Chapter 1

64 4 0
                                    


Surakarta, September 1997

Angin bertiup sepoi-sepoi memanjakan rambut ikal panjang nan hitam pemilik wajah oval putih dan mulus. Tampak hingga saat ini gadis tersebut tidak terganggu akan pemainan angin yang berdesir lembut itu malah dengan jelas sekali gadis tersebut tertidur dengan lelapnya diatas sebuah pondok bambu keemasan. Mungkin saat setiap orang yang melintasi pematang sawah yang menguning tersebut akan mengira bahwa gadis tersebut adalah seorang gadis yang jatuh dari langit atau biasa disebut seorang bidadari? Kain sutera yang sedemikian rupanya terbalut di tubuh gadis tersebut menjelaskan bahwa dia bukan seorang gelandangan yang numpang tidur di pondok bambu tersebut, Bisa jadi ia adalah pemilik dari pondok tersebut. Bukan... ia tidaklah tinggal ditempat hening itu tetapi ia adalah seorang gadis bangsawan yang sedang menjaga padinya dari serangan burung pemakan padi.

Srek... srek...

Lambat laun terdengar suara gesekan secara paksa diantara rerumputan hijau yang tidak begitu tinggi. Suara tersebut semakin kuat bahkan kini mulai terdengar bunyi tapakan telapak kaki yang sangat kencang. Suara tersebut terdengar sangat cepat bahkan kini mulai terdengar napas terengah-engah. Gadis penunggu pondok kecil ditengah pematang sawah tersebut mulai terusik. Perlahan diangkat bulu matanya yang panjang dan lentik keatas netra hitam yang bening.

"ada apa?" desah gadis itu secara malas.

Ia mulai mengucek matanya bahkan beberapa helai bulu mata yang lentik tersebut mulai jatuh tepat diatas hidungnya yang yang mancung.

"anu...anu..."sahut seseorang yang baru saja datang tersebut dengan napas yang masih terputus-putus.

Gadis tersebut tidak menghiraukan keadaan orang tersebut. Ia malah sibuk mengikat rambut ikal nya sembari tetap menunggu orang tersebut meneruskan bicaranya.

"Kanjeng Gusti... Kanjeng telah mengampuni Raden Ajeng." Akhirnya terungkap sudah pesan yang hendak disampaikannya kepada gadis tersebut.

Mendengar sang kakek mau mengampuni perbuatannya, gadis tersebut sangat lah terkejut sebab sang kakek bukanlah orang yang mudah melakukannya. Saat ia mengungkapkan keinginannya untuk mengenyam pendidikan tinggi di London, kakeknya sangatlah marah dan menyuruhnya pergi ketempat ini untuk merenungi kesalahannya. Akan tetapi gadis tersebut tak urung bahagia berarti ia boleh mengenyam pendidikan yang lebih tinggi di luar negeri layaknya gadis Eropa lainnya. Gadis tersebut tersenyum penuh arti sedangkan wanita tua yang membawa kabar yang sejak tadi memasang panik kini terheran.

"benarkah? Bagaimana caranya mbok?"tanya gadis itu setelah ia dapat menguasai dirinya dari kebahagian berita tersebut.

"saya tidak tau Raden Ajeng tetapi Kanjeng Gusti menyuruh Raden cepat kembali ke Keraton untuk mendengar wejangan." Jawab mbok tua tersebut.

Mendengar ucapan mbok tua tersebut, segera gadis tersebut membenarkan tampilannya menjadi lebih baik dan anggun. Menjadi seorang gadis bangsawan bukanlah mudah bagi gadis tersebut. Segala sesuatu yang ingin ia capai selalu diawah kendali orang atas yaitu kakeknya seorang Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mangku Negara Senapati Ing Ayuda Kaping IX dari Kadipaten Surakarta. Ayahnya seorang Gusti Raden Mas Wijaya telah meninggal dunia akibat perang pada masa itu. Dalam keadaan terluka parah, sang ayah meninggal tepat diatas pangkuan ibunda beliau yaitu Kanjeng Bendara Raden Ayu Suryani. Sedangkan ibu sang gadis atau istri ayahnya Raden Ayu Winiarsih hanya mampu menangis sambil memangku anak mereka satu-satunya yaitu Raden Ajeng Amelia. Mulai sejak itulah kehidupannya seorang Raden Ajeng Amelia beserta sang ibu berada diruang lingkup Praja Mangkunegaraan Surakarta.

Keinginan untuk mengenyam pendidikan sebenarnya timbul sejak ia kecil. Sang ayah Raden Mas Wijaya selalu menanamkan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan membuat ia sangat ingin pergi ke salah satu benua Eropa ataupun Amerika. Akan tetapi sang pendukung telah tiada sehingga Amelia yang kini berusia 16 tahun tak lagi dapat memendam keinginannya pun, segera mengatakan kepada sang kakek keinginannya sehingga kejadian ini lah yang terjadi pada Amelia.

Kasih dan CintaWhere stories live. Discover now