Part II

469 60 12
                                    

"Aku mendapat beasiswa penuh."

Asui membelalakkan mata. Sementara Iida, terkejut hingga mengaga mulutnya.

"B-beasiswa penuh? Tapi bukankah itu sulit sekali? Aku dengar bahkan siswa lulusan New York International High School banyak yang tidak lulus seleksi. Midoriya-chan-bagaimana bisa?"

Midoriya menggaruk-garuk kepala. Bingung harus menjawab apa. "Aku juga tidak menyangka. Aku hanya belajar selama tiga bulan penuh. Mungkin, ini keberuntungan."

"Tidak tidak. Kalau itu Midoriya-kun, aku percaya. Siapa yang bisa meragukan pemegang olimpiade sains sekolah kita selama tiga tahun berturut-turut?"

Menoleh ke arah Iida, Midoriya mengulas senyum. "Terima kasih, Iida-kun."

"Lebih dari itu!"

Midoriya tersentak ketika Iida mencengkeram bahunya tiba-tiba.

"Lebih dari itu, Midoriya-kun! Aku sangat sangat senang sekali bisa satu kampus denganmu!"

Cengkeraman tangan Iida yang besar memenuhi bahu kecilnya. Midoriya tersenyum geli melihat ekspresi wajah sahabat kecilnya itu.

"Aku juga sangat senang, Iida-kun."

"Sebelum itu, Midoriya-kun. Jurusan apa yang kau telah kau ambil?" tanya laki-laki bertubuh indah itu. Masih belum melepas cengkeramannya.

"Ekonomi. Setelah lulus aku berniat mengembangkan usaha ibuku. Iida-kun bagaimana?"

"KEBETULAN SEKALI."

Kembali. Jantung Midoriya dibuat hampir mencelat untuk kesekian kali.

"AKU JUGA MENGAMBIL JURUSAN EKONOMI. KALAU BEGITU KITA BISA SATU KELAS, MIDORIYA-KUN. BAGAIMANA KALAU KITA-"

Tubuh besar Iida hampir jatuh terjerembab jika tidak buru-buru berpegangan.

Asui Tsuyu menghela napas. Menendang bokong laki-laki besar cukup menguras tenaganya.

"Guncangan tidak manusiawimu itu bisa membunuh temanku. Hentikan atau kurobek celana dalammu."

Midoriya terkekeh geli. Menghampiri Iida sambil mengelus-elus bahunya. "Iida-kun baik-baik saja?"

Iida menerima uluran tangan Midoriya dengan mata berair. "M-midoriya-kun."

"Abaikan si kacamata bodoh ini." Atsui menghela napas. "Kita satu jurusan, Midoriya-chan. Aku juga Ekonomi. Apa kau sudah mengambil almamater?"

"Aku sudah menyerahkan surat kelulusanku. Tinggal menunggu."

Asui terseyum. "Sama kalau begitu."

Midoriya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia. Perasaan terasingkan akan perbedaan yang begitu besar di tempat ini perlahan sedikit berkurang. Sungguh senang. Akhirnya ia menemukan teman.

"Taukah kalian aku hampir mati kebingungan di sini. Semua berbeda. Aku hampir merasa tidak nyaman. Sungguh, seperti telah masuk ke dunia lain." Midoriya menarik napas lega.

Midoriya mengenggam kedua tangan Asui erat. "Ini betul-betul bukan lingkunganku. Aku tidak bisa menyesuaikan. Untung ada kalian."

Asui tersenyum. "Aku juga. Kita bisa terus bersama-sama di sini, Midoriya-chan."

Tidak lama kemudian almamater mereka datang. Wanita resepsionis membawakan mereka tiga paper bag besar. Di dalamnya juga terdapat buku panduan mahasiswa dan sebuah kunci loker.

"Di dalamnya ada kartu mahasiswa. Nanti ketika akan menghadiri upacara penyambutan mahasiswa baru, gunakan kartu itu untuk masuk ke dalam aula," jelas wanita resepsionis. Seutas senyum menawan belum pergi dari bibir tipisnya.

Meteor Garden [BakuDeku Ver.] *HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang