Van

667 25 6
                                    

Sebelum baca, jangan lupa Like ,comment dan subscribe :)
~ T r i m a k a s i h ~
.
.
.
Gia POV

" Berhenti dulu ya kak , Kira kira kalau segini sudah aman belum kak ? " Gadis tadi berhenti sejenak untuk menghela nafas . Tangan kanannya terlihat masih tegar menopang tubuh Gia .

" Kamu kayaknya capek. Mau istirahat dulu aja ? " Gia juga tak kalah kelelahan. Terlihat keringat mengalir dengan deras membanjiri luka di dahinya .

"Iya. Saya lumayan capek. Kalau saya boleh tahu, tadi itu siapa kak ?" Gadis berbaju merah tadi meletakkan Gia di tanah untuk bersandar pada sebuah pohon.

" Tadi... Dia itu Sigit. Padahal... Dia tadinya... Gak kayak..gitu. kenapa tiba-tiba dia bisa berubah ya..." Gia mendesah pelan, mengingat orang yang begitu dia kagumi , beberapa saat lalu mencoba membunuhnya. "Oh iya , nama kamu siapa ? Kamu berani banget loh... Tiba tiba langsung nyelamatin aku . Makasih " Gia menatap lekat lekat mata penyelamat nya itu.

" Em... Kakak boleh panggil aku Van " Gadis bernama Van itu mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menghindari tatapan Gia. Entahlah, mungkin Van merasa canggung ?

" Van.. pokoknya makasih banyak. Kamu baik banget sama orang yang baru kamu kenal. " Gia berusaha bangun dari duduknya. Tangan nya bertopang pada sebuah pohon di sampingnya untuk membantu Gia berdiri. Kakinya masih terlihat gemetaran.

" Loh , kakak mau kemana . Jangan banyak gerak dulu . Kakak butuh istirahat. " Kali ini Van terlihat benar benar khawatir pada kondisi Gia.

" Ga papa kok Van . Aku harus cari temen temenku. Bisa aja mereka dalam bahaya kan ? Tadi salah satu dari mereka kirim pesan ke aku . Katanya dia butuh bantuan. Jadi aku gak bisa cuma duduk diem di sini. "

Tanpa diduga , wajah Van berubah muram . Ekspresi cerianya berubah menjadi ekspresi sedih, menyesal, dan geram . Rupanya, Van berhasil membuat Gia khawatir dan kebingungan .

"Van, kamu ken-"

" Gak papa kok kak. Kakak ngingetin aku sama ibuku. Dulu , ibu meninggal gara gara aku. Beliau berusaha melindungi aku dari dukun hutan ini. Mirip seperti kakak. Kakak lebih mementingkan sahabat sahabat kakak daripada nyawa sendiri. Saya kagum " Van tidak ingin membuat Gia semakin khawatir. Dia langsung menyunggingkan senyum terbaiknya pada Gia.

" Dukun ?" Gia yang tertarik dengan kata kata Van, langsung menanyakan maksud dari kata dukun yang keluar dari mulut Van

" Ehm... Kita cerita sambil jalan aja ya kak. Sekalian cari temen temen kakak" Van berdeham pelan lalu kembali menopang Gia sambil berjalan beriringan. Setelah berjalan beberapa meter, Van mulai buka suara " sebenarnya dia bukan dukun . Dia itu cuma nenek tua yang hidup sendirian. Dulu dia pernah sakit keras dan hampir meninggal. Tapi, di detik detik Kematiannya , dia membuat perjanjian dengan iblis...."

Tap

Tap

Gia menangkap sebuah suara. Suara langkah kaki yang berasal dari belakang mereka. Gia menoleh, mencari sumber suara.
"Siapa ?!" Gia menaikkan nada suaranya. Tapi tidak ada jawaban.

"Mungkin suara angin ? " Van menepuk bahu Gia, lalu kembali berjalan.

" Perjanjian sama iblis ? kamu serius? Udah kayak di film horor aja. Terus terus ? Gimana ? Apa isi perjanjiannya ? " Gia mengabaikan suara yang tadi didengar nya dan meminta Van untuk melanjutkan ceritanya.

" Isinya.... Nenek itu minta dia diberi umur panjang dan kembali awet muda. Tentunya hal itu dapat dikabulkan dengan mudah oleh para iblis ... Tapi dengan 2 syarat... yang tidak mudah tentunya..."

Gunung MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang