• 5 •

1.4K 155 18
                                    

•••

Happiness
Disclaimer© Masashi Kishimoto
A Sasusaku Story

• 5 •

Written by LIANA2789
Genre: Fanfiction, drama
Rate: Teen

•••

.

.

.

Sakura terdiam cukup lama hingga Sasuke memutuskan untuk duduk tepay disebelahnya. Sadar dalam sekejap, dia segera membuat jarak agak jauh dari Sasuke.

Rasa heran secara singkat mengisi pemikirannya. Untuk urusan apa pemuda kemarin yang tampak acuh padanya kini menegur sapanya?

"Kenapa kau ada disini?"

"Aku juga pasien disini. Bahkan sebelum kau memakai seragam pasien itu."

Sasuke menjawabnya dengan sesantai mungkin. Tanpa menoleh kearah Sakura.

Keheningan sempat menemani diantara mereka. Hingga beberapa menit berlalu, Sasuke kembali memutuskan untuk membuka suaranya.

"Aku melihatmu tadi, di kamar inap dan menangis disana."

Sakura terkesiap. Pandangannya secara spontan mengarah pada wajah Sasuke, yang tak hentinya menatap pada langit senja.

"Aku memang tidak tertarik untuk ikut campur, tapi tetap saja aku hanya ingin berkata bahwa tangisan adalah bentuk kelemahan." Jelas Sasuke.

Perempuan itu sedikit tertarik akan kalimat yang diucapkan oleh pemuda raven disampingnya.

Sakura sendiri berpikir berbeda, pendapat Sasuke tentang jatuhnya airmata adalah pendapat yang begitu bertolak belakang dengannya.

Airmata baginya bukanlah kelemahan, tapi emosi yang meludak. Dia tidak lagi tahu harus bagaimana lagi setelah dirinya di vonis mengidap penyakit HIV.

Penyakit yang masih belum ada pengobat. Hanya sekedar penghilang rasa sakit saat mengalami gejala.

Sakura jelas tahu bahwa penyakit ini akan terus memakan habis tubuhnya. Berkembang menjadi penyakit yang lebih mematikan, AIDS.

Gadis berhelai rambut sewarna bunga kebanggaan Jepang ini memutuskan untuk berdiri. Sasuke menatapnya terheran-heran.

"Bagiku, airmata bisa berarti banyak untuk semua orang."

Matanya melirik kearah belakang, tepat pada kedua mata kelam milik Sasuke.

"Tapi bagiku, airmata tidak selalu jadi luka namun juga bisa menjadi penyembuh untuk diri sendiri."

Sasuke dibuat terkesima oleh Sakura. Untuk alasan yang begitu tidak diketahuinya, hatinya merasa tersentuh oleh kalimat Sakura.

"Jika saja kita terlihat lemah, itu adalah hal wajar. Karena kita, tidaklah lebih kuat dari seorang Tuhan."

Sakura melukiskan senyum indahnya dibibir. Membuat jantung Sasuke berdetak beribu kali lebih cepat.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang