⎔⎔⎔
"Tuan Darvid, semoga kerjasama kedua perusahaan kita ini bisa berjalan dengan baik, saya harap." Ucap seorang pria berperawakan sedang itu beranjak berdiri sambil menyalami tangan tuan Darvid saat kontrak kerjasama mereka sudah ditandatangani.
"Harapan itu juga saya harapkan tuan Chonklran." Balas tuan Darvid sambil tersenyum.
"Ah iya, bagaimana kabar keluargamu. Seperti kita harus merayakan hari besar ini dengan makan malam bersama. Mungkin bisa sekaligus mempererat jalinan kekeluargaan kita." Ucap tuan Chonklran yang hanya dibalas senyuman oleh tuan Darvid, beliau bukannya tidak paham akan arah pembicaraan ini. Beliau sangat paham apa maksud ucapan relasi kerjanya ini, yaitu ingin menjodohkan kedua anak mereka agar bisa menambahkan ikatan kerjasama yang lebih menguntungkan untuk kedua belah pihak.
****
"Percuma papih mau kenalin Forth sama siapapun, karena Forth tetep gak akan mau!" Forth masih bersikeras dengan argumennya dengan kedua orangtuanya itu.
"Tapi ini semua juga untuk kebaikan kamu juga Forth, lagipula siapa orang yang kamu sukai itu? Kamu belum pernah mengenalkannya apalagi membawanya kemari." Ucap papihnya.
'Papih udah pernah ketemu sama dia, tapi Forth kenalin dia bukan sebagai kekasih Forth.' Forth hanya bisa menjawab pertanyaan papihnya itu dalam hati tanpa mau mengatakan terus terang. Mungkin jika situasinya berbeda ia bisa mengatakan dengan lantang jika ia menyukai Beam.
Forth menyukai Beam sejak pertama mereka bertemu di belakang sekolah, wajah Beam yang terlihat ketakutan saat itu membuatnya terus memikirkan sosok mungil itu. Dan pertemuan tak disengaja selanjutnya saat Forth keluar dari rumahnya dan dengan tidak tau malu meminta Beam untuk memperbolehkannya tinggal bersama. Rasa suka itu berkembang menjadi rasa sayang yang Forth sendiri tidak sadari sejalannya dengan waktu, tinggal satu atap dengan Beam Baramee membuatnya mengerti akan tanggung jawab dan juga membuat Forth menjadi sangat protektif akan teman sekamarnya ini. Rasa sayang itu akhirnya berubah dengan cepat, membuat Forth tidak kuasa untuk jauh dari Beam. Sangat lucu. Seorang Forth yang dikenal sebagai brandalan yang ditakuti bisa bertekuk lutut dibawah senyuman seorang 'kutu buku' Beam. Ia juga tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya itu pada Beam karena Forth takut jika Beam menolaknya dan menjauh darinya.
Disisi lain,
Mendengar berita Forth yang akan dijodohkan dengan gadis lain menjadi satu pukulan tersendiri untuk Beam. Ia tidak sanggup untuk mendengarkan pembicaraan itu tetapi ia juga tidak ingin bersikap tidak sopan dengan meninggalkan meja makan. Walaupun hatinya sakit saat mengetahui kalau Forth menyukain orang lain, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Siapa dia yang berani mempertanyakan perasaan Forth? Ia bukan siapa-siapa. Sejujurnya, ia menaruh rasa pada Forth semenjak mereka tinggal bersama. Tetapi ia masih tau diri apa dan bagaimana kedudukan mereka yang jauh berbeda. Ia cukup bersyukur keluarga Forth menerimanya dan dianggap sebagai anak. Ia tidak akan berani membuat keluarga Forth kecewa jika mereka tau seorang yang tidak mempunyai keluarga dan juga hidup tidak jelas sepertinya menyukai Tuan Muda Forth. Setiap hari selama tinggal ditengah-tengah keluarga ini, Beam terus mengingatkan dirinya jika ia hanya menumpang disini, ia tidak berani untuk bermimpi lebih dari ini.
"Papih dan mamih gak akan dengerin alasan kamu, selama kamu masih anak papih dan mamih, kamu harus ngikutin omongan kami." Ucap papih Forth dengan tegas sebelum akhirnya beliau beranjak pergi ke ruang kerjanya dan diikuti oleh mamihnya.
Forth maupun Beam terdiam mendengar ucapan tuan Darvid saat itu. Dalam hati mereka berdua berkecambuk berbagai pikiran dan kesedihan yang tidak bisa mereka utarakan. Mungkin jika Forth cukup berani mengatakan perasaannya, mungkin jika keadaan hidup Beam yang normal seperti kebanyakan teman-temannya. Berbagai kemungkinan yang hanya mereka pikirkan agar situasi ini tidak membuat hati masing-masing terluka.
****
Sejak tiga hari setelah 'perbincangan keluarga' di meja makan itu, Beam terlihat lebih banyak diam dan melamun. Dirinya bahkan tidak tau lagi apa yang ingin ia lakukan. Keluar dari rumah keluarga Darvid? Mungkin itu pilihan satu-satunya yang ia punya, toh ia sudah tidak dibutuhkan lagi. Tapi bagaimana ia harus menjelaskan alasannya pada nyonya dan tuan Darvid? Terlebih lagi ia sudah terbiasa dengan Forth, apakah ia harus menjalani kehidupan sendiri dan menyedihkannya itu sebelum ia bertemu dengan Forth?"Beam, kamu harus siap-siap ya untuk malam ini." Kata nyonya Darvid membuyarkan lamunan Beam.
"Huh?"
Nyonya Darvid menghentikan pandangannya pada layar televisi dan beralih menatap wajah kebingungan Beam. "Beam, jangan bilang kamu lupa kalau malam ini pesta perayaan ulang tahun mae." Kata nyonya Darvid sambil memasang wajah manyun.
"Ah, Beam inget mae tapi kan itu masih beberapa jam lagi. Ini baru jam... 11 siang, sedangkan acaranya 7 malam nanti. Beam siap-siapnya jam 5 aja, hehehe.."
"No..no kamu dan Forth harus siap sebelum itu dengan dandan rapi dan cakep, karena ini pesta yang penting buat mae." Beam hanya merespon dengan tertawa saja.
"Oh iya, bangunkan Forth sayang, kalian harus fitting baju untuk malam ini." Beam menganggukan kepalanyadan beranjak dari sofa untuk ke kamar Forth, tetapi belum sampai di anaktangga, mae kembali berucap yang dengan pasti membuat hati Beam kembali sakit. "jangan lupa katakan pada anak nakal itu kalau malam ini pesta pertunangannya akan diumumkan ya."
_________
Special tag AntiqueRomanticaBetewe chapter selanjutnya adalah chapter terakhir ya genks. Terima kasih udah baca, walaupun banyak yang Sider juga hahaha..
Yang lain juga kemungkinan akan segera tamat, so tolong tunggu lemopai yak 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝓔𝓝𝓓] 𝐵𝑒𝒸𝒶𝓊𝓈𝑒 𝒪𝒻 𝒴𝑜𝓊
FanfictionIni cerita tentang mereka. Mereka yang saling membutuhkan satu sama lain.