Honey, - Park Jihoon

470 60 1
                                    

Nama gue, y/n. Gue adalah anak gadis satu satunya dari seorang keluarga pengusaha. Hari ini adalah hari pernikahan gue dengan seseorang yang belum gue kenal pasti. Siapa? Eung..
Sebut saja Park Jihoon. Pria yang baru sebulan lalu gue kenal. Dia adalah anak rekan kerja ayah.

Kembali dengan masalah pernikahan. Kalian pasti sudah bisa menebak bahwa gue adalah korban dari perjodohan rekan bisnis. Gue gak tau, ini akan bertahan lama atau apapun itu. Tapi, yang gue tau... Dia adalah pria yang cukup baik dari tampangnya.

"Lo ga siap?" Tanya Jihoon yang berdiri di samping gue saat ini.
"Eung..." Gue dengan modal tampang yang berusaha baik baik aja.
"Gue harap lo bisa ngejalanin ini demi orang tua kita" Balas Jihoon dengan tatapan sinisnya.

Beberapa jam setelah resepsi,

"Lo bisa tidur di sini. Nanti gue tidur di sofa aja" Suruh Jihoon sambil nunjuk tempat tidur yang terdapat dalam kamarnya itu.
"Lo gapapa tidur di sofa?" Jujur aja sih, gue kasian juga kalo mesti dia yang tidur di sofa. Secarakan ini kamar dia gitu:(.
"Gapapa" balas Jihoon cuek.

Dingin tapi perhatian. Itulah Jihoon yang gue tau saat ini. Gue masih belum yakin kalau cowok dingin, cuek, yang gue kenal cuma sebatas anak rekan bisnis papa sekarang sudah jadi suami gue. Entah apa yang terjadi besok dan seterusnya. Gue masih menunggu itu.

Jihoon pov

Pagi ini gue bangun lebih awal dari y/n. Mungkin karna terbiasa dari dulu. Gue sebenarnya pengen bangunin y/n. Tapi, gue urungin niat itu karna keliatan dari wajahnya kalau dia lagi capek banget.

Oh ya, gue pengen nanya. Apa bener cinta yang bertepuk sebelah tangan itu akan berbalas nantinya?. Kalo bener, apa iya kalau y/n bakal ngebalas cinta gue nantinya?. Kalian pasti berpikir kalau gue yang cuek dan dingin ini gak punya perasaan apa apakan ke y/n?. Kalian salah.

Y/n itu adalah junior gue di kampus dulu. Waktu dia maba, gue adalah satu satunya senior yang ga bisa nyentuh bahkan bertatapan langsung sama dia. Karena paras dan hati yang lembut. Gue bisa lihat jelas y/n adalah cewek yang baik. Gue jatuh cinta sama y/n karena kebaikan hatinya. Waktu itu, ada seorang anak kecil yang kehilangan orang tua. Anak itu nangis sejadi-jadinya. Orang orang yang lewat hanya meliriknya. Tapi, tidak dengan y/n. Y/n beda. Dia bak malaikat yang dikirim tuhan untuk menolong anak itu. Dan sekarang, anak itu, sudah menjadi seorang pelajar yang cukup berprestasi di sekolah. Lucu ga sih?. Gue belum pernah bertatapan, belum pernah menyentuh, bahkan ga kenal dia pasti. Tapi gue udah jatuh cinta. Gue ngerti sekarang. Cinta itu buta.

Jihoon pov (end)

Sebulan setelah pernikahan, Jihoon makin perhatian.

"Kamu udah bangun?" Tanya Jihoon ke gue yang lagi duduk di ranjang itu. Kaget sih. Pake aku kamu lagi. Kan jdi dug dug gue:(
"I-iya" pake latah lagi. Au ah!
"Mau sarapan?" Gue cuma ngangguk sambil majang muka melongo gue.
"Ji-Jihoon!" panggil gue. Dia nengok.
"Kamu udah sarapan?" Tanya gue lagi. Dia cuma ngegeleng dengan senyum tipis. -deg.

Di ruang makan,
"Jihoon, lo ga lagi sakitkan? Atau atau lo lagi ngerjain gue?" Tanya gue dengan nyerocos gitu
"Ha?" Jawabnya
"Emang salah kalau aku baik sama istri aku?. Apa kamu nggak suka?" Tanya Jihoon dengan muka datarnya. Gue belum sempet jawab tapi Jihoon udah angkat piringnya dan ninggalin gue ke kamar.

Guys,,,
Kasi gue saran plis. Gimana caranya ngebujuk suami:(. Jujur aja, gue seneng hari ini di perhatiin bak istri seutuhnya sama Jihoon. Gue berasa rasa gue udah terbalaskan. Iya, gue suka sama Jihoon dari awal liat dia datang kerumah. Gue bisa lihat kedermawaannya, kebaikan hatinya, bahkan ketulusannya tanpa mengharapkan sepeser apapun dari orang tuanya.

Malamnya,
"Jihoon..." panggil gue ke Jihoon yang lagi tiduran di sofa.

Sebenarnya lagi hujan gede guys. Gue takut. Soalnya, petir petir gitu:(. Gue butuh orang yang bisa nenangis gue saat ini. Jihoon kenapa jadi baperan gini sih. Gue berusahan nutup mata gue. Berusaha tidur. Tapi gak bisa.

Drrrtttttrrrttt!

"-Akhhh! Gue takut!" Gue teriak karena suara guntur. Jihoon sampe kebangun. Mana lampu mati lagi. Gue kan takut gelap juga.

"Jihoon.... Aku takut.... Kamu dimana? Hiks hiks" Gue nangis sejadi jadinya. Gue ga tau Jihoon dimana. Gelap banget soalnya.
"Honey,,, are you okey?" Tangan hangat itu meluk gue. Dengan modal senter hpnya.
"Ji-jihoon, aku takut... Hiks!" gue masih mode nangis.
"Honey,,, don't cry okey? Aku disini. Maafin aku yah" Jihoon masih meluk gue. Adem rasanya dipeluk sama Jihoon. Walau pertama kali dalam rumah tangga ini. Gue bisa ngerasain ketulusan Jihoon sama gue.

Paginya,

Gue bangun lebih dulu. Biar bisa nyiapin sarapan buat gue dan Jihoon. Tiba tiba ada tangan yang melingkar di perut kecil gue

"Good morning honey,,,"
Suara berat yang gue harap setiap hari bisa menghiasi hidup gue.
"Morning too,,," Balas gue.

Gue udah tau perasaan Jihoon dan Jihoon juga udah tau perasaan gue. Berkali kali gue bilang gue bisa ngerasain ketulusan Jihoon ke gue. Pointnya, tidak semua yang cuek dan dingin itu berarti tidak tulus terhadap kita.

----

Maafkan ketidak jelasan ini. Ini ide dari temen aku. Terobsesi dari sebuah cerita. Hahaha.
Intinya jangan lupa votment ya guys. Hehe thank u

Love Story? |Imagine| X Wanna oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang