Arya benar-benar pusing. Ia dihadapkan dengan dua pilihan yang mana pilihan tersebut tak dapat ia pilih. Pertama ia tidak sanggup melihat Julia pulang dengan naik taksi sendiri walaupun Julia sebenarnya tak pernah mabuk dalam hal berkendaraan sedangkan pilhan berikutnya adalah meninggalkan Amelia juga bukanlah pilhan yang tepat. Apa yang dikatakan Amelia bahwa ia takkan menerima tamu malam-malam tanpa adanya suaminya memanglah benar. Apalagi kedua temannya itu semuanya berkelamin pria.,
Arya menatap lekat wajah ayu Amelia, cantik itulah pikir Arya. Sejenak Arya ingin mempertahankan pernikahan mereka apabila Amelia berhasil membuat ia jatuh cinta padanya, segera Arya menghapus pikirannya. Tidak, ada Julia yang menunggunya. Hubungan Arya dan Julia sudah sangat lama. Dimulai dari ia kuliah di Belanda, Arya bertemu dengan Julia. Julia adalah Putri kebangsaan Belanda. Itulah alasan Sonia, ibunya Arya mendukung keputusan ayahnya untuk menikah dengan Amelia.
"dia itu putri kolonial Ar, kalau kamu punya gadis lain yang penting itu Indonesia, ibu dengan senang hati dukung kamu!" nasehat Sonia.
"apa kamu gak tau gimana perjuangan ayah kamu bersama dengan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan Negara kita Negara Indonesia? Hingga ayahnya Amelia gadis yang akan dijodohkan ke kamu itu adalah salah satu korban!" jelas ibunya denga berapi-api.
Terdengar suara bel pintu dibunyikan, Arya segera terbangun dari masa lalunya bagaimana ia berdebat dengan ibunya, Sonia.
"loh mas, bukannya kata mas teman mas itu gak pernah bunyikan bel pintu? Tapi kok.."
"banyak omong kamu! Cepat bukaan pintunya!" potong Arya dengan nada keras.
Amelia segera pergi ke depan untuk membuka pintu dengan nada bingung sekaligus terkejut setelah mendengar bentakan Arya. Tampaknya Arya terganggu akan aku, begitulah pikirnya.
"hai!" ucap seorang pria yang berambut coklat kemerahan tetapi warna matanya, matanya biru? Gumam Amelia dalam hati.
"hallo, silahkan masuk"sapa kembali Amelia sembari mempersilahkan kedua tamunya masuk.
Amelia memperhatikan kedua tamunya, pria yang menyapanya tadi tampaknya orang campuran. Ayahnya mungkin atau ibunya yang seorang Indonesia sedangkan lainnya itu orang Amerika atau Eropa. Sedangkan tamu pria yang satu lagi itu tampak seperti orang Indonesia asli tetapi bukan orang Jawa. Kaku dan dingin auranya, batin Amelia.
"hey, brother!" sapa lagi pria bermata biru tersebut kepada Arya yang dari tadi masih setia di sofa ruang tamu. Iya, semenjak peristiwa sandiwara Julia yang telah diungsikan oleh Amelia ke kamar tamu, Arya tak beranjak sedetikpun dari tempat duduknya.
Arya hanya menjawab malas dengan gumaman.
"mana Julia,bukannya kau bilang padaku bahwa kau mengajaknya ke sini?"ucap pria bermata biru lagi sambil melayang matanya kesegala sudut rauangan.
"Julia? Apa ia datang? Kok aku gak tau dia datang?"sahut dingin pria berambut hitam tersebut. Padahal Amelia pikir dia adalah seorang yang bisu, ternyata dia bisa bicara.
"ada, dia didalam kamar tamu!" jawab Arya dengan nada malas.
"loh kok dia ada di kamar tamu? Kenapa dia? Sakit?"tanya beruntun Pria cerewet itu, begitulah menurut Amelia.
"hm."jawab Arya dengan malas lagi.
"kok bisa? Dia itu gak pernah sakit loh?"tanya lagi pria bermata biru tersebut. Kok cerewet banget sih, melebihi mak-mak"batin Amelia.
Tiba-tiba pria yang bermata biru tersebut langsung tertawa setelah ia rasa ia cukup banyak bicara dan mendapatkan tatapan tajam dari Arya dan pria berambut tersebut.
YOU ARE READING
Kasih dan Cinta
RomanceKasih dan cinta adalah suatu harapan yang diinginkan oleh setiap orang. Setiap orang terluka, tersakiti, dan merasa tak sanggup lagi menjalani kehidupan ini dapat dipulihkan kembali apabila ada sebuah kasih dan cinta. Bagaimana suatu hubungan apabil...