Berpotensi 18+
Happy Reading..
"Udah bisa puasa ya, Mo?" Ramadhan bertanya di sela-sela ringisannya.
"Lo lup tadi gue udah teraweh?"
"Akhirnyaaa..."
"Kok lega gitu?"
"Gue ada temen makan sahur lagi..."
"Emangnya gue pernah nggak nemenin lo sahur?"
"Ya nggak sih...tapi beda aja rasanya lo sahur bareng orang yang lo tau nggak puasa."
Geez. "Aneh!"
"Gue udah sering di bilang aneh. Lo tau alasan terbesar kenapa gue di bilang aneh?" tanya Ramadhan sembari menjepit-jepit pipi chubby Mori.
Mori risih tapi juga sudah terbiasa dengan Ramadhan yang iseng tidak bisa diam. "Kenapa memangnya?" sahutnya cuek.
"Karena lo."
Mori mengerutkan keningnya. "Kok gue?"
Ramadhan memilin ujung rambut Mori. "Pas gue SMP, Abi bilang kalo gue nggak boleh pacaran atau deket sama cewek karena gue udah punya calon istri. Abi juga bilang, calon istri gue itu cerewet tapi super baik. Jadi gue harus jaga perasaannya walau gue belum kenal."
"Terus hubungannya apa?"
"Sejak saat itu, gue nggak pernah suka di deketin cewek. Kalo mereka tanya kenapa gue nolak gue akan selalu jawab...nggak, istri gue pasti nggak suka. Gara-gara itu mereka ngecap gue aneh, cowok ganteng dan manis yang selalu ngaku punya istri padahal jomblo sejati. Makanya tadi mereka nggak percaya kalo gue bisa bawa lo," perjelas Ramadhan dengan nada manja, raut wajahnya menurut Mori...minta di cubit-cubit.
"Kenapa lo gampang banget terima dijodohin? Lo tau 'kan umur kita beda jauh?"
"Cuma 5 tahun 'kan?"
"Cuma 5 tahun?!" ulang Mori tidak percaya dengan reaksi santai Ramadhan.
"Gue tau siapa cewek yang bakal dijodohin Abi. Lo pasti nggak sadar kalo gue udah berteman di semua medsos yang lo punya. Nama fake akun gue Rama.Rimo dan lo pasti lupa kalo dulu pas gue masih SMP pernah chatingan sama lo di fesbuk."
Mori menggigit sudut bibirnya pelan, berusaha mengingat. "Bohong 'kan lo?" tudingnya.
"Lo nggak wajib percaya tapi jujur ya, wajah lo nggak pernah berubah bahkan foto dan aslinya sama. Dan alasan gue santai aja dijodohin sama lo karena biarpun lo lebih tua, wajah lo nggak jauh beda kok sama anak-anak seumuran gue."
Mori mengerucutkan bibirnya. "Lo lagi muji atau mau menghina?"
"Muji dong...kalo boleh gue pengen banget umumin ke semua orang kalo lo istri gue tapi lo 'kan maunya main rahasiaan."
"Tadi...cewek cantik yang deket sama lo itu siapa?" tanya Mori hati-hati sembari menempelkan plester terakhir.
"Jihan? Dia temen dari SMP sama kayak Aji. Mereka bisa di bilang bestfriends-nya gue. Lo nggak masalah 'kan gue temenan sama mereka?"
Mori meletakkan kotak P3K ke tempatnya lalu duduk bersisian dengan Ramadhan."Nggak. Tapi kayaknya Jihan ada rasa deh ke lo."
"Huu..sok tau," Ramadhan menarik Mori ke dalam pelukkannya, tanpa penolakkan Mori merebahkan punggungnya ke dada Ramadhan.
"Lo-nya aja yang nggak peka. Gue sebagai cewek taulah, cara dia memperlakukan lo itu beda."
"Beda gimana? Gue, Aji, dan Jihan itu udah kenal akrab. Bahkan semua yang kenal gue pasti kenal mereka begitupun sebaliknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramadhan bersama Ramadhan [Open PO]
Teen Fiction[CERITA SUDAH DITERBITKAN] Senin pagi bagi Maurika Hamzah selalu sama, bangun pagi, sarapan, dan kuliah. Siapa sangka, senin kali ini akan menjadi senin yang berbeda bagi Mori (Sapaan Maurika). Ketika tiba-tiba Ayah menghubunginya lalu mengabarkan b...