S.1 | Forbidden Feeling

479 20 5
                                    

Kayla menyesali keputusannya menerima ajakan Samantha. Ia benar-benar ingin keluar dari tempat bising ini, penuh orang, pengap, dan ribut. Kayla tak suka.

Ia mengaduk cairan lemon di gelasnya asal. Kayla terus memutar bola matanya, mencari-cari Samantha. Tapi nihil, ia tidak mendapatkan Samantha di sudut manapun. Kemana sebenarnya gadis itu?!

Kayla menatap ponsel yang ia letakkan di dekat gelas lemonade-nya, tidak ada pesan balasan dari Samantha. Ia sudah beberapa kali menghubungi Samantha, tapi tak diangkat oleh gadis itu.

Kayla menghembuskan napasnya pasrah, lalu bagaimana caranya pulang sekarang? Sudah hampir pukul 1 pagi pula.

"Kayla, bukan?"

Sebuah suara membuat Kayla mengangkat kepalanya.

"Lo temennya Samantha, kan? Liat dia dimana, kagak?" Lelaki itu bertanya dengan sedikit berteriak karena suara musik di ruangan ini terlalu keras.

"Kenny?" Kenny Erlangga. Si manis yang cukup populer di sekolahnya. Tampan, punya lesung pipi, dan segudang prestasi.

"Iya gue Kenny. Liat Samantha nggak?"

Kayla terdiam. Untuk apa Kenny ini mencari Samantha? Apa mungkin Kenny adalah lelaki yang dimaksud Samantha kemarin? Memang sih, Samantha ada bercerita bahwa dia baru saja menjalin hubungan ... tapi Kayla tak sampai kepikiran bahwa pacar Samantha itu si Kenny ini.

Melihat dari daftar mantan-mantan Samantha, Samantha terlihat lebih tertarik dengan cowok-cowok nakal daripada tipe seperti cowok yang sedang berdiri di depannya menunggu jawaban.

"Nggak tahu. Gue juga lagi nyariin dia," jawab Kayla.

Kenny terlihat terdiam untuk beberapa menit. Lalu, kemudian lelaki itu mendaratkan bokongnya di sofa yang sama dengan yang sedang Kayla duduki.

"Apa Samantha udah cerita ke lo kalau gue pacarnya?" Entah kenapa Kenny tiba-tiba bertanya seperti itu.

Kayla melirik Kenny sekilas. Lalu mengangguk kaku. Ya, beginilah Kayla, gadis itu tidak terbiasa berinteraksi ramah pada orang-orang.

Ia tertutup dan cinta kesendirian.

Kenny diam setelahnya. Kayla juga diam. Lebih baik seperti ini. Suasananya memang awkward, tapi Kayla akan merasa lebih awkward lagi jika Kenny terus mengajaknya berbicara.

Selama hampir sepuluh menit waktu berjalan, dan situasi antara Kayla dan Kenny tetap seperti tadi, tak ada yang mau memulai komunikasi.

Sampai seorang pria berkaus Gucci dan jeans robek-robek mendekati Kayla dan menjulurkan sebuah gelas ke hadapannya.

"Bored, girl?" Pria itu bertanya pada Kayla sambil tersenyum manis.

Kayla menatap pria itu tanpa ekspresi apapun.

"Kamu bosen ya? Muka cantik kamu itu nunjukkin banget kalau kamu enggak suka di sini. Coba minum ini dulu, habis itu aku bakal ajak kamu ke suatu tempat, biar enggak bosan kayak di sini. How?" Pria itu terus tersenyum, walau Kayla terus merespon usahanya mendekati Kayla dengan tatapan siap membunuh.

Kayla bukan gadis kecil polos yang tidak tahu apa tujuan pria ini mendekatinya. Oke, hal ini lumayan sering terjadi. Biasanya yang akan membantunya mengusir pria hidung belang itu adalah Samantha, tapi kini tak ada Samantha. Kayla jadi bingung sendiri harus mengusir pria ini dengan cara apa.

Apa mungkin ia akan pergi saja?

"She's with me."

Kayla terkejut ketika Kenny tiba-tiba merangkul pundaknya dan menarik dirinya mendekat ke tubuh Kenny.

"Oh ya? Sorry." Pria genit itu langsung pergi setelah Kenny beraksi demikian.

Setelah pria itu pergi, Kenny langsung melepas rangkulannya, dan tersenyum lebar pada Kayla, hingga terbentuk dua cerukan dalam di kedua pipinya.

"Pria-pria kayak gitu jangan mau terima ajakannya, Kayla. Mereka punya maksud tersembunyi. Gue tadi sebenarnya udah mau cabut tuh, nyariin Samantha. Untung aja gue nggak pergi, kalau gue pergi nggak tahu deh lo gimana," ucap Kenny lalu tertawa kecil.

"Thanks," balas Kayla singkat.

"Kayaknya gue nemenin lo di sini aja deh, gue udah message Samantha, bilang ke dia kalau gue lagi sama lo. Takut ada kejadian kayak tadi lagi."

Ucapan Kenny itu membuat Kayla susah menelan ludahnya tiba-tiba. Oke ... Kayla belum pernah berurusan perasaan dengan seorang lelaki sebelumnya. Akibatnya, ia jadi tidak mengerti rasa asing yang tengah menganggunya saat ini apa, ia juga tak mengerti rasa menggelitik di perutnya ini karena apa, dan ia lebih tak mengerti lagi kenapa jantungnya bisa berdebar dengan sangat cepat, hanya karena sebuah tindakan dan serangkaian kalimat dari pacarnya Samantha itu.

Kayla terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri, sebelum akhirnya getaran di ponselnya menyadarkannya.

Samantha Edeline : Lo pulang duluan aja, Kay. Maaf gue nggak bisa temenin lo dulu. Seriously, gue lagi dapet masalah.

Kayla menegang membaca pesan singkat dari Samantha. Sekarang harus dengan apa ia pulang? Ia tak membawa mobil pula. Menghubungi Papa atau Kalvin untuk menjemput bukanlah pilihan yang tepat. Naik taksi online apalagi, ini sudah begitu malam.

Kayla menatap lelaki yang tengah duduk di sampingnya sambil memainkan ponsel.

Tidak, Kayla.

Kayla menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu pasti perasaan apa yang baru saja ia alami karena perbuatan Kenny itu, tapi Kayla merasa ...  jika ia membiarkan perasaan itu membesar, hidupnya yang penuh kesendirian dan ketenangan itu akan berantakan.

"Kenny. Samantha suruh gue pulang. She has some trouble," ucap Kayla, dan membuat Kenny memiringkan kepalanya menatap Kayla .

Oh sial. Seharusnya Kayla tak perlu mengatakan itu, harusnya ia langsung pergi saja tanpa perlu menjelaskan apapun pada Kenny.

"Oh ya? Gue juga dapet sih pesan dari dia barusan. Yaudah, gue cabut dulu ya. Lo be careful, kalau ada cowok kayak tadi langsung cabut aja enggak usah ditanggapin." Kenny memasukkan ponsel ke dalam saku celananya dan bangkit berdiri. Lelaki itu hendak pergi. Namun berhenti. Karena Kayla mencengkram lengannya tiba-tiba.

Kayla menelan ludah. "Lo bisa antarin gue pulang?"

Kenny menatapnya dengan alis terangkat dan raut bingung. Saat itu juga Kayla menyesali perbuatannya barusan dan berharap bisa menarik ucapannya. Kayla langsung melepas tangannya dari tangan Kenny.

Sial, perasaan asing itu kembali muncul. Kayla menahan napasnya, ini kacau. Kayla benar-benar merasa bodoh. Kenapa juga ia meminta Kenny untuk memberinya tumpangan pulang?!

Ini kacau....

Dan semuanya semakin kacau saat Kenny mengangguk, menggandeng tangannya, dan berkata, "Ayo, no problem. Baru nyadar sekarang udah jam satu lebih, cewek nggak boleh pulang sendiri."

***

Hai, all! Sudah lama ya aku nggak muncul di dunia oranye ini? Ha-ha. Aku sedang terserang writer block beberapa bulan ini, makanya aku enggak nulis cerita. Sekarang aku kembali muncul.

Hope you like it.
With love,

Unixknown ❤️

SEPARATE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang