Kepingan I

70 6 2
                                    

Bus melaju dengan kencang di dalam terowongan yang sepi. Perjalanan menuju kota kecil yang menjadi tujuan liburan musim panas kami kali ini terjadwal di malam hari. Dan yang lebih uniknya lagi, hanya kami berlima dan sedikit orang lain yang berada di dalam bus.

"Kenapa Mayu?" tanya Mirai, sahabatku yang duduk di sisi jendela.

Aku menoleh padanya. "Eh, ngga kok. Cuma perasaanku ga enak," jawabku gugup.

"Perasaanmu aja kali," katanya.

Ya. Kuharap hanya perasaanku saja. Tapi kenapa perasaan ini terus menghantuiku?

Aku beralih ke sisi yang lain. Daiki dan Yuuto sedang tidur sambil memeluk ransel sementara Ryosuke yang duduk di depan mereka sedang sibuk dengan laptopnya, mengedit video seperti biasa. Laju bus yang tidak stabil sama sekali tidak mengganggu mereka. Dan perasaanku yang tidak enak tentu saja tidak akan mencapai mereka.

Aku kembali menatap Mirai yang sedang mendengarkan lagu dari mp3 bersamaku. Lantunan lagu lawas Harmonia yang lembut tidak membantuku menenangkan pikiran. Pada akhirnya aku menghela napas kecil dan menutup mataku, berharap dengan begitu perhatianku dapat teralih dan terfokus pada lagunya.

Lalu kukira aku hampir terlelap saat aku mendengar suara decitan ban mobil yang sangat kencang.

CIIIIIIITTTTT....!!!

Mataku terbuka lebar.

BRAKKK!!!

Hal terakhir yang kuingat adalah aku terhempas ke sisi belakang bus bersama Mirai dan semuanya menjadi gelap.

Samar kudengar sebuah suara. Bunyi yang sangat tidak asing. Suara yang terus memanggilku, menyuruhku untuk bangun. Seperti...

KRINGGG!!

Aku membuka mataku dan menemukan diriku menatap langit-langit kamarku yang putih. Cahaya matahari yang menerobos lewat ventilasi menajamkan penglihatanku. Keringat dingin mengaliri pelipis, napasku memburu. Jantungku berdegup berkali lipat dari detak jantung normal. Sementara jam wekerku tetap berbunyi dengan ributnya, membuat telingaku berdengung. 

Dengan keadaan setengah sadar aku menjangkau jam weker bergambar animasi Detektif Conan itu dan menghentikan jeritannya. Setelah jam itu berhenti berbunyi, giliran ponselku yang berbunyi. Lantunan Love So Sweet dari Arashi mengalir darinya. Kuraih ponselku yang berada di nakas bersama si weker dan melihat siapa yang menelepon di pagi hari seperti ini, meski kurasa aku sudah tahu siapa oknum itu.

Kusentuh ikon bergambar hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga kiriku. "Ya?" sapaku.

"Ohayou, Mayuyu! Jangan telat ya. Hari ini kita ada presentasi di kelas Ohno Sensei," ujar sahabatku, Mirai, di ujung sana.

"Uh.. Oke," jawabku sekenanya.

"Baiklah. Sampai jumpa di halte," katanya.

Aku tersenyum kecil. "Un. Sampai nanti," balasku.

Aku mengakhiri panggilan dan beranjak menuju kamar mandi.

-WnY-

Namaku Watanabe Mayu. Siswi kelas 2 SMA di Midori Gakuen. Hidupku normal seperti siswa-siswi biasanya sebelum aku dihantui oleh mimpi yang sudah berulang berkali-kali setiap aku terlelap. Untungnya minggu ujian semester sudah berakhir dan tinggal menunggu pembagian hasil serta liburan musim panas yang akan segera tiba.

Shida Mirai, Arioka Daiki, Yamada Ryosuke, dan Nakajima Yuuto adalah teman terdekatku di sekolah. Aku mengenal mereka sejak masuk SMA pada masa orientasi, dan beruntungnya berada di dalam kelas yang sama meski di tahun ke-dua ini Yuuto terpisah dari kami yang berada di kelas 2-2 dan dia di kelas 2-1.

Nakajima Yuuto adalah anak yang spesial, kalau aku boleh beritahu. Dia unik. Ia dapat melakukan apa yang tidak banyak orang lain bisa. Dan ia hanya membagi rahasianya ini pada kami.

Omong-omong, seharusnya minggu ini adalah minggu terakhir sekolah dan libur musim panas akan segera dimulai. Kuharap aku tidak akan menghabiskan musim panasku dengan mimpi buruk. Lingkar hitam di bawah mataku tidak boleh tertangkap kamera. Semoga mimpi buruk ini tidak terus berlanjut.

.

Setelah melaksanakan segala aktivitas sebelum berangkat sekolah, aku segera pamit dan berjalan menuju halte yang berjarak sepuluh menit dari rumahku. Setelah bertemu dengan Mirai dan naik bus menuju sekolah, aku menceritakan tentang mimpiku yang lagi-lagi muncul tadi malam. Ia mulai mendengar tentang mimpiku setelah malam ketiga aku mendapat mimpi itu.

Ia menanggapi dengan jawaban yang sudah pasti, "Aneh."

Perjalanan menuju sekolah tidak memakan waktu terlalu lama. Kami turun di halte terdekat setelah perjalanan selama lima belas menit dan berjalan selama lima menit. Gerbang Midori Gakuen di ujung jalan itu masih terbuka dan banyak siswa yang berlalu lalang di sekitar sana.

"Pagi," sapa Daiki yang berada di rak ganti sepatu bersama Yuuto saat kami sampai di sana.

Aku membalas dengan melambaikan tangan lalu mengganti sepatuku dengan uwabaki.

"Wajahmu pucat," komentar Daiki saat kami melangkah menuju kelas.

"Lagi?" tanya Yuuto.

Aku mengangguk. "Aku ngga tahu kenapa bisa. Rasanya aku ingin bisa lucid dream," ujarku. Suaraku terdengar frustasi bahkan bagi diriku sendiri.

"Kurasa kau cuma butuh liburan," celutuk Ryosuke yang muncul dari balik lorong toilet.

"Liburan musim panas memang sudah dekat," kata Mirai.

Aku menghela napas kecil. "Mungkin. Mau ke mana kita musim panas ini?" Mereka menjadi semangat saat aku mengatakannya.

"Aku menyarankan kita ke rumah nenekku. Nenekku butuh pertolongan di kebunnya," sahut Daiki dengan senyum sejuta watt-nya.

"Oh," Yuuto menepuk tangannya semangat, "Kita bisa makan semangka!"

Ryosuke mengangguk. "Boleh juga. Sekali mendayung, 3 pulau terlampaui."

Aku tersenyum, "Boleh. Mirai?"

"Iya. Libur ke pedesaan terdengar menyenangkan," ia setuju.

"Yosh! Kalau begitu sudah diputuskan. Kita akan ke sana! Aku akan mengabari nenekku," ujar Daiki semangat.

Kami masuk ke kelas dan berpisah dengan Yuuto yang lurus menuju kelas sebelah.

Rasanya tak sabar menunggu libur musim panas tiba. Tapi, perasaan ini... Perasaan tak enak yang sama seperti di mimpiku.

-Watashi no Yume-
To be continue...

Hola!

Fuyu kembali dengan FF lama yang dirombak habis-habisan. Buat yang familiar dengan judulnya, atau ceritanya, ya, bisa jadi ini adalah Ff yang pernah kalian baca di note FB Fuyu di tahun 2011 dengan judul yang sama. Ohoho..

2011. Wah.. 9 tahun yang lalu!
Sebenarnya ide untuk me-remake FF ini udah lama ada dan sudah diedit sejak tahun lalu. Tapi sekarang baru kesampaian untuk diedit ulang lagi. Harap maklum, ini tahun terakhir dan lagi nyusun skripsi yang revisinya berasa tidak selesai-selesai. Hiks.. TvT

Ngga pingin cuap banyak-banyak karena takutnya jadi spoiler. Tapi intinya, cerita ini akan beda banget sama versi aslinya. Plus, pingin adain behind the scene-nya. Semoga jadi aja deh.
Hehe..

Buat kalian yang baca, tolong tinggalkan jejak ya!
Buat yang udah nunggu lama buat cerita baru, terima kasih sudah menunggu, ditunggu feedback-nya! ^o^

Saa, see you in the next chapt?
Bye bye!

.

.

.

Akiyama Fuyuki

Watashi no Yume [HSJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang