O4 : Little by Little

3.8K 299 7
                                    

Jeffan berjalan menuju ruangan dimana Lei berada. Dari mana ia mengetahui posisi Lei ? Tentu saja dari Kayra.

Ia melirik sekilas lewat jendela disebelah lorong, Lei yang sedang memperhatikan materi yang dijelaskan sembari mengelus pelipisnya.

Beneran sakit pasti, batin Jeffan.

Menyadari Lei yang kemungkinan akan berada dikelas lebih lama, Jeffan bersandar di sebelah pintu kelas.

Beberapa lama kemudian Lei berjalan menuju luar ruangan sembari masih memegangi pelipisnya yang berdenyut, tetapi saat melihat Jeffan ia langsung menurunkan tangannya berpura-pura tidak merasa kesakitan sama sekali, dilihatnya Jeffan yang membawa sebuah kantung keresek.

"Masih sakit ya ? "

"Enggak kak, beneran deh !" bagaimanapun Lei berusaha meyakinkannya, Jeffan tetap tidak percaya.

"Gue beli es batu nih," Jeffan menunjukkan kantung keresek ditangannya.

"Buat apa ?"

"Setahu gue kalau memar biasa dikompres, tadi gue liat pelipis lo agak memar"

"Enggak usah kak" Lei khawatir merepotkan Jeffan.

"Udah nurut aja sama gue, buruan cari tempat duduk"

Disitu Lei hanya bisa mematuhi Jeffan dan berjalan dibelakangnya. Setelah menemukan tangga yang bisa mereka tempati, Jeffan duduk disana, begitupun dengan Lei, namun ia memberi jarak diantara mereka.

Jeffan membuka keresek digenggamannya, terlihat oleh Lei ada beberapa plastik kecil es.

"Gak terlalu banyak belinya kak ?"

"Tanggung kalau cuman beli satu" Jeffan menatap Lei dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Agak deketan sedikit, gue mau kompres"

"Sama gue sendiri aja kak"

"Lo kan gak bisa lihat memarnya dimana" Jeffan mendekat ke arah Lei dan mengompresnya.

Beberapa lama setelah mengompres pelipis Lei, esnya sudah mencair dan Jeffan melepas plastik es tersebut.

"Masih sakit ?"

"Udah nggak kak, makasih," sejak tadi pun Lei sudah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tapi Jeffan tidak percaya.

"Mau langsung pulang ?"

"Iya kak."

"Gue anter" ujar Jeffan dengan nada yang sedikit memaksa.

Dari awal mereka bertemu di lorong hingga sekarang, Lei tidak melihat Jeffan mengembangkan sebuah senyuman sama sekali, berbeda dengan saat dirinya bertemu Xiana yang langsung tersenyum dengan bahagia.

Kesal, itulah perasaan Lei sekarang.

~•°•°•~

Lei sampai didepan rumahnya setelah diantar oleh Jeffan, ia sudah berterima kasih kepada Jeffan, tetapi anehnya Jeffan turun dari mobil juga.

"Gak usah turun segala kak, gue gak kenapa-kenapa"

"Gue mau ketemu orang tua lo" balas Jeffan datar.

Lei memiringkan kepalanya, "Mau apa ?"

Tapi Jeffan seakan tidak peduli dengan pertanyaan Lei, Lei juga tidak mau mengulang pertanyaannya.

Lei lalu memasuki halaman rumahnya, dan baru saja Lei hendak membuka pintu rumahnya, dari dalam pintu tersebut sudah dibukakan oleh Mama.

Lei belum berbicara apapun saat Mamanya melihat ke belakang Lei, "Jeffan ?!"

"Siang tante" Jeffan menyalami Mama saat Lei hanya bisa melongo penuh tanda tanya.

"Ayo masuk dulu" tawar Mama.

"Gak usah tante," kali ini Jeffan tersenyum sembari menolak secara sopan, "Jeffan pulang dulu ya tante."

Setelah Jeffan pergi, Lei dan Mama masuk kedalam rumah mereka.

"Ma, kenal kak Jeffan ?" pertanyaan yang sejak tadi berada di benak Lei akhirnya terlontar.

"Pake tanya segala, kenal lah, orang anaknya tante Yuna."

Lei mengangguk sembari ber-oh santai, hingga beberapa saat Lei teringat ucapan tante Yuna sebelumnya.

Bukannya senang, ia justru semakin merasa bingung. Rasanya ingin berteriak, namun Lei menahannya dengan menggigit bibir dan mengepalkan tangannya.

Menyadari perilaku tidak biasa Lei, mama segera bertanya, "Kamu kenapa ?"

"Gak papa kok ma, gak papa banget !"

-tbc

Vote dan komen ya... ^_^
makasih kalian yang udah baca✊😼

My Senior | Lee Jeno [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang