Chapter 6

37 6 1
                                    

London, 6 Mei 2016

Betapa senangnya hati Kasih dan Cinta, akhirnya Bunda mau menepati janjinya untuk mengajak kedua gadis cilik tersebut untuk berjalan-jalan mengelilingi kota London yang terkenal dengan pusat kebudayaan dunia. Dengan penuh kebahagian, Kasih dan Cinta bersenandung riang sambil membenahi tampilan mereka walaupun sebenarnya bundalah yang sibuk merias kedua putri kecil tersebut.

"dimana sepatu adik yang berwarna pink, bunda?" tanya Cinta sambil melihat kembali tampilannya ke cermin lemari.

"hm, cantik!" gumam Cinta.

Mendengar gumaman Cinta, Kasih dan bunda tersenyum.

"ihhh... bunda kok malah smile sih? Mana sepatu adek yang pink bunda?" rajuk Cinta.

Bunda hanya geleng-geleng kecil melihat tingkah ajaib putrinya. Hari ini kedua gadis kecilnya berulang tahun ke enam. Demi gadis kecilnya tersebut, bunda rela libur dari tempat kerjanya disebuah toko Cake di ujung persimpangan komplek tempat tinggal mereka.

"loh, kenapa tanya bunda sayang? Kan kamu yang simpan?" tanya bunda dengan lembut.

"ayo ingat-ingat, dimana Cinta taruh sepatunya?" tanya bunda lagi ketika dilihat putri bungsunya sudah berkaca-kaca.

"di rak sepatu, bun!" jawab Cinta tersenyum sambil mengusap matanya yang sudah mengeluarkan tetesan bening.

"ambil dong dek, jangan suruh bunda yang ambil. Bunda itu capek sudah dandanin adek ama kakak!" bukan bunda yang berkata melainkan si sulung yang bijak, Kasih.

"bunda capek urusin Cinta?" tanya Cinta dengan polos.

"gak sayang, tapi bunda mau Cinta harus tanggung jawab dengan barang milik Cinta. Jadi mulai besok, barang milik Cinta harus dijaga termasuk apa yang telah bunda kasih!" nasihat bunda lembut sembari mengelus rambut hitam legam nan lurus milik putrinya tersebut.

Sebenarnya inilah yang paling sulit bagi bunda dalam melupakan pria yang berjasa dalam menghadirkan kedua bidadarinya tersebut yaitu wajah dan fisik yang lebih dominan mirip dengan pria tersebut, termasuk rambut hitam legam nan lurus tersebut. Hatinya pasti sakit mengingatnya, sebab itulah ia tak dapat melupakan pria yang pernah bahkan masih mengisi relung hatinya tersebut.

"iya bunda, maafin Cinta!" jawab Cinta dengan senyum tulusnya.

"kalau begitu, bunda siap-siap dulu ya." Ujar bunda sambil berlalu dari hadapan kedua putrinya.

Selang berapa waktu dengan memakai baju terusan berwarna biru senada dengan kedua putrinya, bunda menghampiri kedua putrinya yang telah menunggu ia di ruang tengah.

Ketiga perempuan tersebutpun pergi keluar dari apartemen yang sebenarnya layak disebut rumah susun. Lara hati bunda dapat berkurang setengah bahkan sepenuhnya saat melihat bahagia yang tercetak di wajah kedua putri kecilnya tersebut.

Pada bulan Maret hingga Mei adalah musim semi yang sangat indah di kota yang terkenal kecanggihannya tersebut. Setiap tumbuhan menghijau dengan subur bahkan hampir seluruhya bunga-bunganya bermekaran. Kota London saat ini sungguh indah, disetiap jalan tampak ramai akibat jatuhnya bunga-bunga yang segar sehingga Kota London tampak berwarna, asri, bahkan menyegarkan pandangan mata.

"udaranya segar!" ujar Kasih sambil merentangkan kedua tangannya.

"udaranya segar!" Cinta mengikuti Kasih dengan merentangkan kedua tangannya juga.

Bunda terkekeh geli melihat tingkah kedua putri kembarnya tersebut.

Saat ini mereka berada di Hyde Park yang terletak di dekat Kensington Gardens. Dengan luas area 142 hektare, tempat ini menawarkan suasana indah dengan bunga-bunga bermekaran. Apalagi hari saat ini masih pagi, matahari berwarna keemasan juga tak mau kalah menawarkan keindahannya melalui sinarnya yang berusaha menembus daun-daun yang menghijau.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kasih dan CintaWhere stories live. Discover now