Bagian 10

569 74 5
                                    

Jukyung terlihat duduk didepan ruang rapat menyiapkan dokumen yang hendak digunakannya untuk rapat nanti, sebuah langkah mendekatinya

"kau sangat sibuk," suara itu...

Jukyung langsung menghentikan pekerjaannya dan menutup dokumen tersebut, kemudian menatap lelaki yang berdiri didepannya, Lee Jinseok

"tentu saja, aku harus menyiapkan dokumen rapat,"

"haah...kasar sekali kau padaku...bukankah aku yang menyadarkanmu,"

"emm...kau benar, nasehat untuk menjadi camellia itu...aku berterima kasih,"

Jinseok tertawa "lalu...lihatlah kau sekarang Jukyung...kau tidak ada bedanya denganku, kau menjadi serakah sekarang,"

Jukyung berdiri dan menatap tajam Jinseok "aku tidak sama denganmu...pemakan harta, yang aku inginkan hanya Jinsang, aku tidak peduli dengan harta keluarganya,"

Jinseok diam, menatap sinis pada Jukyung "bukankah...saat sekolah dulu, kau mendekatinya karena statusnya bisa membantu lulus dan berhenti diganggu mereka semua,"

Kali ini Jukyung yang diam, Jukyung muda begitu lemah dan rapuh, terlahir dikeluarga Miskin membuatnya selalu diejek dan di hina, perlakukan yang tak menyenangkan sering kali diterimanya, klise memang....Jinsang datang dan membelanya secara tak sengaja saat mereka berada di toko kue, Jukyung merasa senang karena ini pertama kali ada yang membelanya, Jukyung yang penasaran mencari tahu tentang Jinsang, mengetahui Jinsang anak orang kaya dan berkuasa, gadis itu seperti menjadikan Jinsang sebagai tamengnya

"jangan munafik kau Jukyung...kita semua...mendekati Jinsang karena ingin sesuatu darinya dan sekarang, kau menjadi serakah sama sepertiku,"

"Jukyung-ah..." suara Jinsang memanggilnya

Jukyung langsung mengontrol emosinya, mengubah ekspresi marahnya menjadi senyum yang indah

"jangan mengingatkanku pada masalalu...karena sekarang...aku tidak tinggal disana," bisik Jukyung, ia kemudian mengemasi dokumennya dan berlari kearah Jinsang

"heeeh...mengerikan," gumam Jinseok

******

Yoojung kita yang malang, dia terlihat duduk ditaman sendirian, memandang kearah langit yang bertabur bintang malam itu

"haaah....bagaimana aku bisa pulang," gumamnya seraya melahap roll kentang

Yoojung membayangkan jika mereka ada di Istana maka mungkin keadaan saat ini tidak membuatnya binggung seperti ini, ia akan sangat mudah kembali ke Istananya ataupun dengan sangat mudah berkomunikasi dengan dayang-dayangnya

"nenek...sekertaris Kim, ibu Jinsang, bibi kim...Paman Lee," gumamnya

Ia masih tak mengerti bagaimana mereka (Ratu dan Raja) bisa sampai didunia yang bahkan tak dimengertinya tersebut, gadis itu bahkan berpikiran bahwa mereka diasingkan oleh pemberontak ketempat dimana yang mereka tak mengenalnya.

"ini mimpi...hanya mimpi," ucapnya kemudian seraya menatap gedung apartemen yang berdiri kokoh dengan lampu berkelap-kelip didepannya "indah....aku berharap akan segera terbangun dan mendapati Raja seperti dulu lagi,"

Haah...sebuah pengharapan dari seorang gadis yang mulai putus asa mungkin, tapi...bagaimana ia bisa kembali ke Istana? Apakah Ratu harus melompat kembali kedalam sumur ? haah... kayak kagome dong , hiihihihihihihi

*******

Jinsang sudah berada dirumah ketika sang nenek mengatakan jika Yoojung belum kembali

"bukankah dia sudah pulang tadi sore, aku menyuruhnya pulang," kata Jinsang seraya meletakkan handuk basahnya diatas kasur

"cari dia...Yoojung tidak paham jalanan di Seoul , cari dia...." Kata sang nenek cemas

ONCE AGAIN I LOVE YOU [TAMAT]Where stories live. Discover now