Tidak mengerti

6 2 0
                                    


          Aku akhirnya mengikuti kemana Pras pergi, aku tidak tahu apa yang ingin dia katakan, wajahnya yang sedikit serius membuatku sedikit berpikir, apa iya seorang Pras bisa seserius ini, tapi mungkin saja dia memang sedang ingin membicarakan hal yang serius dengan ku. tak lama kemudian aku dan Pras sampai di tempat yang dituju, di tempat itu sepi tidak ada orang sama sekali, setelah itu Pras melemparkan minuman yang tadi di belinya sebelum menemuiku.
"ini untukmu minumlah",
"oh, ya terimakasih". saat aku sedang meminumnya Pras mulai membicarakan sesuatu.
"Re, kamu tau tidak 2 teman mu selain aku?", aku yang mendengar hal tersebut langsung tersedak minuman karena kaget, "eh apa yang kamu katakan?",
"ya, yang kamu dengar barusan itu yang aku katakan!",
"aku tidak mengerti, bukan kah dari kecil hanya kamu teman ku",
"tidak Re...",
"tidak apa?, aku semakin tidak mengerti", saat kami berdua sedang membicarakan hal serius bel masuk mulai berbunyi, jam istirahat pun telah berkahir,
"Re, suatu saat kamu pasti mengerti, baiklah aku ke kelas duluan",
"oy tunggu, kita kan sekelas",
"kamu kelamaan bengong nya".
setelah pembicaraan yang membuat ku bingung itu selesai, akhirnya aku dan Pras kembali ke kelas meskipun sedikit terlambat.

Re andai kamu tau, kalau teman barumu itu hanya memerankan peran barunya saja sebagai teman barumu.

         Saat berada di dalam kelas aku sama sekali tidak bisa konsentrasi, aku terus menerus memikirikan ucapan Pras tadi, aku terus bertanya-tanya apa maksud dari perkataan nya tadi, apakah aku masih punya 2 teman lagi, tapi siapa?, sedangkan selama ini yang selalu bersama ku hanyalah Pras tidak ada orang lain. pikiran itu terus berputar dalam kepala ku tanpa sadar aku mulai kelelahan di buatnya, mungkin sebaiknya sekarang aku fokus saja ke pelajaran itu mungkin bisa kupikirkan nanti, tiba-tiba guru memanggil ku,
"Re, bisa tolong ke depan",
"ya, pak", aku pun datang menemuinya, "ada apa pak, memanggil saya?",
"bisa tolong kamu foto copy lembaran ini di ruang guru",
"oh bisa pak, jumlah nya berapa?", "sesuaikan saja dengan jumlah teman sekelasmu!",
"baiklah pak". akupun kemudian meninggalkan kelas untuk pergi ke ruang guru. tak lama kemudian aku sampai di ruang guru, karena jaraknya yang tidak terlalu jauh jadi sebentar saja aku sudah sampai di sana, setelah sampai di sana aku mengetuk pintu, ternyata disana hanya ada bu Desi guru kesenian,
"permisi bu",
"ya, ada apa?",
"ini bu tadi di suruh pak edy foto copy", "oh iya silahkan, tau kan caranya",
"eee nggak bu", sebenarnya aku sedikit memanfaat kan momen karena guru tersebut masih muda kalau tidak salah dia mulai mengajar di sekolah ini sekitar satu tahun yang lalu saat aku masih duduk di kelas 2,
"yaudah sini ibu ajarin",
"iya bu terimakasih", dia mulai menghampiriku di mesin foto copy seketika itu aku yang tadi terus menerus memikirkan ucapan Pras mulai bisa sedikit melupakannya, dan juga tanpa sadar wangi parfum yang di gunakan oleh bu Desi mulai menyejukkan suasana di sekitar, saat itu juga aku sempat berpikir yang aneh-aneh, tapi untung aku bisa mengendalikan pikiran ku dalam hati aku berkata, "tidak-tidak ini bukan seperti manga* romance yang sempat aku baca", setidaknya aku masih normal tidak seperti teman ku yang tiba-tiba bilang kalau dia menyukai sepupunya.
     
