10

2.1K 345 31
                                    

more than kisses,

letters mingle souls;

For, thus friends absent speak."

Dari kumpulan puisi John Donne yang artinya:

Lebih daripada ciuman,

Surat membaurkan jiwa

Bahkan tanpa berbicara

============================================================

"Surat, My Lord."

Vincent mengibaskan tangannya. Kepala pelayannya yang biasanya hanya patuh dan tanpa banyak bicara langsung mohon diri, herannya hari ini tampak keras kepala dan memilih berdiri diam di tempatnya.

Vincent menggerutu. Alcohol membuatnya kehilangan kemampuan untuk bersikap rasional, atau entahlah, mungkin ia hanya mendadak malas berpikir. "Aku memintamu meninggalkannya di meja dan pergi. Biasanya kau lebih pintar daripada ini, Chad."

Chad si kepala pelayan berdehem, "Karena surat kali ini butuh balasan, My Lord. Sementara surat lainnya memang tidak mengapa dibiarkan menunggu."

Vincent menggumam, sadar betul bahwa tatapan mata Chad jatuh ke setumpuk surat dan lembar berita yang dibiarkan menumpuk tinggi di mejanya. Pekerjaannya sebagai Marquis sudah menggunung, dan ia belum sempat memilah-milah undangan mana yang perlu dihadirinya dan mana yang perlu ditolaknya.

Persetan, bukan? Siapa yang peduli dengan pesta dansa dan semacamnya kalau tunangannya tidak berada di sampingnya untuk menemaninya? Vincent tahu begitu kakinya melangkah ke ruang pesta, yang akan mengikutinya hanyalah tatapan ingin tahu, bisik-bisik yang mengganggu, serta ratapan simpatik dari sesama bujangan yang hatinya pernah dipatahkan oleh gadis pujaan mereka.

Brengsek, memangnya dirinya setolol itu sampai mau repot-repot datang hanya untuk dihina.

"Kalau itu Madam Fibril yang mengundang, sampaikan penolakanku."

"Bukan Madam Fibril, My Lord."

"Baiklah, Countess atau Marchioness atau Her Grace sekalipun..." desah Vincent lelah sambil mengusap wajahnya. Ah dagunya kasar karena belum bercukur selama seminggu. Siapa yang peduli?

Pikiran Vincent tak urung kembali kepada Penelope. Apakah kalau gadis itu melihat kondisinya sekarang... hatinya akan tergerak? Atau setidaknya... merasa bersalah?

"Bukan Countess, Marchioness, atau seorang Duchess, My Lord. Tunangan Anda, Miss Penelope Stratton datang berkunjung."

Vincent menatap Chad kaget.

Pertama kali dalam hidupnya, Chad melihat tuannya mengalami pergulatan emosi yang jelas di wajahnya. Pertama kali semenjak ia mulai bekerja dan melayani keluarga ini, ia menyaksikan seorang Marquis of Anglesey kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan emosinya tetap datar.

Tuannya sepertinya ragu-ragu, sampai membuat Chad yang sudah berumur ingin sekali turun tangan, berlaku lancang, dan mengambilkan keputusan atas nama Tuannya untuk memanggil gadis itu masuk untuk bertemu. Karena jelas, sebenarnya itulah yang ingin Vincent lakukan.

Sepertinya kalimat, "Tolong persilakan dia ke dalam" sudah ada di ujung lidah tuannya, hanya saja, sekali lagi, seorang pria selalu kalah pada harga dirinya.

Atau mungkin, Vincent hanya terlalu terluka.

Kepala pelayan yang cerdas selalu berhasil mendapatkan informasi atau kasarnya, gossip terkini tentang tuannya. Bukan berarti Chad sebodoh itu untuk membocorkan kepada Tuannya bahwa ia sebenarnya diam-diam punya sifat suka ikut campur.

The Baron's Daughter [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon