama pentingnya bukan, aku bingung kalau disuruh memilih dua - duanya sangat penting untukku "heyy mana jiwon yang kekenal eoh? bukankah jiwon itu tegas tidak lemah, lalu ini apa" "aku, aku lemah bila berurusan dengan anak kita kim yerim dia kelemahan ku, aku kecewa pada sikapnya yang menganggap seolah-olah aku tidak ada, dia bahkan masih saja kekanakan" ujar nyonya Kim panjang lebar meluapkan isi hatinya "mungkin dia kesiangan untuk itu dia langsung pergi sudah jangan terlalu difikirkan nanti biar ku nasehati lagi yerimu" tuan kim masih saja mencoba menghibur nyonya Kim
.
.
.
"Eonni," pekik yeri saat melihat irene turun dari mobil sportnya "apa" jawab irene malas "gw denger dari kabar burung lo bentar lagi pindah yah dri kota seoul tercinta ini, eumm apa bener kalo lo pindah otomatis lo pindah sekolah kalo lo sekolah trus gw sama siapa anying? lo kan tau gw kagak punya temen selain lo ucap yeri panjang lebar mukanya dibuat² sesedih mungkin beda banget deh sama yeri yang kalo lagi ada dirumah dia lebih sering masang muka cemberut ketimbang muka centilnya "woyy berisik kali, lo tau dari mana lagian hah? orang gw jg nggx tau kalo gw bakal pindah sianying suka mengada² emg" ucap irene jutek yeri otomatis bingung dengan jawaban yang diberikan irene dia mencoba mengingat² lagi tentang siap yang memberi tahu bahwa irene akan pindah tempat tinggal plus sekolah itu "ah gw inget sekarang soal kepindahan lo gw baru inget itukan mimpi gw tadi malem yah"ucap yeri polos dengan cengir kudanya irene melirik sekilas ke yeri lalu meninggalkan yeri yang masih menyengir tidak jelas itu sampai pada akhirnya ada pesan masuk di iphone yeri membuat yeri menghentikan cengiranya dan membuat senyumnya semakin berkembang saja setelah membaca pesan yang masuk ternyata dari pacarnya dengan cepat yeri membalasnya "rene" suara itu, panggialn manis itu ah rasanya semakin sulit saja untuk irene melupakan mantan yang sangat iya benci ini yang merubah iren menjadi sedingin ini pada semua orang "gw nggx ada waktu" dengan cepat suho simantan irene ini langsung menarik pergelangan tangan irene "please rene kasih aku kesempatan" pinta suho irene bahkan muak dengar kata² itu lagi yang terus saja diucapkan oleh mantannya itu "lepas gw masih punya urusan yang lebih penting daripada berurusan sama lo" "please" dengan kasar irene menghempaskan genggaman tangan suho dan pergi dari hadapan suho, suho hanya mampu menyesal atas apa yang dia perbuat dulu, jika saja suho tidak tergoda dengan wanita selingkuhanya mungkin saat ini hubungannya dan irene masih tetap baik-baik saja
.
Senyum lebar nan ceria tidak luntur dari wajah ayu yeri sembari berjalan penuh semangat dan sesekali yeri melantunkan lagu really milik blackpink yeri terlalu bahagia mengetahui ia akan bertemu kekasih hatinya itu membayangkan wajah tampan kekasihnya saja mampu membuat wajah yeri memerah "ah kali ini hadiah apalagi yang bakal jaehyun oppa kasih ya" tebak yeri melihat jaehyun yang semakin jelas membuat degupan jantung yeri semakin tak jelas nampaknya "oppa" panggil yeri jaehyun pun langsung menengok "ah kamu udh dateng, sini duduk dulu" dengan senang hati yeri mendudukan tubuhnya dipinggir jaehyun dan merangkul lengan jaehyun "oppa kemana ajh? Aku kangen" yeri terlalu agresif nampaknya padahal jaehyun nampak kurang nyaman "eum aku ada keperluan yer jadi baru bisa masuk sekolah sekarang"jaehyun bahkan tidak membalas ucapan yeri perihal kerinduan yeri padanya, yeri mulai curiga "bisa lepas yer, ini masih area sekolah"apa-apaan jaehyun ini sok suci sekali padahal dia sudah pernah melakukan sesuatu yang lebih gila dari rangkulan tangan disekolah seperti yg saat ini yeri berikan tapi yeri tidak mau ambil pusing dia lebih memilih menuruti kata² jaehyun "tumben ngajak ketemuan kenapa?" tanya yeri penasaran "aku ,, aku rasa lebih baik kita berakhir yer karna aku udah nggx punya rasa lagi sama kamu, maaf" deg rasanya yeri ingin terjun kejurang saat ini juga "ya dari awal aku bakal duga semua ini akan terjadi, yaudah mau apalagi terimakasih atas semuanya selama ini, aku pergi" ucap yeri pergi kearah parkiran mood belajar sudah hilang ia memutuskan membolos saja hari ini, pikirannya kacau saat ini dia memutuskan pergi tanpa arah

TwosisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang