Story Of The Overpower Beings

The dungeon (3)

*sebelumnya...*

Sebelum berreta ke istana untuk bersiap-siap, Berreta jalan-jalan santai keliling kota. Walaupun di bilang jalan santai pun itu kurang cocok dengan keadaan berreta yang sekarang karena ia sebenarnya berjalan selambat siput tapi di mata orang ia terlihat seperti jalan biasa.

Ya, selama ini berreta berjalan selambat siput atau bahkan lebih lambat tapi di mata 'teman-temannya' dan orang lain ia seperti berjalan santai. Itu karena status kecepatan/speed milik Berreta adalah 100 juta tahun cahaya yang bisa diartikan ia bisa berlari dengan kecepatan yang tidak pernah dibayangkan oleh makhluk hidup yang  ada di dunia Archtopia. Berreta menyadari hal ini saat ia di summon, Berreta masih sempat untuk melihat statusnya waktu itu dan ia tidak terlalu terkejut tentang statusnya itu.

Tapi sekarang Berreta harus menyesuaikan diri dengan kecepatannya karena saat berreta belum berada di perpustakaan kota dan masih di istana, ia lupa kalau Kecepatannya tinggi dan berreta pun berlari kecil ke perpustakaan kota itu, alhasil Berreta bukannya berlari kecil tapi berreta berlari dengan kecepatan cahaya lalu tanpa sadar berreta sudah berlari menembus tembok pelindung ibu kota kerajaan Melboune dan menimbulkan lubang yang tidak terlalu besar, untung pada saat berreta sudah menembus tembok kerajaan berreta berhenti dan kembali berjalan lambat kearah perpustakaan.

Berreta berharap tidak ada yang menyadari kalau ada lubang di dinding itu (tapi semua orang menyadarinya). Oke kembali ke cerita.

Berreta berjalan santai seperti halnya orang-orang lakukan di pagi hari. Berreta pun melihat penduduk ibu kota berlalu lalang, sebagian mereka ada yang pergi ke pasar atau ke toko dan ada sebagian yang pergi ke guild petualang atau membuka/memulai usaha perdagangan mereka. Banyak sekali orang yang bangun saat di pagi hari karena disini hukum time is money berlaku, jadi bagi mereka yang mempunyai usaha harus rajin bangun pagi agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih.

Berreta pun teringat di dunia game Ragnarok Reverie, semua NPC di game itu yang mempunyai Role pedagang selalu bangun pagi untuk berkerja, bisa dibilang ini membuat Berreta merasakan Nostalgia untuk pertama kalinya.

Di perjalanan menuju istana berreta menyadari kalau sepanjang perjalanannya orang-orang penduduk kota berbisik-bisik tentangnya. Pendengaran berreta tidak tajam hanya saja cara mereka berbisik itu sangat jelas terdengar oleh manusia biasa makanya berreta mengetahui kalau orang-orang penduduk sedang berbisik tentangnya.

Ada sebagian dari mereka terlalu rasis tentang ras berreta yang aneh yaitu karena wujudnya yang seperti boneka dan ada sebagian yang seperti mengkritik pedas tentang pakaiannya berreta yang hanya memakai jubah hitam saja. Ya mau bagaimanapun juga berreta cuek karena ia tidak merasa tersakiti sebab ia tidak mempunyai emosi sama sekali.

Lalu tiba-tiba ia mendengar suara tangisan anak kecil, dan berreta berbalik dan melihat kerumunan para penduduk.

"Anak kurang ajar!!!."

"Hueee......"suara tangisan.

Berreta bisa mendengar seseorang yang sedang membentak. Para penduduk pasti berkumpul disana untuk melihat kejadian itu.

Mungkin sudah saatnya berreta mengaktifkan Spell sihir miliknya.

[Spirit Beast Magic : Eye Of Ikarus]

Dengan Spell ini penglihatan Berreta bisa menembus kerumunan penduduk dan melihat apa yang terjadi.

Sedikit informasi Ikarus adalah Spirit Beast yang ada di game Ragnarok Reverie yang berbentuk Elang berbulu emas, salah satu kemampuannya Ikarus adalah penglihatan tembus pandang dan berreta menggunakan Sihir yang sama seperti Ikarus.

Kembali ke cerita, tangisan anak kecil yang didengar oleh Berreta itu berasal dari dua anak perempuan yang memiliki telinga runcing dan berumur sekitar 7 tahun, mereka memakai baju compang-camping dan mempunyai sebuah belenggu tak berantai di leher mereka. Sedangkan  yang membentak mereka adalah seorang kakek-kakek yang menendang-nendang mereka dengan keras sampai mereka berdua terluka.