Part I

822 65 7
                                    

Aku merasa, sakura juga ikut mentertawakanku.

Siapapun akan mengerti, aku memang tidak seharusnya berada di sini.

Seluruh pandangan jatuh seolah-olah aku turun dari dunia lain.

Langkah orang-orang yang tersedak ketika turun dari kendaraan mewah mereka. Pandangan yang tidak asing di mata. Aku paham itu.

Tidak ada air mata. Tidak ada alasan untuk menyerah hanya karna hujaman belati yang menyeruak dari setiap tatapan orang-orang di sini..

Adalah dia yang memiliki luas tidak bertepi. Megah mewah, bukan makanan bagi mataku. Semua berkilau seakan-akan terukir dari lautan kristal. Mereka yang lalu-lalang bak pangeran dan permaisuri. Sebuah lukisan mata yang tidak terjangkau.

Namun, aku ada di sini.

Menjadi bagian dari mereka. Menghirup dan menikmati udara yang sama.

Aku Midoriya Izuku. Rakyat jelata satu-satunya yang ada di universitas terbaik di seluruh dunia.

Meteor Garden

Present by Fellycia Azzahra

My Hero Academia belongs to Horikoshi Kohei

AU, roman, drama, komedi

Cerita ini dibuat sebagai versi lain dari drama legendaris Meteor Garden

Penulis tidak mengambil keuntungan dalam hal apapun perihal pembuatan cerita ini

Episode 1

Part I

Midoriya tersandung kakinya sendiri untuk yang kesekian kali. Jika diperhatikan, mungkin telah tercetak memar di sana. Pemandangan di hadapannya telah menjadi bius. Bahkan ia sudah tidak bisa merasakan napasnya lagi.

Iris hijau jernih bergulir ke atas mengikuti sesuatu yang besar semampai, menjulang ke atas bagai tiada tepi. Gedung yang disebut-sebut dapat mencakar langit itu juga telah sukses mencakar matanya. Midoriya sesak napas.

"Apa itu sejenis gedung satelit?" gumamnya. Memandang kosong pada balok-balok kaca yang menjadi cangkang bagi gedung di hadapannya. "Tinggi mereka tidak masuk akal."

Sepeda tua kembali digiringnya perlahan. Meminta maaf karena kepalanya masih tidak bisa berhenti berputar-putar takjub. Banyak orang lalu lalang melewati, mengamati Midoriya yang seperti bebek dalam kerumunan angsa di sini.

"Sepuluh—tidak, luasnya dua puluh kali lipat kompleks rumahku."

Itu yang menjadi perhatiannya sejak tadi. Kampus ini seperti sebuah kota mini. Dipimpin dua gedung pencakar langit dan gedung-gedung mewah lain yang tidak kalah besar. Tempat parkir mobil otomatis, taman bunga super luas, lapangan golf raksasa, kafe, bahkan restoran. Midoriya yang isi kepalanya hampir hilang hanya bisa terngaga.

Ia semakin tampak bodoh ketika menyaksikan sendiri gedung parkir mobil otomatis yang melegenda itu, sungguhan bekerja secara otomatis. Hanya terlihat seperti gedung biasa jika dari kejauhan. Namun di dalamnya terdapat satu tiang katrol yang menarik ke atas mobil-mobil mewah milik mahasiswa, menempatkan mereka sesuai dengan serinya. Semakin terbaru seri itu, semakin bagus tempat yang diberikan.

Midoriya berusaha menelan alunan halus melodi orchestra yang diputar lembut dari dalam gedung demi mempertahankan kewarasannya.

Mereka memberlakukan gedung parkir otomatis karena seluruh penghuni tempat ini memakai mobil yang selalu berganti-ganti, dengan kadar kemewahan yang menyesakkan dada. Demi menjaga keamanan dan kelayakan tempat ini, fasilitas itulah solusi terkini.

Meteor Garden [BakuDeku Ver.] *HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang