DUA~ Entahlah, apa yang terjadi dengan semua ini
*****
"Ranya mana?" Tanya Bayu.
"Dia pindah sekolah." Jawab Sang ketua kelas.
Bayu menatapnya tidak percaya. "Lo tau dari mana?"
"Tadi gue dipanggil sama Bu Maya disuruh ke ruang kepsek. Terus ada Bundanya Ranya di sana."
Bayu menyesal atas perbuataannya, andai saja waktu bisa diulang.
"Kenapa lo? Murung gitu mukanya? Bukannya lo udah putus sama Ranya? Biarin aja kali." Tanya Raka yang baru datang dan segera duduk di bangkunya.
*****
Seorang perempuan yang mempunyai rambut panjang berwarna hitam sedang jalan santai menuju kelasnya sambil memasang earphone ditelinganya.
Saat sudah sampai pintu, ia mencopot earphone yang berada ditelinganya. Ia berjalan santai ke tempat duduk kesayangannya yang berada di dekat pintu barisan ke dua, dekat dengan jendela dan juga bisa sandaran ditembok. Ia membuka novelnya dan membacanya dengan serius. Tetapi dia merasa janggal akan suatu hal. Seseorang yang duduk di belakangnya, terus saja menusuk-nusuk punggungnya dengan pulpen.
"Apa?" Tanyanya yang tidak berbalik.
"Minjem buku sejarah dong," Pinta Dennis.
Walaupun Ranya murid baru di SMA Nusa Tenggara, tapi ia sangat ramah dan pandai berteman dengan semuanya. Makanya, ia langsung cepat mempunyai teman. Ia mengambil bukunya yang berada di tas tanpa melihat dahulu ke belakang. Ranya menyodorkan buku itu kepada Dennis.
"Thanks."
Ranya melanjutkan aktivitasnya yang terganggu. Andai saja, Ranya berharap seperti seorang perempuan yang berada didalam novel. Dicintai dengan seorang lelaki yang tulus, dan benar-benar memperjuangkan cintanya sampai matipun.
Seperti, Dilan yang berusaha mendapatkan Milea dengan kata-kata manisnya. Seperti, Romeo dan Juliet. Seperti, Nathan dan Salma. Tapi khayalan Ranya tiba-tiba buyar karena sesuatu yang sangat penting bagi dirinya ada di tangan orang lain.
"Ini apa?" Tanya Dennis sambil membulak-balik buku yang diberi Ranya. "Oh, ini mah diary." Seru Dennis, karena tangan Dennis gatal ia membuka diary Ranya, sesekali ia membacanya. "Andai-berandai, aku bisa menjadi sosok yang kamu inginkan." Ujar Dennis membaca salah satu puisi yang berada di dalam diary Ranya itu.
Ranya membalikkan badannya dan berusaha mengambil diary itu dari Dennis. Semakin dikejar, semakin jauh. Dennis terus saja meninggikan diary itu sampai Ranya tidak bisa mendapatkannya, karena Dennis lebih tinggi sedikit daripada dirinya.
"Dennis kembaliin!" Geram Ranya yang masih berusaha mengambil bukunya.
"Coba dong! Kalau bisa." Dennis lebih meninggikan diary itu. Dennis naik ke kursi dan Ranya naik ke meja. Tetap saja Ranya tidak bisa menggapainya. Dennis dipanggil oleh Fari dan itu membuat kesempatan bagi Ranya. Ranya mengambil buku itu, namun tangan Dennis susah untuk ditarik.
"Ih Dennis! Lepasin nggak!"
Dennis yang merasa Ranya sudah mulai berusaha ia dengan sekuat tenaganya meninggikan buku itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY RANYA! [REVISI]
Genç KurguSeorang gadis berambut panjang berwarna hitam dan mempunyai hidung mancung. Ia bernama Ranya. Ranya telah ditikung oleh sahabatnya sendiri. Sahabat tidak tahu diri. Ranya juga memulai cinta pertamanya di SMA Bhinneka bersama Bayued Syairifain. Ranya...