• 4 •

1.5K 160 17
                                    

•••

Happiness
Disclaimer© Masashi Kishimoto
A Sasusaku Story

• 4 •

Written by LIANA2789
Genre: Fanfiction, Drama
Rate: Teen

•••

.

.

.

Sakura terbangun diranjang rumah sakit. Bau obat memasuki indra penciumannya. Matanya menyipit ketika cahaya lampu ruangan begitu menyilaukan matanya.

Dia menoleh ke sekelilingnya, dia benar-benar ada di rumah sakit. Tangannya dipasang selang infus. Pakaiannya telah berubah, berganti menjadi seragam pasien.

Tidak ada seorang pun disini. Dia sendirian. Sangat mengherankan tentang bagaimana caranya dia ada disini. Siapa yang mengantar Sakura?

Kriiett

Pintu terbuka pelan dan sosok Hinata muncul disaat itu. Dia membawa makanan dalam kantong wadah. Melihat kearahnya dengan senyum lembutnya.

"Sakura, akhirnya kau sadar." Ucapnya senang.

Sakura tidak tahu harus apa sekarang. Dia hanya berbaring, kembali menatap langit-langit polos kamar inapnya.

Sementara Hinata menutup pintu, lalu berjalan mendekat padanya. Mengambil posisi duduk dikursi sebelah ranjang.

"Bagaimana aku bisa disini?" Tanya Sakura dengan suara parau.

"Aku menemukanmu, terbaring tidak sadarkan diri dikamar. Tubuhmu pucat, saat aku mengguncang tubuhmu kau tidak kunjung menjawab." Jelas Hinata.

"Kau terus meracau dan berkata bahwa kau kesakitan. Akhirnya aku memutuskan untuk membawamu ke rumah sakit." Lanjut Hinata.

Sakura terdiam. Tidak tahu harus berkata apa. Sekarang Hinata mengetahuinya, tahu akan saat-saat dia meracau tidak jelas dalam kesakitan yang menjeratnya.

Dalam hati dia begitu malu. Dia sangat malu. Sakura yang sekarang tampak seperti sampah.

"Aku pasti merepotkanmu," lirih Sakura.

Airmatanya mulai menggenang. Mengingat kembali kekejamannya pada Hinata. Dirinya yang tidak tahu diri.

Dan sekarang, lihatlah Hinata bahkan masih sempat peduli akan kelangsungan hidupnya.

"Aku banyak sekali melakukan kesalahan." Ucap Sakura.

Hinata menatapnya sendu. Membayangkan menjadi gadis seperti Sakura adalah hal yang begitu berat. Seorang yatim piatu, itu tidaklah menyenangkan.

Dirinya tidak sekalipun menyimpan benih benci pada hatinya. Hinata tidak sekalipun mempunyai niat balas dendam atas yang dilakukan Sakura.

Ya, Hinata pernah menjadi korban bully Sakura bersama teman-temannya.

Waktu itu, Sakura begitu liar. Dia tidak mengingat sekalipun pertemanan mereka. Demi menjadi anggota anak-anak terkenal, Sakura rela membully-nya dihadapan seluruh murid.

Sudah lama sekali. Dan Hinata sudah merelakan semuanya. Tidak ada yang bisa merubah masa lalu, tapi jika merubah sikap dari pengalaman masa lalu itu masih bisa patut dicoba.

"Bukankah, aku begitu bodoh Hinata?" Tanya Sakura.

Hinata melihat adanya tetes airmata Sakura yang turun membasahi wajahnya. Hatinya tersayat, sahabatnya menangis didepannya seperti ini, bagaikan sebuah peluru yang diarahkan padanya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang