Jennie berlari menendang kepala Seulgi, Seulgi pun tubuhnya terhempas jauh menabrak pohon yang ukuran nya sangat besar hingga hancur, Jennie tidak tinggal diam ia mengejar tubuh Seulgi memegang kerah bajunya melompat tinggi ke atas dan membanting tubuh Seulgi ke dasar.
Gerakan Jennie terlalu cepat sangat sulit terbaca oleh Seulgi, Jennie terus menyerangnya Seulgi harus mencari cara Jennie sangat kuat mungkin karena ia terlatih.
Keadaan hutan sangat gelap hanya bintang dan bulan menjadi sumber pencahayaan, Irene terbaring lemah diantara salju tipis tubuhnya kedinginan kedua tangan nya masih terikat matanya mencari fokus ke arah Seulgi yang sedang melawan Jennie.
Ia bisa melihat begitu ganasnya mereka bertarung, tubuh Seulgi terus terpukul tubuhnya penuh luka Jennie tidak membiarkan tubuh Seulgi ber regenarsi ia terus menyerangnya.
"Arrrggghhh!" Suara sakit tertahan terdengar mata Irene beralih ke arah Wendy, ia ingin menolongnya namun keadaan tidak memungkinkannya.
Jisoo memegang leher Wendy mencekiknya sangat erat, Wendy merasa sesak ia terus meronta dengan sisa tenaganya ia mengangkat kaki kirinya mengayunkan ke arah kepala Jisoo dan itu berhasil Wendy terlepas dari cekikikan Jisoo.
"Dia lumayan" Kekeh Lisa matanya memperhatikan Wendy.
"Sepertinya dia seperti mu" Ujar Rose "ahh kenapa mereka bertarung sangat jauh"
"Hei ayo naik ke atas pohon kau bisa menonton nya lebih jelas" Lisa dengan tiba-tiba menggendong bridal Rose mengajaknya duduk diatas pohon tinggi itu.
"Y...yah! Kau mau mati?!" Omel Rose.
Wendy terus menyerang Jisoo namun Jisoo bisa menangkisnya.
"Jadi bagaimana dengan pacar manusia mu itu?" Kekeh Jisoo ia terus menangkis pukulan Wendy, walau gerakan Wendy sedikit lambat tapi tenaganya sangat kuat Jisoo mencoba mengalihkan pikiran nya.
"Jisoo sepertinya terpojok, boleh aku membantunya?" Tanya Lisa matanya menatap lekat Rose berharap Rose mengizinkannya.
"Diamlah" Rose mendorong kepala Lisa menjauh dengan jari telunjuknya "mereka itu tidak terlatih, mereka bodoh tidak tau kekuatan mereka" Mata Rose menatap pertarungan antara Jisoo dan Wendy "Jisoo akan memulainya" Smirk Rose.
Lisa hanya tersenyum kecut ia kesal kadang ia tidak pernah mengerti jalan pikiran gadis disamping nya ini, namun walaupun begitu ia sangat mempercayai dan menyayangi nya ia pun hanya bisa diam menatap pertarungan dari atas.
"Dia tidak akan aman jika bersamamu, kau pikir vampir dan pasukan pemerintah akan tinggal diam" Kekeh Jisoo "dia dalam bahaya"
Perkataan Jisoo benar jika ia bersama Joy ia akan menjadi incaran kedua pihak apa yang harus dilakukan nya, namun disisi lain ia mencintai Joy.
"Kena kau" Jisoo memegang kepala Wendy membanting nya ke bawah sangat keras.
"Arrgh!" Tubuh Wendy terasa sangat remuk ia kesulitan menggerakkan anggota tubuhnya.
Jisoo terkekeh kecil ia duduk diatas tubuh Wendy yang terbujur kaku ia menatap mata Wendy lekat "jadi... Kita mulai tahap kematian mu"
Mata mereka saling bertemu mata Jisoo pun berubah menjadi biru, kenangan buruk itu lagi mencuat kematian dimana anggota keluarga nya di bantai kepalanya sangat sakit Wendy berteriak histeris ketakutan.
Seulgi yang mendengar teriakan Wendy tidak tenang ia harus cepat menyelesaikannya namun Jennie tidak membiarkan nya keadaannya pun sangat mengenaskan darah bercucuran disekitarnya tubuhnya.
"Sialan kau Jennie!" Seulgi menendang kepala Jennie darah keluar dari mulut dan hidungnya, Jennie terkekeh ia pun dengan cepat menarik kaki Seulgi menekuk paksa kaki kirinya hingga patah, tidak hanya itu ia pun membanting nya kebawah membuat Seulgi tergeletak tengkurap Jennie pun memegang kedua tangan Seulgi menarik paksa hingga kedua tangan Seulgi patah.
"Yaah! Kang Seulgi!" Teriak Irene hatinya masih sama seperti dulu masih terluka jika melihat Seulgi terluka, hatinya seperti terbagi dengannya perasaan itu selalu muncul "Bangunlah bodoh!"
Irene terus terisak ia tidak mengerti dengan takdir yang kejam, belakangan ini ia selalu memaki sang dewa ia hanya ingin melihat Seulgi tersenyum lagi ia harap waktu dapat diputar balik penyesalan selalu menemani nya tiap malam mengingat goresan luka yang ia torehkan pada Seulgi.
"Kau sangat lemah padahal kau adiknya" Jennie terus menerus memukuli Seulgi perasaan luka dan dendam ia luapkan Seulgi tidak bisa bergerak seluruh tubuhnya mati rasa matanya menutup perlahan.
"Teriakan itu terdengar jelas keadaan dan perasaan ini sangat dejavu, kenapa dewa sangat kejam dengan ku? kenapa takdir sangat suka bermain? Kenapa? Rasanya ingin ku kutuk mereka semua! Ingin aku maki semuanya kenapa harus aku?!" Guman Seulgi dalam hatinya.
Mata Seulgi perlahan menutup tubuhnya sangat kesakitan rasanya seperti tercabik-cabik tiada henti Jennie terus menerus melukainya, dendam memang sangat berbahaya.
Karena tidak kuat lagi Seulgi menyerah.
Hanya Gelap yang dirasakan Seulgi.
Namun bisikan suara memanggilnya ntah dari mana.
"Sudah kubilang bukan baca saja mantra nya"
"Ryujin?"
"Gara gara kau Dewa akan menghukum ku lagi, akan kubantu mengingat ingatanmu 3000 tahun yang lalu"
***
"Ihh pendek banget sih! Udah lama nunggu juga"
Yaa gimana ya belakangan sibuk tapi next chapter panjaaaaaaang deh *semoga.
![](https://img.wattpad.com/cover/183089368-288-k368756.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood : You're Dead
FantasyKita tidak pernah tau tentang dunia sesungguhnya, apa kita hanya sendiri? " Di dunia ini hanya ada manusia " Itu yang mereka percayai, mereka tidak menyadari bahwa sebuah mahluk lain hidup bersama mereka, berbaur berdampingan. Sejarah mereka terhapu...