44.Kepergianmu Bag. IV

1.6K 126 7
                                    

Viza sibuk membawa berbagai macam bunga bersama pelayannya, dia sangat bahagia hari ini karena sebentar lagi Banu dan dirinya akan resmi bertunangan, putri yang terkenal dengan keramahannya itu hari ini bahkan terus tersenyum, senyum yang seindah mentari pagi.

Dia masuk menuju istana utama, disana dia melihat ayah dan ibundanya sedang sangat serius melihat berita di televisi Viza meletakkan bunga bawaannya di
Vas bunga yang harus diganti bunganya, lalu berdiri dibelakang ibundanya sambil melihat siaran berita itu. Mata Viza membesar ketika indra pendengaran dan penglihatannya mendengar serta melihat berita itu.

Sore waktu setempat, pihak maskapai memberikan kebenaran informasi pesawat xxx dengan tujuan Los Angeles jatuh di laut, titik koordinat nya sudah jelas dan sekarang tim sedang mengupayakan keselamatan para korban.

Viza meremas sofa yang dia pegang, jantung-jantungnya berdebar mengalahi detak jarum jam terlalu cepat hingga dia merasa sesak, ditambah fakta bahwa Viza tahu jelas kalau itu adalah maskapai penerbangan Banu serta jam dan tujuan flight nya adalah sama dengan jadwal Banu.

"Dari data yang didapatkan pesawat ini dikemudikan oleh Pilot Aldo Manarki dan Co Pilot Banu Anggara Jayker, serta delapan awak kabin yang bertugas ."

Viza akan terjatuh jika saja Aryan tidak memegang tubuhnya dengan cepat. Akhtar dan Vienza berdiri mendekati Viza.

"Ibunda, ini bercanda kan? Kalian ingin memberi kejutan padaku bukan?" Raut wajah terkejut,tidak percaya, dan juga Viza tersenyum dengan cara bicaranya membuat Vienza terlihat sangat terpukul.

"Ayahanda katakan kepada Banu untuk menghentikan sandiwara ini atau aku tidak mau menunggunya."
Viza mendekati Akhtar yang hanya bisa diam dan menatap Viza sedih.
Bola mata Viza berkaca-kaca, berulang kali dia menggelengkan kepalanya lalu tertawa dipaksakan.

Ponsel Viza berbunyi dan dia memperlihatkan layar ponselnya kepada semua keluarganya yang ada disana.

"Lihat bu Mas Bian menelpon, pasti dia ingin mengatakan kalau Banu bercanda karena ingin membuatku terkejut,"

"Viza," kata Vienza lirih. Dia masih berusaha memelik putrinya itu tapi sepertinya Viza tidak menyadarinya.

"Mas Bian, oh Mas tolong katakan pada Banu bercanda nya tidak lucu. Hahahhaha..." Bian menutup matanya mungkin Viza sudah melihat berita ini ditelevisi ataupun media lainnya.

"Katakan padanya jika besok dia tidak menemuiku, aku akan membencinya seumur hidupku mas, dan juga bercandanya tidak lucu. Hahahahha..."

"Oke mas, bye." Sentuhan dipundak Viza oleh ayahnya membuat Viza berhenti tersenyum. Perlahan-lahan Akhtar mengatakan kebenaran yang coba diingkari putrinya itu, bukan dia tidak sedih dia juga sedih bahkan sangat sedih saat tahu hal ini.

"Viza," Akhtar menatap bola mata yang menyiratkan kesedihan itu.

"Viza, semua yang kamu lihat dan kita dengar disini benar putriku." Viza menjauhkan tangan Akhtar dari pundaknya dia menatap ayahnya seperti ketakutan.

"Tidak,tidak,tidak,tidak,TIDAK," teriak Viza tiba-tiba sambil berjalan mundur.
"Banu akan menemuiku sebentar lagi ayah, keluarganya bahkan akan datang besok kesini. Pesta pertunangan kami akan diadakan, bagaimana ayah mengatakan berita itu benar."
Jerit Viza histeris, Aryan memegang bahu adiknya yang terisak itu raungan Viza mulai mereda dan mereka semua mendengar samar berita di televisi yang masih menayangkan perkembangan jatuhnya pesawat itu.

"Tim Basarnas menemukan lagi baju Pilot yang sudah terpotong-potong di atas kantung baju terdapat nama pilot Banu A Jayker, keadaan Baju tersebut ....___"

Pengilihatan dan pendengaran Viza tiba-tiba hilang dan dia tidak sadarkan diri. Vienza berteriak histeris dan Akhtar juga Aryan tampak sangat khawatir.

"Panggil Dokter Istana cepat." Perintah Akhtar berteriak.

Bersambung....

Happy eid mubarak bagi yang menjalankan 😊

Minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin...

My Tour Guide [VERSI LENGKAP ADA DI Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang