S.2 | Samantha's Boyfriend

234 16 5
                                    

Kayla sedang menusuk potongan apel dengan garpu ketika ponsel di dalam ransel hitamnya bergetar tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kayla sedang menusuk potongan apel dengan garpu ketika ponsel di dalam ransel hitamnya bergetar tiba-tiba. Kayla memasukkan sepotong apel ke dalam mulutnya, lalu membuka ritsleting, mengambil ponselnya, menggeser layar dan menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Kayla. Sorry, baru bisa hubungin lo. Kemarin lo pulang sama siapa? Mabok nggak? Ada yang godain elo?"

Kayla menelan ludah. Samantha berbicara dengan suara cukup keras, ia takut anggota keluarganya mendengar apa yang Samantha tanyakan padanya. Bisa-bisa ia langsung dikirim ke panti asuhan jika ketahuan sering menemani Samantha ke kelab.

Kayla melirik anggota keluarganya sebentar. Aman.

Ayahnya sibuk melahap sarapan sambil menulis sesuatu di atas buku catatan. Ibunya tengah menuang susu segar ke gelas Kalvin. Dan Kalvin, saudara kembarnya itu tengah bermain game sambil mengunyah makanan.

Kayla beranjak pelan dari kursi.

"Mom, aku ke kamar sebentar," ujar Kayla pelan.

"Ups. Sorry— gue enggak tahu lo lagi sama keluarga lo."

"Ada barang yang ketinggalan, Kayla?" Adriella bertanya lembut pada putrinya.

Kalvin terlihat tertarik dengan percakapan ibu dan kembarannya. Oleh karena itu, Kalvin mengangkat pandangan dari ponsel dan tersenyum jahil pada Kayla.

"Pacarnya telpon kali tuh! Takut kedengaran kita, Mom!" Kalvin berkata dengan nada jahil.

Kayla yang sedang berjalan menuju tangga berhenti, memutar badannya dan menatap Kalvin dengan mata menyipit.

"I don't have boyfriend," balas Kayla datar. Lalu kembali berjalan, dan menaiki undakan tangga.

"Oh yeah! Gue hampir lupa, kembaran gue ini kan ansos, mana bisa punya pacar!" Tawa Kalvin meledak setelah mengucapkan itu.

Kayla yang sudah hampir sampai di undakan tangga terakhir, lagi-lagi berhenti dan memutar badannya. Mengeluarkan jari tengah dan mengumpat pada Kalvin.

"Just go to the hell, Kalvin!"

***

"Gue enggak mabok kok." Kayla sudah sampai di kamarnya. Ia tengah duduk di atas kasur, teleponnya masih tersambung dengan telepon Samantha.

"Ha-ha, seharusnya gue enggak usah nanya itu. Gue tahu lo kalau ke club, kalau enggak lemonade, udah pasti air putih. By the way, elo pulang sama siapa kemarin?"

Pertanyaan Samantha dari seberang sana membuat Kayla membeku seketika. Kayla berterima kasih karena mereka berkomunikasi lewat telepon. Jika secara langsung, Samantha pasti akan penasaran mengapa kulit wajahnya kini memerah.

Kayla bergerak gelisah. Menjawab Samantha dengan ragu.

"Ngg ... gue pulang sama cowok lo."

Samantha terdiam di seberang sana. Lalu kemudian Kayla merasakan tangannya yang mengenggam telepon mulai berair. Apakah Samantha marah dan cemburu?

SEPARATE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang