Chapter 5

32 4 0
                                    


Jakarta, Oktober 1997

Dalam suatu ruangan berdinding hitam putih, terletak sedemikian rupa suatu meja yang cukup panjang dengan sebuah kursi hitam beroda yang sedang tampak diduduki oleh seorang pria berambut hitam, memiliki hidung mancung dan kulit sawo matang kecoklatan.

Tampak pria tersebut sedang sibuk dengan berkas-berkas yang penuh tinta berwarna hitam yang seakan menggambarkan betapa sibuknya pria tersebut saat ini. sesekali ia terlihat ia mengurutkan pangkal hidungnya secara perlahan, lalu mendesah berat.

Kring...kring...

"hallo," ucapnya datar.

"maaf pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak sekarang. Seorang gadis yang bernama Miss Julia," ucap seorang resepsionis diujung sana.

Mendengar nama Julia, pria tersebut malah serasa ingin pecah kepalanya.

"suruh ia masuk!"perintahnya.

"Mau apa Julia kemari?" tanya pria tersebut dengan dirinya sendiri.

saat ini Arya merasa lelah dan letih, sebenarnya ia tak mau menerima tamu tapi karena kekasihnya yang datang, maka Arya mau tak mau harus menerima kedatangan Julia.

***

"bagaimana?" tanya Julia kepada resepsionis yang berbaju merah batik tersebut dengan penuh harap.

"miss, dipersilahkan oleh pak Arya masuk kedalam."jawab Resepsionis tersebut dengan ramah.

"terima kasih."ucap Julia dengan tersenyum tulus, lalu meninggalkan resepsionis tersebut.

Sepeninggal Julia, Resepsionis tersebut langsung memasang wajah tidak suka. Seorang putri kolonial masih ada di negerinya Dan dia harus tersenyum tulus padanya? Cihh... sebenarnya ia sungguh tidak terima akan ini, tetapi bagaimana lagi itu adalah tuntuntan pekerjaan yang harus ramah pada setiap orang termasuk musuh sendiri.

sedangkan Julia risih dengan tatapan seluruh karyawan yang melihatnya dengan sinis, ia paham mereka takkan sudi menerima kedatangannya karena ia adalah keturunan langsung dari Belanda yang dianggap mereka musuh terbesar bangsa Indonesia.

Julia dengan penuh senyuman masuk menuju ruangan dimana Arya berada. Saat ia sampai di depan ruangan Arya, dengan ramah ia mendatangi sekretaris arya yang saat ini memakai pakaian berwarna putih dengan rok hitam panjang yang senada.

"bapak sudah menyuruh saya untuk mempersilahkan miss masuk kedalam." Sambut Sekretaris tersebut.

"terimakasih." Ujar Julia seraya meninggalkan sekretaris Arya dan masuk kedalam tanpa mengetuk pintu.

"Arya... i miss you so bad!" seru Julia yang berlari dan lagsung memeluk Arya.

"hm."jawab Arya singkat.

"ihh... apaan sih? Kok hm? Gak ada kata yang lain apa?"gerutu Julia sambil mengeratkan pelukannya.

"lepas!" desis Arya tak suka.

"gak mau, aku masih rindu banget ama kamu!"tolak Julia.

"Julia!" bentak Arya dengan keras sembari melepaskan pelukan Julia dengan paksa lalu berdiri dari duduknya.

Mata Julia memanas, Arya membentaknya. Sebegitu tidak sukanya kah Arya jika dipeluk olehnya?

"mengapa?" lirih Julia dengan pedih.

Arya hanya menatap Julia dengan datar. Lalu menghela napasnya secara kasar.

"kita sebaiknya gak usah lagi berhubungan. Aku mau fokus sama pekerjaanku!" jawab Arya lalu ia kembali ke posisi duduknya semula.

Kasih dan CintaWhere stories live. Discover now