Luka Abadi

854 162 6
                                    

i : Tulisan bercetak miring telepati.



"Baiklah akan kulakukan, rahasiakan ini dari semua orang yang kau kenal maka orang disekitar mu selamat"

"Baiklah"



1 hari setelah pertemuan itu, Seulgi sudah meyakinkan untuk mengorbankan dirinya, percuma juga ia hidup tidak ada yang indah hanya luka abadi yang ada.

"Unnie aku akan pergi" Ucap seulgi sambil memakai mantelnya.

"Kau mau kemana? Keadaan sedang tidak aman kita harus bersembunyi" Taeyeon menatap Seulgi curiga.

"Tenanglah, aku hanya mencari suasana baru, aku akan kehutan kau tau bukan kebiasaan ku?" Kekeh Seulgi, ia berbohong ia sudah melakukan perjanjian dengan Irene hari ini, sebuah pertukaran nyawa.

"Baiklah" Taeyeon menghela nafasnya berat "Yah! jangan terlalu menghancurkan banyak pohon" Teriak Taeyeon.

"Tidak akan...!!" Sahut Seulgi sebelum keluar ruangan.

Seulgi memasuki sebuah gedung tua, melakukan semua intruksi yang Irene berikan.

Seulgi melihat Irene yang sedang duduk dikawal beberapa  prajurit, seulgi melihat appanya ditahan appanya terlihat pucat, lemah, kurus terdapat bekas luka suntikan disekujur tubuhnya sepertinya mereka melakukan beberapa percobaan padanya.

"Kenapa kau disini?! Mana Taeyeon?!"

"Ini keputusan aku appa, Taeyeon ia baik baik saja"

"Bodoh! Hei cepat pergi dari sini!!"

"Mian..."

"Jadi kau Kang Seulgi yang dikatakan Irene" Ucap remeh pemimpin pasukan itu.

"Sesuai perjanjian lepaskan appaku, kau bisa membawa ku" Datar seulgi, aneh sekali ia merasa tak takut rasanya ia sangat senang untuk mati ia tak perlu merasakan sesak lagi.

"Baiklah hehehe...." Kekeh sang pemimpin.

Irene hanya diam ia hanya salah satu prajurit biasa, ia diperkerjakan bagian mata mata.

"Lepaskan dia" Perintah sang pemimpin.

Ayah Seulgi didorong ia dilepaskan, tubuhnya sangat lemah, berdiri saja ia tak mampu.

"Appa..." Seulgi memeluk ayahnya erat.

"Mian...." Ucap seulgi menahan tangisnya.

"Ini bukan salahmu, maaf kau harus terlahir seperti ini"

"Jangan katakan itu appa"

"Hehehe reuni yang mengharukan bukan? Nah sekarang kemarilah kau Kang Seulgi!" Perintahnya.

Seulgi melepaskan pelukan nya ia berjalan perlahan menuju para prajurit bersenjata lengkap yang jumlahnya cukup banyak.

"Borgol dia"

Seulgi diborgol dan dijaga oleh 2 pasukan.

"Naaah sekarang bunuh appanya, karena ia sudah tidak berguna hehehe"

"YAH! APA YANG KAU LAKUKAN?! KAU SUDAH BERJANJI MELEPASKAN NYA!" Bentak seulgi.

"Mr. Park biarkan ia pergi, seperti katamu ia tak berguna" Protes Irene, ia tak tahu jadinya akan seperti ini.

"Apa kau membela mereka Irene? Apa kau tidak ingat masa keci mu, orang tua mu di bunuh dengan sadis oleh vampir"

Flashback on

Desa kecil yang tentram, udara yang masih sejuk karena masih banyak pohon pohon disini.

"Appaa Joohyun ingin permen sekarang!" Rengek gadis kecil itu.

"Tapi ini sudah malam tokonya pun sudah tutup" Appanya bingung ini sudah terlalu larut, jika mau ia harus ke kota namun perjalan cukup jauh.

"Ini ulang tahun ku! Aku ingin permen!" Gadis kecil itu terus merengek mulutnya mengerucut lucu.

"Aigooo Joohyun kita sudah tumbuh yaa?" Kekeh eomma Joohyun.

"Baiklah! ayoo masuk ke mobil, kita jalan jalan malam ini" Ajak Ayahnya tersenyum manis untuk menuruti anak semata wayangnya itu.

"Hehehe jeongmal?! Gomawoo appa" Joohyun memeluk Ayah-nya erat.

Mereka menuju kota menggunakan mobil dan Joohyun pun membeli banyak permen coklat ini merupakan kado ulang tahun terbaik untuk nya.

"Apa kau senang?" Kekeh ayahnya.

"Tentu saja! Gomawo eomma appa" Ujar gadis itu tertawa bahagia ia bertekad tidak akan melupakan malam ini.

"Tumbulah jadi gadis dewasa yang baik, araa?" Kekeh Ibunya anaknya begitu lucu.

"Araa!"

Mereka kembali menuju rumah, jalanan sangat sepi dan gelap mungkin karena sudah larut malam.



BRAAAK!!!!!!




Mobil terhempas dari tengah jalan menabrak pohon pohon dipinggir, orang yang didalam mobil terluka parah darah bercucuran dimana mana.

"Eooma... Appaa...?" Joohyun membuka matanya perlahan menahan luka disekujur tubuhnya.

"Yah! Apa kau gila?! Kita tidak boleh membunuh manusia!"

"Ahh hanya 1 orang tidak masalah bukan, aku hanya butuh darah mereka"

Brak!


"Jackpot ada 3 orang, kau mau?"

"Hei tinggalkan mereka jangan berbuat masalah"

"Ayolah..."

"Sudah kubilang hentikan!"

"Baiklah hanya 1 ok? Aku hanya akan menghisap pria ini"

"Cepatlah!"

Joohyun mendengarnya dan melihat semuanya.

Ayahnya mati kehabisan darah, ibunya tewas karena benturan kepala yang keras hanya ia yang bertahan hidup.

Hari ulang tahun yang menyenangkan berubah menjadi luka yang dalam dan abadi memori buruk itu terus menghantui nya tiap malam.

Flashback off

"BERHENTI! JANGAN KATAKAN ITU LAGI!" Teriak histeris Irene lukanya dihati nya mencuat, ia kembali mengingat kejadian malam itu.

"Hehehe apa kau ketakutan? Lihatlah dirimu?! JANGAN PERNAH MEMBELA MEREKA! MEREKA HANYA PEMBUNUH!" Bentak mr. Park yang tak lain pemimpin itu.

Seulgi diam, ia kini tau ia dan Irene memang dari awal tidak bisa bersama ada sebuah jarak yang memisahkan mereka, sebuah perbedaan dan pengorbanan, takdir yang sangat konyol dan menyakitkan.

"BUNUH TUAN KANG" Perintah mr.park.

"KU BILANG JANGAN! SIALAN!" Seulgi memberontak menghancurkan borgolnya melempar seorang prajurit yang ingin membunuh Ayah-nya.

"Hahahaha bagaimana bisa? Kau tau borgol itu sangat kuat berlapis lapis perak bahkan tak ada satu vampir yang bisa lepas, kau sangat mengagumkan! TANGKAP DIA! KAU AKAN JADI TIKUS PERCOBAAN KU!"

***

Red Blood : You're DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang