Kaki gunung tertutup oleh kebun teh yang lebat , hanya ada satu jalan saja menuju puncak , matahari mulai terbit , hawa dingin mengelilingi.
Terkadang kami menemukan beberapa jalan yang bercabang namun untunglah kami di bantu oleh orang orang yang lagi metik teh.wajah Tania terlihat sangat bersemangat begitu juga dengan Gia.
Namun walaupun kami sudah berjalan sangat lama dan jauh , jalan yang terlihat tetap saja kebun teh.
"Huh, ini jalanya bener gak sih ? " Wajah Tania mulai terlihat bete
"gak tahu nih, gambar petanya kagak jelas, cuma gambar lurus lurus doang buktinya tadi kita banyak nemuin jalan bercabang " Terlihat wajah Gia juga mulai bete."Udahlah, tadi kan kita juga udah di bantu sama orang yang metikin teh, jadi jalannya gak mungkin salah " kataku kemudian memutuskan diam untuk menyimpan tenaga.
Terlihat jalan di depan lagi lagi bercabang , memang sih di situ ada petunjuk arah tapi udah lumutan tulisannya juga gak jelas. Padahal di sekitar situ gak ada orang yang bisa kami tanyai .
Gia berjalan di depan , Tania di tengah sementara aku berjalan paling belakang.
Sekarang tanggal 23 ah, iya aku hampir lupa .
"Happy birthday Flora Aprilia Gianda. Semoga panjang umur , sehat selalu, cepet dapet jodoh, lancar rejekinya, somoga yang di semogakan tersemogakan ya ..." teriakanku dari belakang , ternyata mengejutkan Gia sampai sampai Gia kepeleset dan jatuh.
"Buahahahaha " aku dan Tania tertawa lebar.
"ih, apaan sih bantuin kek malah pada ketawa. " Kata Gia dengan wajah kesal.
"iya iya " kataku dan Tania kemudian kami membantu Gia untuk berdiri.
"Jadi gimana ? Pilih kanan apa kiri ?" Tanyaku.
"Em... Gini aja , aku bakal ke kanan , Tania pergi ke kiri. Setelah aku atau tania tahu jalan yang benar , kami akan kembali ke sini. Sementara Lo Ella tunggu aja di sini , kalo dalam waktu beberapa jam kita gak balik , Lo turun buat cari bantuan " jelas Gia."Lo yakin Giy ? Kalo salah satu di antara kalian kenapa-kenapa gimana ?." Tanyaku cemas .
"Ella Ela, teknologi sekarang udah canggih, kalo ada apa apa tinggal telfon." Balas Gia sambil menggelengkan kepalanya.
"Santai aja Ella, gak usah kawatir berlebihan. " Kata Tania menenangkan.Aku khawatir sama kalian tuh pertanda sayang, kalo kalian ketemu si Nona Belanda itu gimana ? Gue juga takut kali kalo ditinggal sendirian.
Kemudian kami pun berpisah di persimpangan. Jam ku menunjukan pukul 06.15 , tiba tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang sontak aku pun langsung berbalik.
"Oh, ada apa Bu ?" Tanyaku pada ibu ibu yang menepuk pundak ku , kira kira usianya sekitar 50 tahun. Ibu itu tersenyum kepadaku sambil bertanya beberapa hal.
"Adek bingung pilih jalan ya ? Kalau berdasarkan pengalaman saya, sebenarnya di gunung ini hanya ada 1 jalan menuju puncak , bila ada jalan bercabang biasanya itu ada hewan hewan yang lalu lalang, ada juga mitos yang bilang kalau jalan itu sengaja di buat mereka untuk menyesatkan pendaki " kata ibu itu menjelaskan.
"Oh ? Mereka maksudnya apa ya Bu ?" Tanyaku bingung.
"Itu loh dek , Noni Mor dan teman temannya. " Ibu-ibu
"O,oh.. begitu . Jadi, jalan yang benar belok mana Bu ? " Tanyaku.
"Pokoknya kalau adek ketemu jalan bercabang lagi, belok kiri saja . satu lagi , jangan memainkan HP di hutan itu hanya akan mengundang petir." Kata ibu itu. Aku hanya mengangguk dan tiba tiba
Ting sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel ku. Ternyata dari grup'KAPANPUN DIMANAPUN' yah, ini grup yang dibuat Gia khusus untuk kita bertiga.
Giy mood🙉(Gia) : Eh, kayaknya gue nyasar deh.
Gue : iya tuh, tadi gw udh tanya ibu ibu , harusnya kita belok kiri.
Giy mood🙉: ck, mampus gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunung Mati
Mystery / ThrillerAda mitos yang tersebar bahwa siapapun yang mendaki gunung ini sampai ke puncak , orang itu akan mati , namun apakah itu hanya mitos belaka ? Kami bertiga akan membuktikannya # 1 Scary 20 Maret 2020