Malam ini suara tegang nan menyeramkan tengah melanda Istana, suara dentingan pedang yang tengah beradu, bau anyir darah yang tertumpah menjadi pemandangan malam yang sangat menakutkan untuk disajikan
Malam ini Istana tengah diserang oleh segerombolan pembunuh bayaran, entah apa yang terjadi hingga para pembunuh itu bisa menerobos gerbang Istana yang sangat kokoh
Sementara itu di Istana Ratu, gadis muda itu duduk dengan cemas di kamarnya, sekeliling kamarnya di jaga ketat oleh belasan prajurit Istana
Wajah cantiknya terlihat pucat, kecemasan jelas tergambar disana, sejak tadi ia terus memainkan jarinya untuk menghilangkan kecemasannya saat ini
"Han Sanggong.. aku harus keluar sekarang." Ditolehkannya wajahnya pada Dayang Istana yang menjaganya
"tidak yang mulia... anda harus tetap berada disini, Jusang Jeonha meminta anda untuk tetap di Istana anda hingga yang mulia menjemput anda nanti."
"tidak bisa... aku sangat mencemaskannya, jantungku seperti hendak melompat keluar ketika aku memikirkannya, aku... takut.." airmatanya kini tumpah, gadis muda itu mengkwatirkan seseorang yang selama ini dibencinya tersebut
"mama...."
Gadis itu menengkram chima-nya dan berusaha menenangkan dirinya dan menyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja
"benar... dia pandai bermain pedang, dia juga pandai memanah.. tentu tidak akan terjadi apa-apa padanya..." dia terus meyakinkan dirinya, menghapus kecemasannya akan pemuda yang kini tengah berjuang melawan pemberontak tersebut
"jeonha..."
Semua terlihat cemas dan ketakutan disana, malam itu.. sungguh malam panjang yang mencekam
Tiba-tiba suara dentingan pedang beradu tepat berada didepan kamar Ratu, semua yang ada dikamar tersebut terkejut dan berjaga, para Dayang merapat ke arah Ratu untuk melindungi gadis itu
Ratu mengeluarkan belati kecil dari dalam Baerae [lengan baju] dan waspada memandang kedepan
BRAAAAKKK!!!! Pintu kamar Ratu diterjang tubuh pengawal Istana yang terluka,
AAAKKKHHHHH!!!! Semua menjerit, para dayang berdiri dan Ratupun berdiri, mereka membangun barikade untuk melindungi ratu dengan mengacungkan pedang mereka masing-masing
"mama... tetaplah di belakang hamba..."
Ratu terlihat sangat ketakutan sekarang, ia menelan ludahnya dan mencengkram lembut bahu Dayang Istananya tersebut
Jeonha... Jeonha... tolong selamatkan saya... Jeonha
Dalam hatinya disebutkan nama yang bahkan tak pernah diucapkannya dengan lembut tersebut, Sriinggg!!! Satu persatu dayang yang melindunginya jatuh bersimbah darah dihadapannya, kini tinggal dayang Han yang melindunginya
"mundur!!! Dasar lancang!!! Kau tidak bisa mendekati Ibu dari Negara ini!!!!" Dayang Han berteriak
Kemudian pedang mulai terangkat dan melukai tubuh senjanya
"AAAAKKKHHHHH!!!!" Ratu berteriak melihat dayang yang selama ini menjaganya tersebut lunglai dihadapannya
"perlawanan anda sungguh tidak akan ada gunanya sekarang... jungjeon-mama."
"mundur!!! Ku perintahkan kau untuk mundur!!!" Ratu mengumpulkan segenap keberaniannya, mengacungkan belati kecilnya yang pernah Raja berikan padanya sebagai hadiah saat pertama ia memasuki Istana sebagai Putri mahkota
Seseorang dengan pakaian serba hitam dan pedang mengkilat ditangannya tersebut tampak tak peduli, ia mengayunkan pedangnya bersiap untuk menghunuskannya pada Ratu muda Joseon tersebut
YOU ARE READING
ONCE AGAIN I LOVE YOU [TAMAT]
Historical FictionJoseon sekali lagi membara, perang dan pemberontakan terjadi, Istana terdesak pasukan kerajaan dipukul mundur, Raja yang mengetahui mereka semakin terdesak segera berlari untuk menyelamatkan Sang Ratu, demi keselamatan sang Ratu, Raja menyembunyika...