i : tulisan bercetak miring telepati.
Sebelum kesadaran Seulgi hilang sepenuhnya ia mendapat telepati dari kakaknya.
"Kau dimana? Kita harus ke persembunyian Keadaan berbahaya" Ujar Taeyeon ia mencari Seulgi mengikuti instingnya, insting seorang vampir tajam apalagi mereka bersaudara mereka bisa merasakan kehadiran seseorang yang diinginkannya namun membutuhkan tenaga yang cukup tinggi.
"Unnie tolong aku...."
"Hei! Hei! Bertahanlah aku akan menemukan mu"
BRAAAK!
Seulgi tak sadarkan diri ia dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa kesuatu tempat.
Gelap malam terus menguasai waktu tidak ada suara hanya kesunyian disini jauh dari penduduk seperti sebuah hutan.
BRRRRAAAaaaggHHHH!
Taeyeon loncat ke atap mobil, menghancurkan kaca depan menarik supir melempar nya sembarang.
"Wendy ambil seulgi!" Perintah nya.
Wendy menganguk mengerti ia menghancurkan kaca samping penumpang namun ada seorang prajurit menembaknya.
DOR!
DOR!
DOR!
"Keputusan yang salah ahjussi" Tembakan tadi mengenai bahu Wendy, ia langsung menarik menghisap darah prajurit itu sampai habis, Wendy membutuhkan nya untuk memulihkan tubuhnya yang tertembak.
Wendy menarik Seulgi menggendong nya dan langsung keluar dari mobil.
Taeyeon masih sibuk membantai semuanya.Malam berganti pagi, seulgi membuka matanya perlahan sakit dilehernya masih sangat terasa.
"Akkh.... Kepalaku..." Seulgi meringis kesakitan memegang kepala nya.
"Syukurlah kau masih hidup!" Taeyeon langsung memeluk erat Seulgi ia merasa takut kehilangan nya hanya seulgi yang ia punya, hanya ia keluarga nya jika Seulgi mati ia tidak akan sanggup untuk hidup lagi luka di hati nya sudah terlalu dalam.
"Kau membuat ku sesak unnie" Kekeh Seulgi dengan suara serak.
"Kau ini diamlah!" Bentak taeyeon masih memeluk erat.
"Tunggu..?! Kenapa kau menangis?" Bingung Seulgi begitu merasakan bahunya basah.
"Seul..... eomma mati.... Dan appa mereka membawa nya..." Isak tangis Taeyeon pecah dari semalam ia menahannya.
"Tun....tunggu?! Apa maksud mu?! Jangan bercanda! Kenapa MEREKA MELAKUKAN ITU PADA KITA! KITA HANYA DIAM DAN BERTAHAN HIDUP!" Teriak Seulgi tidak terima air matanya jatuh perlahan" u...unnnie... waeeyo?! Kenapa mereka..." Rasanya puluhan pisau menancap diseluruh tubuhnya ini sangat menyakitkan, menyesakkan, mengapa ia harus hidup jika dunia melarang nya, Seulgi memeluk erat Taeyeon.
Kini mereka berada di tempat persembunyian, tempat ini sudah disediakan oleh orang tua seulgi dari dulu jika ada hal darurat.
"Unnie kita harus temukan appa"
"Kita tidak bisa mengambil resiko, appa menginginkan ku menjagamu" Taeyeon menatap Seulgi mengusap pipi adiknya itu.
"Tapi... Unnie a..aku... Hatiku sangat sesak unnie kumohon" Pinta Seulgi memohon tangannya memukul mukul dadanya sesak ia masih menangis.
"Baiklah.... kita cari bantuan" Taeyeon mengerti perasaan Seulgi mereka bersaudara mereka bisa merasakan perasaan satu sama lain.
"Seulgi bukannya kau mengantarkan Irene ke asrama?" Tanya wendy penuh curiga.
"Sebenarnya aku baru ingat tentang nya.... tatapan matanya malam itu sama dengan dulu, Kau ingat 2 tahun lalu kita ke hutan? Kau memukul ku dengan pohon dan pergi, aku mencari mu dan... Aku bertemu seorang yeoja yang penuh putus asa ia Irene ia tahu tentang kita"
Irene berkemas membereskan barang barang nya di asrama ia sudah selesai menjalankan misinya, namun perasaan aneh menghampirinya ia sama sekali tidak bahagia harinya tetap sama penuh penderitaan dan luka, kenangan buruk masa kecilnya selalu menghantuinya.
Tok..
Tok..
Irene melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.
BRAGH!
Seulgi langsung masuk mendorong Irene jatuh, Wendy mengawasi di luar sedangkan Taeyeon pergi menemui seseorang.
"Senang bertemu denganmu lagi Irene" Datar Seulgi ia menahan amarahnya ia sangat kecewa.
"K...kenapa kau di sini?!" Kaget Irene rasa takut menguasai pikiran nya.
"Dari awal memang tidak ada yang kebetulan bukan? Kau tinggal disebelah kamarku, kelas kita selalu sama, dengan bodoh nya aku percaya padamu"
"...." Irene masih diam tubuh mungil nya masih dilantai, ia takut ia harus mencari bantuan.
Seulgi menarik kerah baju Irene dan menghantam kan Irene ke tembok.
"Di mana appaa ku?""...." Irene masih diam menatap mata seulgi ketakutan, baru kali ini ia melihat seulgi seperti ini tatapan matanya kosong lemah kecewa, marah, benci, Irene bisa melihat nya.
"KENAPA KAU HANYA DIAM?! JANGAN MENATAP KU SEPERTI ITU! " Bentak seulgi "kenapa.. Kau melakukan nya?" Tanya seulgi dengan nada rendah matanya berkaca kaca.
"Bukankah kau sendiri yang bilang di tebing saat itu aku harus hidup agar aku bisa membunuh mu"
"Baiklah, bawa aku! Ambil nyawa ku! kembalikan appa ku"
"....." Irene menatap Seulgi ntah mengapa ia merasa sangat sesak melihat Seulgi seperti ini.
"Seharusnya kau hanya harus membunuh ku, jangan keluarga ku" Lemah seulgi melepaskan cengkraman tangan nya dari kerah baju Irene, seulgi mengusap mukanya kasar kepalanya begitu sakit banyak yang dipikirkan hatinya sesak.
Seulgi menghantam tangannya ketembok berkali kali darah mengalir dari kepalan tangannya ia berharap hanya tangannya yang sakit namun tidak hatinya masih menguasai rasa sakit ia masih merasa sangat terpuruk.
"YAH! KENAPA KAU HANYA MEMUKUL TEMBOK! KAU BISA BUNUH AKU KANG SEULGI! BUKANKAH KAU SUDAH MENYESAL MENYELAMATKAN KU?!" Irene mencoba menghentikan seulgi menarik tangannya yang terus memukuli tembok.
Seulgi menatap Irene ia berusaha menenangkan pikiran nyaa, hati dan pikiran nya berkecamuk, seulgi terjatuh lemah rasa sesak nya makin parah menatap kedua mata orang itu.
"Ah perasaan bodoh ini, mencintai mu menyakitkan Bae Joohyun kurasa mati lebih baik"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood : You're Dead
FantasíaKita tidak pernah tau tentang dunia sesungguhnya, apa kita hanya sendiri? " Di dunia ini hanya ada manusia " Itu yang mereka percayai, mereka tidak menyadari bahwa sebuah mahluk lain hidup bersama mereka, berbaur berdampingan. Sejarah mereka terhapu...