        tak lama kemudian semua lembaran yang di berikan pak Edy sudah selesai di foto copy, akupun pamit untuk kembali ke kelas,
"bu sudah selesai terimakasih bu",
"ya sama-sama",
"saya ke kelas dulu ya bu",
"ya..", kemudian aku berjalan kembali ke kelas. setelah sampai di kelas aku menemui pak Edy dan memberikan lembaran yang tadi sudah di foto copy,
"ini pak lembaran nya",
"oh ya terimakasih ya Re",
"ya pak sama-sama",
"ya sudah kamu kembali ke tempat duduk", aku pun kembali duduk ke bangku ku, saat aku hendak duduk aku melihat secarik kertas di meja ku, saat hendak ku baca tiba-tiba bel pulang berbunyi, karena bel sudah berbunyi kertas tersebut aku simpan di dalam saku celanan ku, dan aku bersiap-siap untuk pergi ke tempat kerja,
"Re, langsung ke tempat kerja",
"iya, kenapa mau ikut?",
"sekalian bareng aja lah, aku mau ke warnet",
"baiklah".

     aku dan Pras pun mulai berjalan keluar sekolah, karena warnet dan tempat kerja ku searah jadi kali ini aku pulang bareng Pras, di tengah perjalanan aku mulai sedikit membuka obrolan tentu saja aku juga menyinggung soal obrolan yang tadi, tapi dia tidak mau membahasnya lagi, dia hanya tersenyum dan berkata "kamu akan tau sendiri apa yang sebenarnya harus kamu ketahui", terasa sangat aneh sekali untuk seorang Pras mengatakan hal tersebut, seperti saat ini aku sedang berbicara dengan orang lain tetapi menggunakan topeng berbentuk wajah Pras. baiklah aku tidak akan menyinggungnya lagi untuk kali ini, mungkin lain kali aku akan membahasnya meskipun sedikit demi sedikit, aku ingin tahu kebenaran dari ucapannya.

             tak lama setelah itu, Pras sampai di tempat yang dia tuju, sedangkan untukku masih harus berjalan sedikit lagi,
"Re, duluan ya",
"oh ok ok..", ya hanya itu salam terakhir untuk hari ini, terasa sedikit canggung, sepertinya saat bekerja aku harus lebih fokus , jangan sampai hal seperti ini mengganggu pekerjaan ku. tak lama kemudian aku bertemu dengan Rina di tengah perjalanan menuju ke tempat kerja, sepertinya dia baru keluar dari minimarket, kebetulan sekali aku ingin menanyakan, aku pun memanggilnya, "Rina oy..",
"oh Re, mau ke tempat kerja kah?",
"iya lah, la emang kamu nggak mau ke tempat kerja?",
"iya, ketempat kerja",
"terus kenapa tadi pertanyaan mu seperti akan pergi ke tempat lain?",
"biar ada pembicaraan saja",
"oo seperti itu kah",
"ya seperti itu", sampai pembeciraan tersebut aku masih belum menyinggung soal perempuan yang jalan bersamanya saat tadi pagi, mungkin nanti saja saat istirahat atau saat pulang kerja aku akan menanyakannya, untuk sekarang lebih obrolan ringan saja sambil berjalan ke tempat kerja.

           akhirnya aku sampai di tempat kerja, aku langsung menuju ke loker untuk menaruh barang-barang ku, kemudian siap-siap untuk memulai pekerjaan ku hari ini.
"Re kamu nggak makan dulu?", tiba-tiba Rina bertanya pada ku,
"tidak, hari ini aku tidak terlalu lapar", "hmm, begitu ya baiklah kalau begitu",
"ok aku masuk kerja dulu ya",
"oh ya Re, nanti kalau mas Armin nyariin bilangin ya aku lagi makan",
"gampang lah kalau itu", setelah dia menitipkan pesannya aku pun pergi untuk memulai pekerjaan ku, semoga saja aku bisa fokus dengan pekerjaan ku, meskipun pekerjaan ku hanya cuci piring tapi kalau aku menjatuhkan 1 piring bisa rumit urusannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apa Kabar Kamu Disana?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang