Setelah obrolan singkat itu, matahari kembali bekerja keesokan harinya. Seperti biasa Tomoyo akan memakaikan Sakura pakaian buatannya agar tampak semakin manis dalam rekaman. Baginya, semua hal yang berkaitan dengan Sakura harus ia abadikan dengan kameranya.
“Tomoyo-chan, kenapa Syaoran melarangku memakai sihir di sini?” tanya Sakura ketika mereka sampai di tempat yang sudah Syaoran beritahu.
“Entahlah. Tapi kurasa dia hanya ingin kau menjadi normal untuk hari ini. Kapan lagi bertemu, bukan? Sebelum kalian berpisah ketika Syaoran memutuskan sekolah di Hongkong, kau dan dia terlalu banyak menggunakan sihir.” Penjelasan Tomoyo tidak membuat Sakura puas.
“Atau mungkin dia menyukaimu, jadi Syaoran-kun ingin menemuimu bukan sebagai penyihir,” celetuk Sonomi mencuri sebagian dengar obrolan mereka.
“Hoeee?!” pekik Sakura malu yang langsung menimbulkan kekehan antara Sonomi dan Tomoyo.
Rasa malu itu terganti dengan kagum ketika keluarga Sakura dan Tomoyo sampai di Cheung Chau Kwan Kung Pavillion. Tempat di mana beberapa pohon sakura tumbuh di sana dengan cantiknya. Warna di sana sedikit berbeda dengan di Jepang, karena spesies bunganya adalah sakura Taiwan.
Syaoran, Meilin dan Eriol menyusul sambil membawakan banyak makanan. Kebetulan Sonomi menyewa gazebo untuk mereka agar bisa menikmati keindahan sakura tanpa diganggu siapapun.
Selagi para orang dewasa menyiapkan banyak hal, anak-anak sudah berlarian menikmati liburan. Syaoran sendiri membawakan layang-layang unik yang dibuat di Hongkong agar mereka bisa bermain bersama.
“Kurasa ini ide buruk, Syaoran. Angin hari ini cukup kencang!” kata Eriol membenarkan rambutnya yang cukup berantakan.
“Tapi, aku sudah menyiapkan ini jauh-jauh hari. Pasti akan sangat menyenangkan!” sahut Syaoran berkukuh, ia sedikit khawatir salah satu rencananya gagal. Sakura yang melihat itu tak enak hati untuk menolak, maka dari itu ia segera mengeluarkan kalungnya dan mencari kartu WINDY. Melihat gelagat itu, Syaoran segera menahan tangannya. “Apa yang mau kau lakukan?”
Sakura menjawab, “Aku akan mengendalikan anginnya supaya kita bisa tetap bermain. Kau sudah menyiapkan semua ini, Syaoran. Aku juga ingin memainkannya.”
Syaoran menggeleng. “Tidak boleh! Kau tak dengar aku bilang apa semalam?”
Sakura mendesah kecewa sambil memasukkan kembali kalungnya ke dalam baju. Berikutnya menyaksikan Syaoran yang sedang berusaha keras memainkan layangannya untuk Sakura, karena perempuan ini tak bisa memainkannya.
“Ayolah, ayolah~!” Sudah banyak yang ia lakukan, mulai dari; menerbangkannya dengan dibantu Meilin sampai marah-marah karena lelah, menarik ulur benang sampai kusut, bahkan berlarian sambil menarik layangannya agar terbang.
Baru setelah banyak mencoba, Syaoran berhasil dan menyerahkan benang layangan tersebut. Sakura tersenyum tak enak dan menerimanya, “Kau pasti sangat lelah.”
“Bukan masalah.” Kero yang mendengar itu di saat jelas-jelas Syaoran kerepotan hanya mendecak, ia tak mengerti kenapa teman Sakura ini mendadak baik padahal dulu sering beradu mulut dengan sang empu.
Belum lima menit berlangsung, Fujitaka memanggil anak-anak agar segera makan. Syaoran sendiri langsung cengo karena rencananya soal layangan terasa gagal. Sakura segera ditarik paksa oleh Touya untuk mengisi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Trick For You
FanfictionLi Syaoran melarang Kinomoto Sakura menggunakan sihirnya selama di Hongkong. Tapi sambutan yang sudah disiapkannya tidak benar-benar berjalan mulus seperti apa yang sudah ia angan-angankan ketika perempuan ini mengunjunginya. Lantas Sakura tak enak...